fisiologis dari S. thermophilus adalah katalase negatif, indol negatif, tidak membentuk H
2
S, pembentukan gas negatif, mampu memfermentasi glukosa dan laktosa atau sukrosa, penggunaan sitrat, dan reduksi nitrat memberikan hasil yang
negatif, hidrolisis pati hasil positif, tidak tumbuh pada suhu 10
o
C akan tetapi tumbuh pada suhu 45
o
Bakteri L. bulgaricus menunjukkan sifat morfologi bentuk sel batang, warna koloni putih kekuningan, Gram positif dan non motil. Sifat fisiologis dari
L. bulgaricus adalah katalase negatif, indol negatif, tidak membentuk H C. Pada uji fermentasi karbohidrat diperoleh hasil negatif
terhadap manitol dan hasil positif pada mannosa, galaktosa, laktosa, dan sukrosa.
2
S, pembentukan gas negatif, mampu memfermentasi glukosa dan laktosa atau
sukrosa, penggunaan sitrat, reduksi nitrat, dan hidrolisis pati memberikan hasil yang negatif, tidak tumbuh pada suhu 10
o
C akan tetapi tumbuh pada suhu 45
o
C. Pada uji fermentasi karbohidrat diperoleh hasil negatif terhadap manitol, mannosa,
dan galaktosa, sedangkan pada laktosa dan fruktosa hasil fermentasi positif. Berdasarkan penelitian Safitri 2010, hanya bakteri L. bulgaricus yang tidak
dapat memfermentasi mannosa dari beberapa spesies Lactobacillus. Karakterisasi morfologi sel dan sifat fisiologi sel yang ditampilkan pada Tabel 4.3.
menunjukkan bahwa BAL yang terdapat pada soyghurt tersebut adalah Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.
4.4. Perubahan Prilaku Mencit
Mus musculus L.
Penilaian prilaku mencit Mus musculus L. jantan yang diamati setiap hari sejak aklimatisasi sampai dilakukan pembedahan ditampilkan pada Tabel 4.4.
Perubahan prilaku mencit yang dinilai adalah asupan pakan dikatakan baik bila pakan yang disediakan dapat dihabiskan, keadaan bulu baik bila tidak
menunjukkan adanya kerontokan, dan tingkah laku mencit dikatakan baik bila tidak menunjukkan adanya prilaku yang menyimpang seperti lemah, banyak tidur
atau menjadi agresif. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap asupan pakan, keadaan
bulu, dan tingkah laku mencit. Dari hasil pengamatan tidak ditemukan perubahan prilaku pada semua kelompok penelitian baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan habisnya pakan yang diberikan
setiap 5 gekorhari, keadaan bulu tidak menunjukkan adanya kerontokan. Demikian juga dengan tingkah laku mencit tidak menunjukkan adanya prilaku
yang menyimpang dari aktif menjadi lemah, banyak tidur atau menjadi agresif. Hal ini mungkin disebabkan mencit memiliki kemampuan adaptasi yang baik
terhadap pengaruh kerusakan organ yang diakibatkan oleh timbal.
Tabel 4.4. Prilaku Mencit
Mus musculus L. Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Kelompok N
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Asupan pakan
Keadaan Bulu
Tingkah laku
Asupan pakan
Keadaan Bulu
Tingkah Laku
K 7
Baik Baik
Aktif Baik
Baik Aktif
P1 7
Baik Baik
Aktif Baik
Baik Aktif
P2 7
Baik Baik
Aktif Baik
Baik Aktif
P3 7
Baik Baik
Aktif Baik
Baik Aktif
Keterangan: K=kelompok kontrol, P1=kelompok timbal, P2=kelompok soyghurt, P3=kelompok timbal dan soyghurt.
4.5. Bobot Badan Mencit
Mus musculus L.
Pengukuran bobot badan mencit Mus musculus L. jantan diukur sebelum dan sesudah perlakuan, hasil analisis perubahan bobot badan mencit ditunjukkan
pada Tabel 4.5. terlihat bahwa pertambahan bobot badan mencit yang tertinggi adalah pada kelompok soyghurt P2 yaitu sebesar 5,30 ± 0,93, dan penurunan
bobot badan mencit yang tertinggi adalah pada kelompok timbal P1 sebesar 5,57 ± 0,71.
Tabel 4.5. Hasil Rata-rata Peningkatan dan Penurunan Bobot Badan
Mencit
Mus musculus L. Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Kelompok Berat Badan
Penambahan Penurunan
BB g Penambahan
Penurunan BB
Keterangan Awal
g Akhir
g
K 30,65
31,90 1,25
4,10±0,71 Meningkat P1
33,27 31,42
1,85 5,57± 0,71
Menurun P2
31,36 33,01
1,65 5,30±0,93 Meningkat
P3 32,52
31,51 1,01
3,11±0,33 Menurun
Keterangan: K=kelompok kontrol, P1=kelompok timbal, P2=kelompok soyghurt, P3=kelompok timbal dan soyghurt.
Peningkatan bobot badan mencit yang tertinggi adalah pada kelompok soyghurt P2 yaitu sebesar 5,30 ± 0,93 lebih tinggi bila dibanding dengan
kelompok kontrol K sebesar 4,10 ± 0,71, peningkatan bobot badan ini diduga karena mencit diberikan soyghurt yang merupakan sumber gizi yang sangat
lengkap. Soyghurt mengandung lemak, karbohidrat, protein, kalsium, phosphor, zat besi, dan berbagai jenis vitamin.
Gambar 4.5.
Peningkatan dan penurunan bobot badan mencit Mus musculus L.. Keterangan: Grafik histogram warna biru awal perlakuan, warna merah
akhir perlakuan. K=kelompok kontrol, P1=kelompok timbal, P2=kelompok soyghurt, P3=kelompok timbal dan soyghurt.
Pada grafik histogram Gambar 4.5. terlihat penurunan bobot badan mencit yang tertinggi adalah pada kelompok timbal P1 lebih tinggi bila dibandingkan
dengan kelompok timbal dan soyghurt P3. Penurunan bobot badan mencit
K
diduga karena pemberian timbal yang masuk ke dalam sel dan mempengaruhi organela sel seperti mitokondria sehingga menghambat pembentukan ATP,
dengan berkurangnya ATP di dalam sel maka metabolisme sel akan terganggu. Terganggunya metabolisme sel menyebabkan fungsi hati juga terganggu dan akan
terjadi kerusakan pada sel-sel hati. Karena hati mempunyai peran yang kompleks di dalam tubuh maka rusaknya sel-sel hati akan mengurangi pembentukan lipid
dan glikogen sehingga mengurangi penambahan bobot badan atau bobot badan menjadi turun Oktavianti et al., 2005.
Hati juga berfungsi menghasilkan enzim pencernaan dan garam empedu untuk menghidrolisis lipid dan metabolisme
karbohidrat Guyton, 2006. Apabila garam empedu terganggu produksinya, akan mengakibatkan zat makanan yang berupa lipid tidak dapat
dicerna. Terganggunya fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat akan mengakibatkan turunnya
produksi glikogen dalam tubuh. Menurunnya produksi glikogen dan juga tidak adanya masukan lipid tubuh mengakibatkan turunnya bobot badan. Waktu yang
dibutuhkan tubuh untuk memetabolisme seluruh timbal yang masuk sekitar satu sampai tiga jam Tong et al., 2000.
4.6. Berat Hati Mencit