Perubahan Jumlah Kromosom Mutasi Kromosom
Mutasi
125
Poliploidi bersifat letal pada manusia dan hewan. Akan tetapi, pada tumbuhan hal tersebut merupakan hal yang umum. Bahkan, beberapa
tumbuhan poliploidi lebih besar dan sehat dibandingkan tumbuhan diploidnya. Tanaman gandum dan kentang yang dikembangkan dalam
pertanian merupakan tanaman poliploidi.
2 Aneuploidi Aneuploidi adalah keadaan sel yang tidak euploidi, terjadi perubahan
jumlah satu set kromosom. Adapun euploidi adalah keadaan ploidi yang normal. Contohnya, sel manusia memiliki 46 buah kromosom. Perubahan
tersebut meliputi pengurangan kromosom atau penambahan. Aneuploidi disebut juga aneusomi.
Terbentuknya Aneuploidi terjadi karena adanya peristiwa gagal berpisah nondisjunction pada kromosom saat pembentukan
spermatogenesis atau oogenesis. Gagal berpisah dapat terjadi pada meiosis I atau II. Secara normal, pada meiosis I pasangan kromosom homolog
memisah menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya, pada meiosis II pasangan kromatid memisah pada sel baru. Pada peristiwa gagal berpisah,
terdapat pasangan kromosom homolog dan pasangan kromatid yang melekat satu sama lain, tidak berpisah. Akibatnya, terdapat gamet
abnormal dengan kromosom berlebih dan kurang. Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain, zigot
yang dihasilkan juga akan abnormal. Hal ini tentunya akan membentuk pengaruh pada individu yang dibentuknya. Jika sel memiliki tambahan
satu kromosom disebut trisomi, sedangkan jika kekurangan satu kromosom
disebut monosomi. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 5.6 dan Tabel 5.1 berikut.
Gambar 5.6
Peristiwa gagal berpisah saat a meiosis I dan
b meiosis II, serta c zigot trisomi.
Nondisjunction di meiosis I
Normal meiosis II
Gamet n + 1
n + 1 n – 1
n – 1 Nondisjunction
di meiosis II Normal
meiosis I
Gamet n + 1
n – 1 n
n Sel telur
a b
c
n + 1 Sel sperma
n normal Zigot
2n +1
Kata Kunci
• Aneuploidi
• Euploidi
• Ploidi
• Poliploidi
• Autopoliploidi
• Allopoliploidi
• Aneusomi
Tabel 5.1 Jumlah Kromosom Aneuploidi
Istilah Rumus Kromosom
Nulisomi Monosomi
Trisomi Tetrasomi
Pentasomi 2n – 2
2n – 1 2n + 1
2n + 2 2n + 3
Keterangan: n = jumlah set kromosom normal ploidi
Sumber: www.anselm.edu
Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII
126
Sumber: Biology: Discovering Life, 1991
Gambar 5.7
a Penderita sindrom Down, dan b kariotipe penderita sindrom
Down pada laki-laki dengan penambahan satu kromosom nomor
21.
Berdasarkan tabel tersebut, pada manusia dengan jumlah kromosom diploid 2n 46 buah kromosom 44A + XX atau 44A + XY, jika terjadi
mutasi menghasilkan aneuploid trisomi, kromosom individu tersebut akan bertambah satu menjadi 47 kromosom 2n + 1. Pada manusia, mutasi
akibat aneuploid ini dapat menyebabkan kelainan atau penyakit. Meskipun hal ini membahayakan individu penderita, kelainan tersebut
jarang dapat diturunkan, karena umumnya penderita menjadi mandul dan tidak dapat menghasilkan keturunan. Terdapat beberapa kelainan
dan penyakit yang disebabkan oleh mutasi kromosom aneuploid, di antaranya sindrom Down, sindrom Edwards, sindrom Patau, sindrom
Klinefelter, dan sindrom Turner.
a Sindrom Down
Sindron Down disebabkan oleh gagal berpisah kromosom nomor 21 sehingga individu penderita memiliki kromosom tambahan pada kromosom
nomor 21. Perhatikan Gambar 5.7 berikut.
Terlihat pada gambar bahwa penderita sindrom ini memiliki tiga kromosom nomor 21. Hal ini disebut juga trisomi 21. Pengaruhnya menyebabkan
pertumbuhan mental penderita terhambat, berkurangnya ketahanan tubuh terhadap infeksi, dan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Tingkat
pertumbuhan mental pada sindrom Down bervariasi pada setiap penderita.
