Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII
124
Sumber: Heath Biology, 1985
Gambar 5.5
Gamet yang dihasilkan sel akibat translokasi selama meiosis
3 Translokasi
Translokasi terjadi ketika semua atau bagian dari satu kromosom menempel pada kromosom yang bukan homolognya. Translokasi ini
membentuk kromosom baru. Jika kromosom terjadi pada saat meiosis, beberapa gamet akan kekurangan gen. Perhatikan gambar berikut.
Translokasi
Gamet
Seperti halnya inversi, translokasi dapat berbahaya atau tidak berbahaya. Penderita sindrom Down memiliki kromosom nomor 21 hanya
satu pertiga bagian kromosom aslinya. Bagian lain menempel pada kromosom lain yang bukan homolognya. Beberapa jenis kanker dan
kemandulan juga dapat disebabkan oleh translokasi kromosom.
b. Perubahan Jumlah Kromosom
Secara normal, jumlah set kromosom setiap makhluk hidup selalu tetap. Semua sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom, jagung memiliki 20
buah, dan kelinci memiliki 44 buah. Kromosom-kromosom tersebut berpasangan dengan kromosom homolognya. Jumlah set kromosom homolog
ini disebut ploidi.
Pada sel tubuh manusia sel somatis, jumlah kromosomnya diploid 2n, sedangkan pada sel-sel gamet jumlah kromosomnya haploid n.
Melalui fertilisasi, sel-sel gamet akan melebur membentuk zigot dengan jumlah kromosom diploid 2n.
Perubahan kromosom yang dapat menyebabkan mutasi dapat terjadi melalui dua cara, yakni perubahan jumlah set kromosom dan perubahan
jumlah kromosom. Perubahan jumlah set kromosom yang mempunyai tiga, empat, atau lebih jumlah perangkat kromosom haploid yang menjadi ciri
khas spesiesnya, disebut poliploidi. Adapun perubahan jumlah kromosom dalam satu set, disebut aneuploidi.
1 Poliploidi Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki jumlah kromosom lebih
dari dua set. Saat pembentukan gamet, terkadang nukleus sel tidak melanjutkan pembelahan meiosis II. Jika hal ini terjadi, gamet yang
terbentuk bukan gamet haploid, melainkan gamet diploid 2n. Gamet- gamet diploid ini akan melakukan fertilisasi dengan gamet haploid n
pasangannya dan menghasilkan zigot triploid 3n. Peristiwa ini juga dapat menghasilkan zigot atau individu poliploidi lainnya dengan kromosom
tetraploid 4n, pentaploid 5n, lima set kromosom, dan seterusnya. Berdasarkan prosesnya, poliploidi dapat dibedakan atas autopoliploidi
dan allopoliploidi. Autopoliploidi adalah proses pembentukan poliploidi
dengan kromosom yang berasal dari spesies yang sama. Adapun allopoliploidi adalah kromosom yang terbentuk berasal dari spesies yang
berbeda, hasil perkawinan antarspesies.
Sekilas Biologi
Famili rumput-rumputan Gramineae meliputi 10.000
spesies, dikelompokkan dalam 600– 700 genus. Famili ini sering dipakai
dalam mempelajari poliploidi. Secara alami, poliploidi sering
lebih besar penampakan morfologinya dari spesies diploid,
seperti permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang
lebih tebal, dan tanaman lebih tinggi. Populasi poliploidi
mempunyai kemampuan berkompetisi lebih baik dan daerah
penyebarannya luas.
Sumber: www.tumoutou. net
Mutasi
125
Poliploidi bersifat letal pada manusia dan hewan. Akan tetapi, pada tumbuhan hal tersebut merupakan hal yang umum. Bahkan, beberapa
tumbuhan poliploidi lebih besar dan sehat dibandingkan tumbuhan diploidnya. Tanaman gandum dan kentang yang dikembangkan dalam
pertanian merupakan tanaman poliploidi.
2 Aneuploidi Aneuploidi adalah keadaan sel yang tidak euploidi, terjadi perubahan
jumlah satu set kromosom. Adapun euploidi adalah keadaan ploidi yang normal. Contohnya, sel manusia memiliki 46 buah kromosom. Perubahan
tersebut meliputi pengurangan kromosom atau penambahan. Aneuploidi disebut juga aneusomi.
Terbentuknya Aneuploidi terjadi karena adanya peristiwa gagal berpisah nondisjunction pada kromosom saat pembentukan
spermatogenesis atau oogenesis. Gagal berpisah dapat terjadi pada meiosis I atau II. Secara normal, pada meiosis I pasangan kromosom homolog
memisah menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya, pada meiosis II pasangan kromatid memisah pada sel baru. Pada peristiwa gagal berpisah,
terdapat pasangan kromosom homolog dan pasangan kromatid yang melekat satu sama lain, tidak berpisah. Akibatnya, terdapat gamet
abnormal dengan kromosom berlebih dan kurang. Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain, zigot
yang dihasilkan juga akan abnormal. Hal ini tentunya akan membentuk pengaruh pada individu yang dibentuknya. Jika sel memiliki tambahan
satu kromosom disebut trisomi, sedangkan jika kekurangan satu kromosom
disebut monosomi. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 5.6 dan Tabel 5.1 berikut.
Gambar 5.6
Peristiwa gagal berpisah saat a meiosis I dan
b meiosis II, serta c zigot trisomi.
Nondisjunction di meiosis I
Normal meiosis II
Gamet n + 1
n + 1 n – 1
n – 1 Nondisjunction
di meiosis II Normal
meiosis I
Gamet n + 1
n – 1 n
n Sel telur
a b
c
n + 1 Sel sperma
n normal Zigot
2n +1
Kata Kunci
• Aneuploidi
• Euploidi
• Ploidi
• Poliploidi
• Autopoliploidi
• Allopoliploidi
• Aneusomi
Tabel 5.1 Jumlah Kromosom Aneuploidi
Istilah Rumus Kromosom
Nulisomi Monosomi
Trisomi Tetrasomi
Pentasomi 2n – 2
2n – 1 2n + 1
2n + 2 2n + 3
Keterangan: n = jumlah set kromosom normal ploidi
Sumber: www.anselm.edu