Teologi Ibnu Khaldun

2. Teologi Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun pun turut membahas akan ilmu tauhid atau yang dikenal dengan nama ilmu kalam dan segala yang berkaitan dengannya dalam perspektif Al- Qur’an dan Sunnah Nabawiyah dalam dua bagian pembahasannya di kitab Mukaddimahnya. Pe mbahasan pertama dalam temanya ‘ilmu kalam’, ia banyak mengamati dan membahas akan permulaan

munculnya ilmu ini dan masalah-masalah penting yang berkaitan dengan ilmu ini, khususnya masalah keimanan, Islam dan juga sifat-sifat Allah. Ia pun membahas akan kemunculan sekolah-sekolah tinggi yang mengajarkan akan ilmu ini serta munculnya ilmu ini dan masalah-masalah penting yang berkaitan dengan ilmu ini, khususnya masalah keimanan, Islam dan juga sifat-sifat Allah. Ia pun membahas akan kemunculan sekolah-sekolah tinggi yang mengajarkan akan ilmu ini serta

‘mengungkapkan tabir tentang mutashabih (lafadz yang tidak bisa ditafsirkan) yang ada Al- Qur’an, Sunnah dan juga

representasinya di setiap keyakinan berbagai kelompok sunni dan juga mubtadi’ (orang yang suka mengada-ada suatu hukum)

, ia banyak menerangkan tentang lafadz mutasyabihat, khususnya ayat-ayat dan juga hadits mutasyabihat tentang sifat Allah yang secara zahirnya menunjukkan akan fisik Allah, seperti halnya firman Allah Swt: (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arsy, dan juga firman-Nya: Tangan Allah diatas tangan mereka. Tampak Ibnu Khaldun memandang -di tengah pematangannya akan kitab Mukaddimah- bahwa apa yang ia jelaskan dan ia bahas di bagian sebelumnya belum cukup untuk menjelaskan akan hakikat ilmu ini dan permasalahan yang ada didalamnya, seperti halnya perbedaan para ulama dalam berbagai halnya yang menyangkut akan keilmuan ini. Karenanya, ia menambahkan satu bagian pembahasan lagi yang sekiranya mampu melengkapi kekurangan yang ada di pembahasan sebelumnya serta menjelaskan secara detail sesuatu yang tampak global di pembehasan sebelumnya. Penulis telah menerbitkan kedua pembahasan ini dalam cetakan yang diterbitkan oleh penerbit Lajnah Bayan, yang man keduanya disertai dengan pandangan serta komentar atas materi yang ada didalamnya yang kesemuanya ini termuat dalam tiga puluh halaman (Mukaddimah: Bayan 1035-1063)

Kedua pembahasn ini memuat hakikat ilmu tauhid yang sangat bernilai dengan penjelasan akan permasalahan yang ada dalam keilmuan ini. Ia pun banyak merumuskan titik perbedaan yang ada dalam setiap sekolah dan kelompok yang ada.

Pembahsan Ibnu Khaldun yang sangat mendalam dan juga penjelasannya akan banyak kelompok dan aliran yang berbeda dalam keilmuan ini menunjukkan akan intens Ibnu Khaldun dalam keilmuan ini. Diakhir penjelasannya akan kedua pembahasan tentang ilmu tauhid ini, ia menyebutkan bahwa yang ia lakukan hanya sekedar pendalamannya kepada permasalahan yang ada dalam keilmuan ini dan seandainya ia banyak mengungkapkan kata dalam hal ini, semua ini seolah menunjukkan akan kekurangan ilmu yang disandangnya.

Ibnu Khaldun tidak hanya membahas aliran ilmu tauhid ini dalam dua pembahasan tersebut, namun ia juga mengkritik setiap aliran yang ada layaknya seorang yang pakar didalamnya. ia pun banyak mengemukakan pendapatnya yang tajam disertai dengan banyak bukti dan hujjah naqly (dari al- Qur’an dan Sunnah) dan juga aqlinya (berdasarkan pemikiran logis).

Demikianlah, Lisanuddin bin Khatib menyebutkan dalam kitabnya ‘Al Ihathah fi akhbari gharnatha‟ bahwasannya Ibnu Khaldun meringkas dan mengambil intisari dari karya Imam

Fakhruddin Ar Razy yang berjudul Muhshal afkaril mutaqaddimin wal mutaakhirin, yang berisi tentang ushuluddin (usal usul agama) atau yang dikenal dengan nama ilmu tauhid, juga ilmu kalam.

Akhirnya Muhammad Abdul Anan menemukan copy dari tulisan asli Ibnu Khaldun yang berisi ringkasannya akan kitab Razy tersebut di perpustakaan Escorial. Ia dalah ringkasan yang dikemukakan oleh Lisanuddin bin Khatib sebelumnya; tema ringkasan tersebut adalah Lubabul Mukhsal fi Ushuluddin yang artinya dia menulis buku tersebut yang Akhirnya Muhammad Abdul Anan menemukan copy dari tulisan asli Ibnu Khaldun yang berisi ringkasannya akan kitab Razy tersebut di perpustakaan Escorial. Ia dalah ringkasan yang dikemukakan oleh Lisanuddin bin Khatib sebelumnya; tema ringkasan tersebut adalah Lubabul Mukhsal fi Ushuluddin yang artinya dia menulis buku tersebut yang

tambahkan kata ‘Lubab‟. Dibawah ini adalah ungakapan yang dituliskan oleh Muhammad Anan tentang Ibnu Khaldun,

khususnya yang berkaitan dengan masalah ini:

Ia adalah penulis kecil dalam ilmu ushul 124 . Kami telah menemukan bukti akan hal tersebut ditengah penelitian kami di perpustakaan Escorial di Spanyol yang mengumpulkan banyak kumpulan karya tulis dari Andalusia. Kami menemukan sebuah buku yang berjudul „lubabul muhshal fi ushuluddin‟ yang ditulis oleh hamba

Allah yang fakir, yang hanya membutuhkan-Nya, yang mengharapkan segala ampunan-Nya; Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al Hadromy, semoga Allah mengampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya serta dosa seluruh kaum muslimin.

