Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat
103
P
F
1
F
2
W W
W
W w
W
W W
W W
w w
Percobaan Morgan menjelaskan bahwa terdapat sifat yang diturunkan dan terpaut jenis kelamin. Pola ini berlaku juga pada gen-gen yang terletak
pada kromosom X. Ketika gen resesif terdapat pada salah satu kromosom X di individu betina, sifat tersebut dapat terekspresikan atau tidak. H al ini
bergantung ada atau tidaknya gen dominan pada kromosom lain. A kan tetapi, pada individu jantan, semua gen pada kromosom X akan terekspresikan. H al
ini disebabkan tidak terdapat kromosom X lain sebagai alel gen tersebut.
Gambar 4.30
Persilangan ant ara jant an m at a put ih dan bet ina m at a m erah
dengan gen yang t erpaut seks
Gambar 4.31
Kem ungkinan let ak gen W dan w pada krom osom seks lalat buah
bet ina dan jant an
Sumber: Biology: Discovering Life, 1991 Sumber:Biology: Discovering Life, 1991
Betina
Jantan
W w
X X
X X
w w
X Y
X Y
W w
Mata merah Mata putih
Mata merah
Mata merah
Mata merah
Mata putih Drosophila
m ata putih Drosophila m at a m erah
Bet ina m em iliki krom osom XX m aka harus m em iliki dua gen
m at a put ih w w agar fenot ipenya mata putih
Jantan hanya memiliki satu krom osom X, sehingga fenot ipe
mata putih muncul w alaupun hanya m em iliki sat u gen w .
Heterozigot: m ata merah
Hom ozigot resesif: m at a putih
Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
104
6. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot, menyebabkan kematian pada individu tersebut. Gen letal dapat menyebabkan kematian
pada saat individu masih embrio atau setelah lahir. A da pula gen yang menyebabkan kematian saat individu menjelang dewasa. Gen ini disebut
juga gen subletal. Berdasarkan sifat dan pengaruhnya, gen letal dapat
dibedakan atas gen letal dominan dan gen letal resesif.
a. Gen Letal Dominan
Gen letal dominan menyebabkan kematian pada keadaan homozigot domi nan. Pada keadaan het erozi got , umumnya penderi t a hanya
mengalami kelainan. Contoh kelainan ini terdapat pada ayam redep. Ayam redep memiliki
kaki dan sayap pendek. Dalam keadaan gen homozigot dominan, ayam mati. Jika heterozigot, ayam hidup, tetapi memiliki kelainan kaki dan
sayap pendek. Perhatikan persilangan berikut.
Dari persilangan tersebut hanya dihasilkan ayam redep dan normal dengan perbandingan 2 : 1. H al ini karena individu dengan genotipe
homozi got RR sel al u mat i . Perbandi ngan i ni berbeda dengan perbandingan fenotipe berdasarkan H ukum I M endel yang menghasilkan
perbandingan 3 : 1.
b. Gen Letal Resesif
Pada gen letal resesif, individu akan mati jika memiliki gen letal homozigot resesif. Pada keadaan het erozigot , individu normal, t et api
membawa gen letal. Contoh gen ini terdapat pada tanaman jagung. Gen ini memengaruhi
pembentukan klorofil. Oleh karena itu, jika individu memiliki gen homozigot resesif, tanaman menjadi albino dan mati. Perhatikan diagram berikut.
P genotipe
: A a
A a fenotipe
: hijau muda
hijau muda gamet
: A ,a
A ,a Diagram persilangan pada jagung dengan gen letal resesif
P genotipe
: Rr
Rr fenotipe
: redep
redep gamet
: R, r
R, r
F
1
RR 1 letal 25
Rr 2 ayam redep 50
rr 1 normal 25
Diagram persilangan pada ayam redep
R r
R RR
Rr r
Rr rr
A a
A AA
A a a
A a aa
Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat
105
D d D d
D
?
D
?
D
?
d d D d
D d D d
d d D d
D d D d
d d
perem puan laki-laki tuli dd
m en d en g ar Dd,DD
Sumber: Biology: Concepts Connections, 2006
E. Pewarisan Sifat pada M anusia
A nda telah mempelajari pola-pola pewarisan sifat dengan contoh- contohnya pada hewan dan tumbuhan. Bagaimanakah pola pewarisan pada
manusia? Untuk dapat mengaplikasikan pola-pola pewarisan sifat yang dikemukakan Mendel pada manusia, sebelumnya harus diketahui ciri atau
sifat yang diwariskan dan dipengaruhi oleh satu gen.
Hal ini tidaklah mudah, karena terkadang sulit untuk mengetahui suatu ciri sebagai ciri yang diwariskan atau sebagai pengaruh lingkungan. Hal lain
yang menyulitkan, yakni pada manusia tidak dapat dilakukan
test cross
seperti halnya pada hewan dan tumbuhan. M anusia juga tidak menghasilkan
keturunan sebanyak tumbuhan atau hewan. Oleh karena itu, biasanya bergantung pada catatan keluarga mengenai kelahiran, perkawinan, dan
kematian untuk mengungkapkan pewarisan sifat pada manusia.
Catatan tersebut dibuat dalam bentuk
pedigree
atau peta silsilah. Peta silsilah ini dibuat dalam beberapa generasi sehingga dari peta silsilah tersebut
dapat diketahui riwayat kondisi kesehatan serta sifat-sifat yang diturunkan pada keluarga tersebut. Berikut ini contoh peta silsilah tiga generasi.
F
1
AA 1 jagung hijau tua 25
A a 2 jagung hijau muda 50
aa 1 albino letal 25
1. Jelaskan hasil dari kedua percobaan M endel.
2. Tuliskan beberapa peristiwa pola pewarisan sifat yang
berbeda dengan pol a pewari san si fat yang dikemukakan M endel.
3. A pa yang dimaksud dengan penyimpangan semu
hukum M endel? Jelaskan penyebab penyimpangan tersebut.
4. Jelaskan hubungan kromosom, meiosis, dan pewarisan
sifat. 5.
Jika gen A mengontrol sifat bunga merah dan a bunga hijau; gen B tumbuhan tinggi dan b pendek; gen C
daun besar dan c daun kecil; gen A berpautan dengan gen C. Bagaimana fenotipe tanaman dari persilangan
antara genotipe A aBBCc dan A abbCc? Kerjakanlah di dalam buku latihan.
Latihan Pemahaman Subbab D
Gambar 4.32
Pet a silsilah
pedigree
dibuat unt uk m enget ahui p ew arisan p enyakit
pada anggot a keluarganya.
Kata Kunci
• Kariot ip e
• Pet a silsilah
Sekilas Biologi
Unt uk m enghindari pew arisan sifat yang dapat menimbulkan
penyakit turunan, pasangan yang akan menikah dapat mengikuti
penyuluhan genetika. Hal ini untuk m enget ahui dan m enghindari
kem ungkinan-kem ungkinan ket urunannya m enderit a kelainan
genet is.