Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat
77
Pada akhir profase I, ikatan kromosom homolog tidak terlalu kuat dan pasangan kromosom homolog mulai terpisah. Pasangan kromosom
homolog masih saling berikat an pada beberapa t it ik. Tit ik kromat id homolog berikatan ini disebut kiasma jamak, kiasmata. Pada kiasma
inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi. Karena pengaruh gen- gen pada satu kromosom atau kromatid dapat berbeda dengan gen-gen
pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen pada kromosom. Pengaruh pindah silang dapat A nda
pelajari pada pembahasan tentang pewarisan sifat.
b. Metafase I
Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang spindel melekat pada kinetokor sentromer.
Benang spindel dari sat u kut ub hanya akan melekat pada salah sat u kromosom homolog dari setiap tetrad. Benang spindel dari kutub lain
akan melekat pada kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat
tertarik pada kutub yang berlawanan. Perhatikan
Gambar 4. , apakah perbedaannya dengan metafase pada mitosis?
Sumber: Essentials of Biology, 1990
Gambar 4.8
Tahap interfase dan profase I Sen t riol
Krom at in
Mem b ran in t i
DNA yang telah b erep likasi
Kromosom homolog berpasangan Sinapsis
krom osom Tet rad
Sel diploid
Kiasm a
Sumber: Essentials of Biology, 1990
Gambar 4.9
Tahap m et afase I
c. Anafase I
Berdasarkan pengaturan pelekatan benang spindel pada metafase I, pada anafase I setiap kromosom dupleks dari pasangan kromosom homolog
bergerak menuju kutub yang berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang
Interfase Profase I
Pasangan kromosom sejajar bidang
pem belahan
Metafase I
Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
78
Sumber: Essentials of Biology, 1990
t erpisah. H al ini berbeda dengan anafase pada mit osis yang t erjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak
sudah tereduksi. Perhatikan Gambar 4.1 .
Sumber: Essentials of Biology, 1990
Gambar 4.10
Tahap anafase I Krom osom hom olog
berpisah
Set iap sel m em iliki set engah kromosom induk, masing-
masing dengan dua kromatid
d. Telofase I dan Sitokinesis
Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini set iap kut ub sel memil iki juml ah kromosom hapl oid dan
kromosomnya masih dalam bent uk dupleks, dengan dua kromat id. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan menghasilkan
dua sel anak haploid.
Jika meiosis ini terjadi pada sel gamet manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah pada akhir meioisis I.
Perhatikan Gambar 4.11.
Gambar 4.11
Tahap telofase I
2. Meiosis II
Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II. Tedapat perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi
replikasi DNA sehingga kromosom dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena, kemiripannya dengan mit osis, t ahap
meiosis II ini secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.
a. Profase II
Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami kondensasi kembali membentuk kromosom. Kromosom yang
terbentuk masih dalam keadaan dupleks, dengan dua kromatid. M embran inti mulai melebur. Perhatikan
Gambar 4.12.
Anafase I