Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat
97
Pada bunga
at hyr us odor at us
, t erdapat dua gen yang sal i ng berinteraksi dalam memunculkan pigmen pada bunga.
Gen C : membentuk pigmen warna Gen c : tidak membentuk pigmen warna
Gen P : membentuk enzim pengaktif pigmen Gen p : tidak membentuk enzim pengaktif pigmen
Berdasarkan gen-gen tersebut, warna pada bunga hanya akan timbul
jika kedua gen, penghasil pigmen C dan penghasil enzim pengaktif pigmen P, muncul. Jika salah satu atau kedua gen tidak muncul, bunga
tidak berwarna putih. Perhatikan persilangan berikut.
P genotipe :
CCpp ccPP
fenotipe : putih
putih gamet
: Cp
cP F
1
genotipe : ccPp
fenotipe : ungu
ungu P2
genotipe : CcPp
CcPp gamet
: CP, Cp, cP, cp
CP, Cp, cP, cp Diagram persilangan Lat y u odo atu
CP Cp
cP cp
CP Cp
cP cp
CCPP ungu
CCPp ungu
CcPP ungu
CcPp ungu
CCPp ungu
CCpp putih
CcPp ungu
Ccpp putih
CcPp ungu
Ccpp putih
ccPp putih
ccpp putih
CcPP ungu
CcPp ungu
ccPP putih
ccPp putih
F
2
C-P - 9 ungu pigmen warna, enzim pengaktif
C-pp 3 putih pigmen warna, tanpa enzim pengaktif
ccP- 3 putih tanpa pigmen warna, enzim pengaktif
ccpp 1 putih tanpa pigmen dan enzim
Berdasarkan hasil persilangan, generasi F
2
menghasilkan perbandingan fenotipe ungu dan putih sebesar 9:7. Sepintas, tampak hal tersebut tidak sesuai hukum Mendel.
A kan tetapi, sebenarnya perbandingan 9:7 tersebut hanya modifikasi dari perbandingan 9 : 3+ 3+ 1.
4. Pautan dan Pindah Silang
M eskipun prinsip dasar H ukum II M endel adalah adanya penge- lompokan secara bebas
independent assortment
, para ahli genet ika akhirnya mengetahui bahwa tidak semua gen mengelompok secara bebas.
Beberapa diturunkan bersama-sama atau saling terkait. Fenomena ini menyebabkan perbedaan hasil persilangan yang t idak sesuai hukum
M endel yang disebut pautan. Selain paut an, perbedaan hasil juga
diperoleh jika terjadi pindah silang
crossing over
antarkromosom.
a. Paut an
Terjadinya pautan
gen linkage
antargen ini ternyata disebabkan oleh letak gen-gen tersebut masih berada dalam kromosom yang sama. Oleh
sebab itu, ketika kromosom memisah sewaktu meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap bersama.
Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
98
P genotipe :
PPLL ppll
fenotipe : ungu, lonjong
merah, bulat gamet
: PL
pl F1
genotipe : PpLl
fenotipe : ungu, lonjong
gamet :
PL, Pl, pL, pl PL, pl
normal pautan
Perbandingan yang diharapkan 9 : 3 : 3 : 1 Diagram perbandingan tanaman ercis yang memiliki pautan gen
Salah sat u cont oh paut an t erjadi pada penelit ian oleh illiam
Bat eson dan R.C. Punnet sekit ar 1905. M ereka mengembangkan tanaman ercis galur murni yang mengandung gen P untuk warna bunga
ungu yang dominan terhadap gen P untuk warna bunga merah. Tanaman tersebut juga mengandung gen L untuk polen lonjong yang dominan
terhadap gen l untuk polen bulat.
Pert ama, mereka menyilangkan t anaman dengan alel homozigot . H asilnya, semua generasi F
1
menghasilkan tanaman bunga ungu dengan polen lonjong PpLl seperti yang telah diduga sebelumnya. Ketika sesama
F
1
disilangkan, perbandingan fenot ipe yang t idak biasa dihasilkan. Perhatikan diagram berikut.
PL Pl
pL pl
PL Pl
pL pl
PPLL PPLl
PpLL PpLl
PPLl PPll
PpLl Ppll
PpLl Ppll
ppLl ppll
PpLL PpLl
ppLL ppLl
PL pl
PL pl
PPLL PpLl
PpLl ppll
Hasil Dominansi ormal
Pautan Fenotipe
Bunga Polen
9 3
3 1
ungu ungu
merah merah
lonjong bulat
lonjong bulat
Hasil Fenotipe
Bunga Polen
ungu merah
lonjong bulat
3 1
Generasi F
2
yang Dihasilkan
Berdasarkan persilangan tersebut, terlihat bahwa terdapat pautan ant ara gen P dengan L dan p dengan l. Oleh karena it u, meskipun
genotipe F
1
adalah PpLl, gamet yang dihasilkan tetap bergenotipe PL dan pl. H al ini menghasilkan generasi F
2
dengan perbandingan 3:1 bunga ungu, polen lonjong : bunga merah, polen bulat.
b. Pindah Silang
Sebenarnya, sebelum didapat kesimpulan bahwa peristiwa persilangan tanaman ercis oleh
illiam Bateson dan R.C. Punnet adalah peristiwa pautan, mereka dikejutkan oleh hasil perbandingan dari data asli yang
Perbandingan yang dihasilkan 3 : 1