bakteriosin dari BAL yang erat hubungannya dengan pangan telah diidentifikasi yaitu nisin, diplococcin, acidophilin, bulgarican, lactacin, dan plantaricin. Diasetil
dan asetaldehid berfungsi menambah aroma dan flavor pada susu fermentasi, disamping memberi efek antimikrobial, sedangkan hidrogen peroksida H
2
O
2
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen disamping dapat memperpanjang daya simpan susu segar ataupun hasil prosesing susu Adriani,
2010. Probiotik dari makanan belum banyak dibuktikan bisa melekat dimukosa usus. Untuk mendapatkan manfaat dari probiotik, dilakukan usaha mengkonsumsi
secara terus menerus yang salah satunya adalah soyghurt yang mengandung probiotik handal Adriani, 2010.
2.4. Hati Hepar
2.4.1. Morfologi Hati Mencit Mus musculus L.
Mencit merupakan salah satu hewan laboratorium atau hewan percobaan yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Hewan ini paling kecil diantara
jenisnya dan memiliki galur mencit yang berwarna putih. Termasuk hewan pengerat rodentia yang dapat dengan cepat berkembang biak dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan. Pemeliharaan hewan ini pun relatif mudah, walaupun dalam jumlah yang banyak. Pemeliharaannya ekonomis dan efisien
dalam hal tempat dan biaya. Mencit memiliki variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik Malole dan
Pranomo, 1989. Hal-hal tersebut menjadi dasar pemilihan mencit sebagai hewan uji pada penelitian ini. Taksonomi mencit adalah kingdom Animal, filum
Chordata, kelas Mammalia, ordo Rodentia, famili Muridae, subfamili Murinae, genus Mus, spesies musculus Ballenger, 1999.
Mencit Mus musculus L. memiliki empat lobus hati yaitu, lobus medial, dua lobus lateral kiri dan kanan, dan satu lobus kaudatus Gambar 2.4.1. Lobus
hati mencittikus memperlihatkan dasar sistem vena hepatik, sistem portal dan segmen-segmen yang mirip dengan hati manusia Kogure et al., 1999.
Gambar 2.4.1. Morfologi Hati Mencit Mus musculus L.
University Animal Care Committee; McGill, 2009
2.4.2. Morfologi dan Histologi Hati Manusia
Hati merupakan organ intestinal terbesar dengan berat antara 1400-1600 g atau sekitar 2,5 berat badan orang dewasa, terletak di dalam rongga perut
dengan permukaan atasnya cembung melekat pada diafragma, sedangkan bagian bawahnya cekung bersentuhan dengan lambung dan duedenum. Hati dibungkus
oleh jaringan ikat yang disebut dengan kapsula Glissoni, yang terdiri dari empat lobus yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus Gambar
2.4.2a. Lobus kanan merupakan lobus terbesar, organ ini diikat oleh ligamentum falsiform yaitu memisahkan antara lobus kanan dan lobus kiri Robbins dan
Cotran, 2010.
Gambar 2.4.2a. Morfologi Hati Manusia Normal http:www.artikelbiologi.com
Hati terdiri dari lobulus-lobulus hati, yang terdiri atas triad portal dan vena sentralis Gambar 2.4.2b. Di dalam lobulus hati ini tersusun secara radier sel hati
hepatosit yang berbentuk polihedral berdiameter 20-25 mikron, dengan inti bulat di tengah dan kadang dijumpai lebih dari satu inti. Diantara barisan hepatosit
terdapat celah yang disebut dengan sinusoid. Sinusoid dibatasi oleh sel kupffer dan sel endotel. Sel kupffer merupakan sel retikuloendotel yang mampu
memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah Guyton, 2006.
Gambar 2.4.2b. Struktur Mikroskopis Lobulus Hati Manusia
https:courses.stu .qmul.ac.uksmdkbmicroanatomy...index.htm
Sel kupffer adalah sel makrofag yang khas. Fungsi utamanya adalah memetabolisir eritrosit tua, hemoglobin hasil pencernaan, dan mensekresi protein
yang berhubungan dengan proses imunologis Junqueira et al., 1998. Sel endotel yang membatasi sinusoid mempunyai pori yang besar. Diantara sel endotel dan
hepatosit terdapat celah sempit yang dinamakan celah disse ruang perisinusoidal. Karena pori yang besar pada endotel, akibatnya cairan darah
dengan mudah mengalir dan menapis melalui dinding endotel dan berkontak langsung dengan permukaan hepatosit, sehingga memungkinkan pertukaran
makro molekul dengan mudah dari lumen sinusoid ke sel hati dan sebaliknya. Di dalam ruang disse terdapat fibril, sel ito stellata, sel pit, dan cairan yang
dikeluarkan ke dalam limfe Junqueira et al., 1998. Sudut-sudut pertemuan antara lobulus-lobulus hati disebut dengan segitiga
Kiernan triad portaldaerah portal yang terdiri dari vena porta, arteri hepatika,
Lobulus hati Daerah portal
Vena sentralis Arteri hepatika
Duktus biliaris Vena porta
Lempeng sel hati
dan duktus biliaris. Hati memiliki 3-6 daerah portal perlobulus. Dikenal beberapa bentuk lobulus pada hati yaitu, lobulus klasik, lobulus porta, dan asinus hati.
Rappaport 1954 mengemukakan asinus hati sebagai unit struktural dan fungsional dari hati yang merupakan massa sel parenkim yang berbentuk agak
oval. Pada setiap ujung asinus terdapat vena sentralis yang disebut dengan terminal hepatic venule. Asinus terbagi dalam 3 zona yaitu; zona 1 periportal,
zona 2 midzonal, dan zona 3 sentrilobular Gambar 2.4.2c.
Gambar 2.4.2c. Sistem Asinus Hati Manusia
Underwood 1992 dalam Agustiyanti 2008
Zona 1 adalah yang terletak paling dekat dengan daerah portal, hepatosit pada daerah ini menerima darah yang mengandung oksigen dan nutrien paling
banyak, akibatnya zona ini pertama kali dipengaruhi oleh perubahan darah yang masuk. Zona 2 adalah daerah yang terletak di tengah lobulus, sel-sel dalam daerah
ini merupakan sel yang memberikan respon kedua terhadap darah. Zona 3 adalah daerah yang letaknya paling jauh dari daerah portal, dan menerima darah yang
sedikit mengandung oksigen dan nutrien, daerah ini merupakan daerah yang paling sering mengalami kerusakan akibat zat kimia.
2.4.3. Fisiologi Hati