Fisiologi Hati Hati Hepar

dan duktus biliaris. Hati memiliki 3-6 daerah portal perlobulus. Dikenal beberapa bentuk lobulus pada hati yaitu, lobulus klasik, lobulus porta, dan asinus hati. Rappaport 1954 mengemukakan asinus hati sebagai unit struktural dan fungsional dari hati yang merupakan massa sel parenkim yang berbentuk agak oval. Pada setiap ujung asinus terdapat vena sentralis yang disebut dengan terminal hepatic venule. Asinus terbagi dalam 3 zona yaitu; zona 1 periportal, zona 2 midzonal, dan zona 3 sentrilobular Gambar 2.4.2c. Gambar 2.4.2c. Sistem Asinus Hati Manusia Underwood 1992 dalam Agustiyanti 2008 Zona 1 adalah yang terletak paling dekat dengan daerah portal, hepatosit pada daerah ini menerima darah yang mengandung oksigen dan nutrien paling banyak, akibatnya zona ini pertama kali dipengaruhi oleh perubahan darah yang masuk. Zona 2 adalah daerah yang terletak di tengah lobulus, sel-sel dalam daerah ini merupakan sel yang memberikan respon kedua terhadap darah. Zona 3 adalah daerah yang letaknya paling jauh dari daerah portal, dan menerima darah yang sedikit mengandung oksigen dan nutrien, daerah ini merupakan daerah yang paling sering mengalami kerusakan akibat zat kimia.

2.4.3. Fisiologi Hati

Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi empedu. Hati mengekskresikan empedu Vena sentralis Vena sentralis Vena sentralis Daerah portal: -Vena porta -Arteri hepatika -Duktus biliaris Daerah portal: -Vena porta -Arteri hepatika -Duktus biliaris Daerah portal:Vena porta, Arteri hepatika, Duktus biliaris sebanyak satu liter per hari ke dalam usus halus. Unsur utama empedu adalah air 97, elektrolit, dan garam empedu. Pigmen empedu bilirubin merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif, tetapi dapat dijadikan indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya. Hati berperan penting dalam berbagai metabolisme, fungsinya dalam metabolisme karbohidrat, mengubah pentosa dan heksosa yang diserap usus halus menjadi glikogen dan disimpan di hati glikogenesis, kemudian glikogen di pecah menjadi glukosa, karena proses ini, hati menjadi sumber glukosa dalam tubuh yang berfungsi menghasilkan energi, dan proses biosintesis. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak yaitu mensintesis trigliserida dan fosfolipid. Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino; pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dalam cairan tubuh; pembentukan protein plasma berupa albumin untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, globulin berfungsi sebagai transport kolesterol dan trigliserida, hormon steroid dan tiroid, dan inhibisi aktivitas tripsin. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah membentuk fibrinogen dan protrombin, membuat darah berhenti mengalir membeku jika terluka Kujovich, 2005. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas, yang berperan dalam hal ini sel-sel kupffer, merupakan saringan penting bagi bakteri dan bahan-bahan asing melalui proses fagositosis. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin yaitu menyimpan semua vitamin dalam hati khususnya vitamin A, D, dan E. Hati juga berfungsi sebagai pusat detoksifikasi tubuh terhadap berbagai macam bahan seperti bakteri, virus, parasit, zat racun, logam berat, dan obat over dosis. Kemampuan hati untuk melakukan detoksifikasi dari bahan berbahaya tersebut karena hati juga mengandung antioksidan dengan berat molekul rendah dan enzim yang merusak kelompok oksigen reaktif ROS yaitu glutation tereduksi GSH, vitamin C, vitamin E, superoksid dismutase SOD, glutation peroksidase, dan katalase Arief, 2003. Fungsi hati sebagai hemodinamik, hati merupakan organ yang penting untuk mempertahankan aliran darah, hati menerima 25 darah dari cardiac output, aliran darah hati yang normal sekitar 1500 ccmenit, aliran darah ke hati dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan, dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu kerja, terik matahari, dan shock Burt dan Day, 2002. Hati memiliki dua sumber pemasok darah yaitu vena porta dan arteri hepatika, ke duanya merupakan sistem aliran darah utama yang menyediakan darah untuk hati Junqueira et al., 1998. Darah masuk melalui vena porta yang berasal dari saluran pencernaan dan organ abdomen lain yaitu limpa, pankreas, dan kantung empedu. Darah yang masuk mengandung berbagai nutrisi yang baru diserap dan siap untuk diproses lebih lanjut oleh hati. Selain nutrisi, turut masuk berbagai bakteri, darah merah yang sudah tua dan toksin yang harus diolah, dihancurkan atau juga disimpan. Sebanyak 80 darah pada organ hati berasal dari vena porta sedangkan dari arteri hepatika mengalir sekitar 20 darah yang kaya oksigen. Darah dari arteri hepatika dan vena porta mengalir dari arah triad portal ke vena sentralis sedangkan empedu mengalir dari arah vena sentralis ke triad portal Robbins dan Cotran, 2010.

2.4.4. Kelainan Fungsi Hati dan Kadar Transaminase

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Dalam Soyghurt Dan Efektifitas Pada Penyembuhan Gastritis Lambung Mencit (Mus musculus L) Yang Diinduksi Dengan Aspirin

9 90 130

Efektifitas Pemberian Soyghurt Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Dalam Darah Mencit (Mus musculus) Dengan Jumlah Bakteri Asam Laktat Dan Suhu Inkubasi Yang Optimum

0 28 119

PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR PARASETAMOL.

0 0 11

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Dalam Soyghurt Dan Efektifitas Pada Penyembuhan Gastritis Lambung Mencit (Mus musculus L) Yang Diinduksi Dengan Aspirin

0 0 20

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Dalam Soyghurt Dan Efektifitas Pada Penyembuhan Gastritis Lambung Mencit (Mus musculus L) Yang Diinduksi Dengan Aspirin

0 0 14

Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 22

Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Timbal 2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Timbal - Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN - Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 7

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SOYGHURT YANG MENGANDUNG BAKTERI ASAM LAKTAT DALAM MEMPERBAIKI KERUSAKAN JARINGAN HATI MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAPAR TIMBAL TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ma

0 0 18