Ibnu Khaldun berkata dalam Mukaddimahnya penjelasan tentang kitab „Lubabul Muhshal fi Ushulddin‟:

sesungguhnya ia mempelajari kitab muhshal -yang ditulis oleh Imam besar fakhruddin Ibnu Khatin (Fakgruddin Ar Razy)-dari guru dan juga syeikhnya Imam besar Abu Abdillah Muhammad bin Ibrahim Al Abily. Ia berpendapat bahwasannya dalam kitab terebut harus ada sesuatu yang dibuang khususnya sesuatu yang tidak diperlukan, juga ada beberapa hal yang harus ditinggalkan, karena tidak dibutuhkan dalam pembahasannya, juga menambah setiap jawaban dari setiap pertanyaan yang ada. „karenanya

terkadang kalimat ushul pun bisa bermakna ilmu ushul fiqh. Namun kitab yang ditunjukkan bukanlah tentang ushul fiqh, namun lebih berisi tentang ilmu tauhid atau yang lebih dikenal dengan ilmu kalam atau ushuluddin terkadang kalimat ushul pun bisa bermakna ilmu ushul fiqh. Namun kitab yang ditunjukkan bukanlah tentang ushul fiqh, namun lebih berisi tentang ilmu tauhid atau yang lebih dikenal dengan ilmu kalam atau ushuluddin

Tulisan yang dihasilkannya berkisar enam puluh halaman (kertas) dari kertas berukurab kecil. Ia menuliskannya dengan tulisan Ibnu Khaldun sendiri, menggunakan alphabet Maroko, Ia menuliskan pada akhir tulisannya: ia menyelesaikan ringkasannya pada hari rabu, 29 shafar 752 H. Lalu ia menuliskan penulisnya; hamba Allah yang fakir; Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al

Hadromy. 125

Arti dari kesemuanya itu adalah bahwasannya Ibnu Khaldun telah menuliskan buku „lubabul muhshal‟ pada

umumrnya yang kesembilan belas. Sangat jelas sekali, inilah tulisan pertamanya yang pernah ia tulis pada umurnya yang sangat muda dengan bukti bahwasannya seorang sejarawan mengamati kehidupan Ibnu Khaldun

yang sangat intens dengan ilmu ushul 126 n dengan sangat mendalam.

125 tulisan Ibnu Khaldun yang hanya satu-satunya ini disimpan di perpustakaan deir Escorial dengan nomor induk 1614 (sedang nomor pada

penomoran Ghaziri adalah 1609). Akhirnya tulisannya tersebut di tahkik dan disebar luaskan oleh Lucians Rubio, pakar filsafat di Deir Escorial Malaky. Tulisan inipun dicetak pada masa Abu Hasan Bathtahatun tahun 1952 dengan jumlah halaman 149 halaman. Penerbit menjadikan tulisannya ini sebagai bagian pertama; sedang bagian duanya adalah terjemahannya dalam bahasa spanyol, dengan pengantarnya tentang sejarah ilmu kalam.

126 Yang paling cocok adalah ilmu tauhid atau ilmu kalam atau ilmu ushuluddin. Karena ilmu ushul bisa bermakna ilmu ushul fiqh, sedang ilmu

ini adalah ilmu lain yang tidak sesuai dengan buku yang sedang dibahas.

Ibnu Khaldun telah membagi bukunya tersebut ke dalam empat bagian arau topik utama; pertama; tentang sesuatu yang aksiomatik (yang tidak perlu berpikir panjang akannya), kedua; tentang ilmu pengetahuan, yang diikuti tentang existensi menurut para filosof dan juga ahil kalam (teologist), ketiga; tentang ketuhanan, keempat;

tentang sam‟ayat (sesuatu yang hanya didengar). Setiap topik utama ini, dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Pembahasan pada buku ini ditutup dengan definisi iman

dan kafir, juga imamah, syiah dan jenis-jenisnya; serta ringkasan secara keseluruhan dan tujuan dari setiap topik yang ada dengan jelas dan susunan yang sistematis.

Satu hal yang menjadi catatan penting, bahwasannya karya Ibnu Khaldun „lubabul muhshal‟ adalah satu karya

tersendiri di alam ini, yang masih tersimpan di perpustakaan Escorial yang dulunya merupakan koleksi dari Zidane, sultan Marakish yang meninggal pada tahun 1627 H. diakhir bukunya tersebut, ditambahkan tulisan tangannya yang merupakan bukti kuat dari Ibnu Khaldun. 127

Demikianlah. Muhamad Abdullah Anan telah mengcopi kitab Ibnu Khaldun ‘Lubabul muhshal‟ tiga halaman. Pertama;

halaman tema dan judul dari kitab tersebut, kedua; halaman pertama dari kitab tersebut (kedua halaman ini ditulis sendiri oleh Ibnu Khaldun) dan ketiga; akhir paragraf dari

Muhammad Abdullah Anan, Ibnu Khaldun,I Cetakan kedua, hal 151-153 Muhammad Abdullah Anan, Ibnu Khaldun,I Cetakan kedua, hal 151-153

Kitab ini pula menjadi satu bukti akan kemampuan ilmu Khaldun dalam menanggapi permasalahan yang ada dalam bidang keilmuan ini dan pengetahuannya yang menyeluruh dengan berbagai jenisnya dan usaha dalam mempelajarinya serta mengamati permasalahannya sejak masa mudanya.