Kasus trisomi 21 dapat terjadi pada sekitar 15 individu setiap 10.000 kelahiran. Pada ibu di atas 35 tahun, kemungkinan terjadinya sindrom
Down pada anak yang dilahirkannya lebih tinggi dibandingkan pada ibu dengan umur 20-30 tahun Levine Miller, 1991: 223. Ibu dengan
umur 20-30 tahun memiliki kemungkinan 1 dari 1.000 kelahiran untuk mendapatkan anak dengan sindrom Down. Pada ibu di atas 40 tahun,
kemungkinan hanya 1 dari 100 kelahiran. Jadi, pada usia berapakah sebaiknya wanita melahirkan anak?
18 19
20
21 22
X Y
b a
Mutasi
127
1 2
3 4
5
6 7
8 9
1 0 1 1
1 2
1 3 1 4
1 5 1 6
1 7 1 8
1 9 2 0
2 1 2 2
X X
b Sindrom Patau
Sindrom lain yang lebih langka daripada sindrom Down adalah sindrom yang disebabkan oleh aneuploidi pada autosom. Sindrom Patau adalah salah
satunya. Sindrom ini disebabkan oleh trisomi pada kromosom nomor 13 Gambar 5.8. Sindrom ini ditemukan oleh K. Patau pada 1960. Penderita
sindrom ini memiliki ciri mata serius, kerusakan otak dan peredaran darah, serta langit-langit mulut yang terbelah. Pada setiap 5.000 kelahiran dapat
terjadi satu kasus penderita sindrom Patau. Bayi yang dilahirkan dengan sindrom ini jarang bertahan hidup lebih dari satu tahun.
Gambar 5.8
Trisomi 13 penderita sindrom Patau pada wanita.
Sumber: www.ncrtec.org
c Sindrom Edwards
Sindrom Edwards kali pertama ditemukan pada 1960 oleh
I.H. Edwards. Sindrom ini disebabkan oleh trisomi pada kromosom nomor 18 Gambar 5.9. Kemungkinan penderita sindrom ini adalah
satu dari setiap 10.000 kelahiran. Sindrom ini mempunyai pengaruh terhadap hampir semua organ tubuh. Seperti halnya pada sindrom Patau,
jarang ada bayi dengan sindrom ini bertahan hidup hingga satu tahun.
Sumber: www.ncrtec.org
Gambar 5.9
Trisomi 18 penderita sindrom Edward pada wanita.
1 2
3 4
5
6 7
8 9
1 0 1 1
1 2 1 3
1 4 1 5
1 6 1 7
1 8
1 9 2 0
2 1 2 2
X X
Kata Kunci
• Trisomi
• Autosom
• Gagal berpisah
• Sindrom Down
• Sindrom Patau
• Sindrom Edwards
• Sindrom Klinefelter
• Sindrom Turner
Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII
128
1 2
3 4
5
6 7
8 9
1 0 1 1
1 2 1 3
1 4 1 5
1 6 1 7
1 8
1 9 2 0
2 1 2 2
X 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 0 1 1
1 2 1 3
1 4 1 5
1 6 1 7
1 8
1 9 2 0
2 1 2 2
X X Y
Gambar 5.10
Penambahan kromosom X yang menyebabkan sindrom Klinefelter.
Sumber: www.ncrtec.org
d Sindrom Klinefelter Sindrom Klinefelter kali pertama ditemukan oleh H.F. Klinefelter
pada 1942. Sindrom ini disebabkan oleh adanya gagal berpisah pada kromosom seks gonosom sehingga setelah fertilisasi dihasilkan laki-laki
dengan tambahan kromosom X menjadi XXY Gambar 5.10. Diperkirakan kejadian ini terjadi satu dari setiap 2.000 kelahiran.
Individu dengan kromosom XXY adalah pria steril mandul. Badannya relatif tinggi, namun tidak memperlihatkan perkembangan pria,
seperti pundak yang lebar dan pinggul yang kecil layaknya pria pada umumnya. Memasuki masa pubertas, pada sebagian penderita terbentuk
kelenjar payudara layaknya wanita. Pria dengan sindrom Klinefelter memiliki pertumbuhan mental yang cenderung lambat. Akan tetapi, hal
ini dapat sangat bervariasi pada setiap individu.
e S indrom Turner
Wanita dengan sindrom Turner hanya memiliki satu kromosom seks X
Gambar 5.11. Monosomi X ini ditemukan oleh H.H. Turner pada 1938. Secara genetis, penderita sindrom ini hanya memiliki kromosom 44A +
XO. Meskipun memiliki jenis kelamin wanita, ia tidak memiliki ovarium yang sempurna, steril mandul, ciri seksualnya tidak berkembang, dan
cenderung lebih pendek. Individu dengan sindrom Turner umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang normal. Diperkirakan kasus sindrom
Turner terjadi satu dari setiap 5.000 kelahiran.
Gambar 5.11
Hilangnya satu gonosom menyebabkan sindrom Turner.
Sumber: www.ncrtec.org
Mutasi
129