disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit. Serum dipisahkan ke dalam tabung Eppendorf. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap kadar
SGOT dan SGPT dengan menggunakan dimention clinical chemistry system. Prinsip pemeriksaan GOT: Aspartat bereaksi dengan 2–oksoglutarat GOT
glutamat dan oksaloasetat. Oksaloasetat yang terbentuk bereaksi dengan 2,4– dimitrophenylhidrazin dalam larutan alkalis.
Prinsip pemeriksaan GPT: Alanin bereaksi dengan 2–oksoglutarat GPT glutamat dan piruvat. Piruvat yang terbentuk bereaksi dengan 2,4–dimitrophenylhidrazin
dalam larutan alkalis.
Pengamatan kadar SGOT dan SGPT dengan membandingkan kadar SGOT dan
SGPT dari tiap-tiap kelompok perlakuan dengan nilai SGOT dan SGPT kelompok kontrol.
3.14. Pemeriksaan Histopatologi Hati Kiernan, 2001
Organ hati dicuci dengan larutan NaCl fisiologis kemudian difiksasi dengan menggunakan formalin 10. Dilakukan dehidrasi dengan alkohol 70,
80, 90, 95, 100 2x ganti masing-masing selama 2 jam dehidrasi: mengeluarkan air dari jaringan. Selanjutnya proses clearing dengan xylol selama
1 jam 3x ganti, clearing: penjernihan untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan. Kemudian di embedding dengan parafin yang mencair pada suhu 56
o
C selama 1 jam embedding: pengeluaran cairan pembening. Selanjutnya proses
pembuatan blok parafin dengan cetakan blok parafin, tuangkan sedikit parafin cair ke dalam alat cetakan, letakkan jaringan ke dalam alat cetak juga, tuangkan
parafin agar menutupi jaringan seluruhnya biarkan sampai dingin dan mengeras. Selanjutnya proses sectioning pengirisan blok parafin dengan menggunakan
mikrotom setebal 4 μm. Dengan alat sengkelit hasil irisan yang berbentuk pita
dimasukkan ke dalam waterbath berisi air dengan suhu sekitar 55 °C. Setelah pita parafin terkembang dengan baik, dengan menggunakan sengkelit tempelkan
secara hati-hati pita parafin tersebut ke atas gelas objek sebelumnya gelas objek diolesin gliserin agar pita parafin melekat pada gelas objek. Biarkan mengering
selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan proses staining pewarnaan dengan Haematoxyilin dan Eosin.
Prosedur pewarnaan Haematoxyilin-Eosin: Deparafinisasi dengan xylol 3 x 2 menit; Hidrasi dengan alkohol 100,
95, 90, 80, 70 masing-masing selama 2 menit; cuci dengan air mengalir 3 menit; Hematoxyline Mayer 5 menit; cuci dengan air mengalir 20 menit; Eosin 3
menit; cuci dengan air mengalir 1 menit; dehidrasi dengan alkohol bertingkat kembali 70, 80, 90, 95, 100 masing-masing selama 2 menit; xylol 2 x 2
menit; mounting tutup dengan entellanbalsem Canada dan cover gelas; biarkan hingga entellan mengering; amati dengan mikroskop cahaya Olymphus.
Setiap organ hati dibuat menjadi 1 preparat yang diambil dari potongan secara serial, kemudian masing-masing preparat diamati dengan mikroskop
dengan membagi preparat menjadi 4 area a,b,c,d pada pembesaran 100x dan 400x.
3.15. Pengamatan Hati Secara Makroskopis Anggraini, 2008