Prosedur pewarnaan Haematoxyilin-Eosin: Deparafinisasi dengan xylol 3 x 2 menit; Hidrasi dengan alkohol 100,
95, 90, 80, 70 masing-masing selama 2 menit; cuci dengan air mengalir 3 menit; Hematoxyline Mayer 5 menit; cuci dengan air mengalir 20 menit; Eosin 3
menit; cuci dengan air mengalir 1 menit; dehidrasi dengan alkohol bertingkat kembali 70, 80, 90, 95, 100 masing-masing selama 2 menit; xylol 2 x 2
menit; mounting tutup dengan entellanbalsem Canada dan cover gelas; biarkan hingga entellan mengering; amati dengan mikroskop cahaya Olymphus.
Setiap organ hati dibuat menjadi 1 preparat yang diambil dari potongan secara serial, kemudian masing-masing preparat diamati dengan mikroskop
dengan membagi preparat menjadi 4 area a,b,c,d pada pembesaran 100x dan 400x.
3.15. Pengamatan Hati Secara Makroskopis Anggraini, 2008
Pengamatan makroskopis hati meliputi warna, permukaan, dan konsistensinya, hati yang normal berwarna merah kecoklatan, permukaannya licin
dan konsistensinya kenyal. Kriteria normal bila tidak ditemukan:
- perubahan warna - perubahan struktur permukaan
- perubahan konsistensi Derajat kerusakan hati:
Normal = tidak terjadi perubahan warna +
= bila ditemukan terjadi perubahan warna ++
= bila ditemukan terjadi perubahan warna dan struktur permukaan +++
= bila ditemukan terjadi perubahan warna, struktur permukaan, dan konsistensi
3.16. Pengamatan Sel Hati Secara Mikroskopis Budiono dan Herwiyanti, 2000
Pengamatan histologi hati meliputi inti sel, sitoplasma, susunan sel, vena sentralis dan sinusoid. Sel-sel hati normal tidak ditemukan kelainan dalam inti sel,
sitoplasma, susunan sel, vena sentralis, dan sinusoid. Kriteria normal bila tidak ditemukan:
- Halo disekitar inti sel - Vena sentralis dan sinusoid tidak utuh
- Degenerasi lemak. Penilaian derajat kerusakan hati:
= tidak terjadi kerusakan jaringan hati +
= bila ditemukan salah satu kriteria halo disekitar inti sel atau vena sentralis dan sinusoid tidak utuh atau degenerasi lemak
++ = bila ditemukan adanya halo disekitar inti sel hati, vena sentralis dan sinusoid tidak utuh
+++ = bila ditemukan adanya halo disekitar inti sel, vena sentralis dan sinusoid tidak utuh, dan degenerasi lemak
3.17. Analisis Data
Data pengamatan yang diperoleh di analisa dan dipresentasikan dalam bentuk rata-rata simpangan baku rata-rata ± SD dilakukan uji normalitas dan
homogenitas data. Bila data berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji ANOVA Sugiyono, 2003. Bila terdapat perbedaan nyata dengan p0,05
dilanjutkan dengan uji Post hock analisa Bonferroni taraf 5 untuk melihat perbedaan antara kelompok kontrol dari masing-masing perlakuan. Jika distrubusi
data tidak normal dan tidak homogen maka dilakukan transformasi data kemudian diuji lagi normalitas dan homogenitas data. Apabila data masih tidak normal
distribusinya dan data tidak homogen maka diuji dengan uji Mann Whitney untuk membandingkan antara dua kelompok perlakuan pada kelompok data lebih dari 2
kelompok maka dilakukan uji Friedman. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini ditampilkan beberapa grafik histogram dari rata-rata data
hasil analisis yang berdasarkan hipotesa dan tujuan penelitian yang dilakukan selama 21 hari. Urutan tampilan hasil dan pembahasan dari penelitian ini ialah:
1. Isolasi dan penghitungan jumlah koloni bakteri asam laktat BAL, 2. Identifikasi bakteri asam laktat, 3. Perubahan prilaku mencit, 4. Bobot badan
mencit, 5. Berat hati mencit, 6. Pemeriksaan kadar enzim Glutamat Oksaloasetat Transaminase SGOT dan kadar enzim Glutamat Piruvat
Transaminase SGPT, 7. Kerusakan hati secara makroskopis, dan 8. Kerusakan sel hati secara mikroskopis.
4.2. Isolasi dan Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat BAL
Kultur bakteri pada soyghurt ditumbuhkan ke dalam media MRS agar.
Media tersebut merupakan medium selektif bagi pertumbuhan bakteri asam laktat. Untuk mengurangi jumlah populasi mikroba yang terdapat dalam media, terlebih
dahulu dilakukan pengenceran. Larutan pengencer yang digunakan dalam penelitian ini adalah NaCl fisiologis 0,85 yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan ion sel mikroba. Tingkat pengenceran tertinggi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sampai 10
-10
. Akan tetapi, koloni terpilih berasal dari kultur bakteri dengan tingkat pengenceran 10
-7
Jumlah koloni bakteri asam laktat BAL sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses fermentasi dalam menghasilkan metabolit
sekunder yang diharapkan dapat memperbaiki kerusakan hati, serta lamanya waktu fermentasi akan memberikan pertumbuhan bakteri tersebut lebih optimal
Herawati dan Wibawa, 2009. Jumlah koloni BAL menunjukkan angka yang bervariasi pada lama waktu fermentasi yang berbeda yaitu pada fermentasi 4 jam,
6 jam, dan 8 jam seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.2a.
.