Hukum II Mendel Percobaan Mendel

Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII 90 Dari hasil t ersebut , M endel menyimpulkan hasilnya dan dikenal dengan H ukum I I M endel , hukum pengel ompokan secara bebas independent assortment . H ukum ini menyatakan bahwa alel dari gen yang berbeda dibagikan secara acak ke dalam gamet-gamet dan fertilisasi terjadi secara acak pula. Persilangan monohibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 3:1. A dapun persilangan dihibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1. Bagaimana perbandingan fenotipe dengan tiga ciri atau bahkan lebih? H al tersebut dapat diketahui menggunakan segitiga Pascal. Perhatikan Tabel 4.2 berikut. Sumber: Essentials of Biology, 1990 Gambar 4.23 Persilangan dihibrid dan kom binasi sifat yang didapat kan P 1 RR YY F 1 RY ry rr yy RY RY rY rY Ry Ry ry ry RR YY Rr YY Rr YY RR Yy RR Yy rr YY Rr Yy Rr Yy Rr Yy Rr Yy rr Yy rr Yy Rr yy Rr yy rr yy RR yy F 2 R – Y – R – y – rrY – rryy Penyilangan Fenot ipe : bulat kuning genot ipe : Rr Yy Penyerb ukan send iri Gen o t ip e Fen o t ip e Perb andingan fenot ip e Bulat kuning 9 16 Bulat hijau Kisut kuning Kisut hijau 3 16 3 16 1 16 Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat 91

2. Kromosom, Meiosis, dan Pewarisan Sifat

Pada 1902, seorang sarjana A merika, alter Sutton dan seorang ahli biologi Jerman, T heodor Boveri secara terpisah menemukan hubungan antara pembelahan meiosis dan pola pewarisan sifat M endel. M ereka mengamati bahwa kromosom pada pembelahan meiosis memiliki perilaku yang mirip dengan perilaku gen-gen yang dijelaskan M endel. Sutton meneliti sel testis belalang dan menemukan bahwa kromosom berpisah selama meiosis. Gen-gen tersusun kembali dan mengelompok secara acak. M elalui pengamat an yang hat i-hat i, Sut t on dan Boveri mengajukan t eori kromosom pewarisan sifat . Berdasarkan t eori ini, kromosom membawa unit hereditas gen M endel. Unit hereditas ini memisah dan tersusun kembali dalam meiosis dan fertilisasi. Perhatikan gambar berikut. umlah Ciri 1 2 3 4 5 n Kemungkinan Macam Fenotipe F 2 Tabel. 4.2 Segitiga Pascal untuk M engetahui Perbandingan Fenotipe Perbandingan Fenotipe F 2 umlah Macam Gamet F 1 2 1 2 2 2 4 2 3 8 2 4 16 2 5 43 2 n 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 dan seterusnya 3 : 1 9 : 3 : 3 : 1 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1 81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1 243 ... dan seterusnya 3 n : ... dan seterusnya Gambar 4.24 Segresi dan pengelom pokan secara bebas yang t erjadi pada krom osom saat m eiosis pem bent ukan gam et . Sumber: Essentials of Biology, 1990 Gambar t ersebut memperlihat kan pergerakan kromosom selama meiosis dan bagaimana gen dibagikan selama pembentukan gamet. Induk jantan dari generasi P 1 memberikan alel Y dan R, sedangkan induk betina memberikan alel y dan r kepada sel tubuh F 1 Gambar 4.24a. Individu F 1 akan dewasa dan menghasilkan gamet Gambar 4.24b. a Sel het erozigot RrYy b Profase Krom osom b erd up likasi dan berpasangan Krom osom dari induk jant an Krom osom dari induk bet ina Pem bagian yang m ungkin t erjad i c Meiosis I segregasi alel d Meiosis II kom binasi hasil m eiosis yr m irip induk b et in a YR m irip induk jan t an yR rekom binasi Yr rekom binasi Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII 92 Diagram Persilangan Ayam Berjengger Rose dan Ayam Berjenger Pea P 1 genotipe : RRpp rrPP fenotipe : rose pea gamet : Rp rP F 1 RrPp P 2 genotipe : RrPp RrPp fenotipe : alnut alnut gamet : RP, rP, Rp, rp RP, rP, Rp, rp F 2 Saat pembentukan gamet, dua pasang kromosom homolog dapat tersusun dalam dua cara yang berbeda saat metafase Gambar 4.24c. Cara pertama menghasilkan gamet dengan susunan kromosom mirip induk P 1 . M enghasilkan gamet dengan kombinasi gen YR dan yr. Cara kedua menghasilkan gamet rekombinasi kombinasi baru dengan kombinsi gen yR dan Yr Gambar 4.24d. H asil kerja Sutton dan Boveri ini mem- perlihatkan hubungan antara gen, kromosom, meiosis, dan pewarisan sifat yang dikemukakan M endel.

3. Penyimpangan Semu Hukum Mendel

M eskipun hukum M endel merupakan dasar dari perwarisan sifat, penelitian lebih lanjut menemukan bahwa banyak gen yang tidak sesuai hukum M endel. Jika perbandingan dengan fenotipe F 2 hasil persilangan monohibrid dan dihibrid berdasarkan hukum M endel adalah 3:1 dan 9:3:3:1, penelitian lain menghasilkan perbandingan F 2 yang berbeda. M isalnya, 9:3:4, 12:3:1, dan 9:7. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa hal tersebut disebabkan ol eh adanya i nt eraksi ant argen. I nt eraksi t ersebut menghasi l kan perbandingan fenotipe yang menyimpang dari hukum M endel. Interaksi antargen yang menyebabkan penyimpangan semu hukum M endel dapat berupa epistasis hipostasis, polimeri, kriptomeri , dan adanya gen komplementer.

a. Epistasis dan Hipostasis

Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh illiam Bateson dan R.C Punnett . M ereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe rose mawar dengan tipe pea ercis menghasilkan 100 ayam berjengger alnut . Semula, munculnya ayam berjengger alnut diduga merupakan sifat intermedier sifat antara yang muncul jika gennya heterozigot. A kan tetapi, jika ayam F 1 berjengger alnut tersebut dikawinkan sesamanya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Selain fenotipe jengger ayam rose , pea , dan alnut muncul satu sifat baru lain, yakni single tunggal. RRPP alnut RrPP alnut RRPp alnut RrPp alnut RRPp alnut RrPp alnut RRpp rose Rrpp rose RrPP alnut rrPP pea RrPp alnut rrPp pea RrPp alnut rrPp pea Rrpp rose rrpp single rP Rp rp RP RP rP Rp rp Sekilas Biologi Penyimpangan semu hukum Mendel m enghasilkan perdebat an di kalangan ilmuwan saat itu. Seorang ahli genetika Soviet, Trofim Lysenko 1898–1976, m erupakan orang yang berpengaruh pada zaman pemerintahan Stalin. Lysenko m engusir ahli-ahli genet ika pengikut Mendel dan m endom inasi genetika Soviet selam a bertahun- tahun. Sumber: Jendela IPTEK: Evolusi, 1996