2.2.2 Konsep Sistem Dinamik untuk Pemahaman Model
Pengertian sistem secara umum menurut Hilel 1977 dalam BAPEDAL dan LAPI 2003 adalah suatu bagian dari alam semesta yang dibedakan dengan
jelas dari lingkungan luarnya, baik oleh batas fisik maupun batas-batas konseptual. Sistem juga dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling
berhubungan melalui berbagai interaksi yang selanjutnya bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian sistem yang banyak dirujuk adalah yang
dikemukakan oleh Hall and Day 1977 dalam BAPEDAL dan LAPI 2003 yang menyatakan sistem merupakan suatu fenomena baik secara struktur maupun
fungsional yang memiliki paling tidak dua hal yang dapat dipisahkan yaitu komponen-komponen dan interaksi antara komponen-komponennya.
Semua yang dipandang sebagai sistem pada hakekatnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sistem tertutup closed system dan sistem
terbuka open system. Sebuah sistem terbuka adalah sebuah sistem yang mempunyai hubungan relasi dengan lingkungan sedangkan sistem tertutup
tidak mempunyai relasi dengan lingkungan. Sistem-sistem alam seperti sistem biologi dan sistem hidrologi pada umumnya termasuk sistem terbuka, sedangkan
sistem tertutup agak jarang dijumpai. Secara umum, ada lima karakteristik dari sistem yang perlu diketahui,
yaitu: i sistem terdiri dari komponen-komponen; ii adanya interaksi antar komponen; iii mempunyai mekanisme atau transformasi; iv adanya tujuan dan
saling ketergantungan; serta v adanya lingkungan yang mengakibatkan dinamika sistem.
Sedangkan analisis sistem adalah suatu studi tentang sistem dan atau organisasi dengan menggunakan azas-azas ilmiah yang dapat menghasilkan
suatu konsepsi atau model. Konsepsi dan model tersebut dapat digunakan sebagai dasar kebijakan, perubahan struktur, strategi dan taktik pengelolaan
sistem tersebut. Dengan demikian, analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu metode ilmiah yang merupakan dasar dalam pemecahan masalah dalam
pengelolaan sistem tersebut. Analisis sistem bertujuan mengidentifikasi unsur- unsur penyusun sistem, memahami proses yang terjadi di dalam sistem dan
memprediksi kemungkinan keluaran sistem yang terjadi akibat adanya perubahan di dalam sistem.
Jeffer 1978 dalam BAPEDAL dan LAPI 2003 mengemukakan bahwa analisis sistem bukan merupakan teknik matematika atau kelompok teknik
matematika, tapi suatu strategi penelitian secara luas yang menggunakan beberapa konsep dan teknik matematika secara sistematis dan ilmiah untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, analisis sistem merupakan suatu organisasi data dan informasi dengan model-model yang teratur dan logik yang
diikuti dengan pengujian dan eksplorasi model untuk mendapatkan validasi dan perbaikan. Dalam analisis sistem terjadi penggunaan analogi fisik dari proses-
proses yang diamati. Selanjutnya dikatakan dalam penerapan analisis sistem, terdapat 7 tahap yang saling berkaitan antar satu dengan lainnya, seperti yang
terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Diagram Tahap Analisis Sistem menurut Jeffer 1978 dalam BAPEDAL dan LAPI 2003.
1 Pemodelan
Dalam analisis sistem dan simulasi yang paling banyak berperan adalah model. Model adalah konsepsi mental, dimana hubungan empirik atau kumpulan
pernyataan-pernyataan matematik atau dapat juga dinyatakan sebagai representasi sederhana dari suatu sistem dimana hubungan peubah-peubah
PENGENALAN DEFINISI DAN PERUMUSAN
MASALAH IDENTIFIKASI SASARAN
DAN TUJUAN PENENTUAN
PEMECAHAN MASALAH PEMODELAN
EVALUASI KEGIATAN IMPLEMENTASI HASIL
PENGENALAN DEFINISI DAN PERUMUSAN
MASALAH IDENTIFIKASI SASARAN
DAN TUJUAN PENENTUAN
PEMECAHAN MASALAH PEMODELAN
EVALUASI KEGIATAN IMPLEMENTASI HASIL
digambarkan sebagai hubungan sebab akibat. Suatu model dapat juga diartikan sebagai penyederhanaan suatu sistem maupun sub-sistem. Sedangkan sistem
adalah gambaran suatu proses atau beberapa proses yang teratur. Suatu sistem mungkin kelihatan sangat rumit karena banyak proses yang terlibat atau banyak
komponen didalamnya, namun sistem tersebut merupakan suatu keteraturan. Berdasarkan tujuannya, model simulasi dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu untuk pemahaman proses, untuk prediksi dan untuk keperluan manajemen. Model simulasi sebagai salah satu metode ilmiah memiliki kelebihan-kelebihan
antara lain membantu dalam mendefinisikan dan mengelompokkan pengetahuan yang ada, membantu melokalisir kesenjangan dalam suatu bidang ilmu dan
dapat membuat hipotesis secara eksplisit sehingga membantu dalam penentuan prioritas pengkajian, sebagai alat untuk membuat informasi operasional yang
terpadu, sebagai media kerjasama yang efektif di antara ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu dan tingkatan ilmu serta pengembangan model sebagai indikasi
kemajuan ilmu pengetahuan dan peningkatan ketepatan prediksi. Suatu model yang baik harus menggambarkan fungsi yang
sesungguhnya dari sistem. Model merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu menggambarkan sistem yang kompleks secara konseptual dan
terukur, dan bahkan untuk memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari suatu kegiatan yang apabila diaplikasikan ke dalam sistem yang sebenarnya akan
sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama atau bahkan sangat merusak bagi sistem dimaksud.
Model yang baik dan benar adalah model yang mendukung atribut komponen funsgional yang penting dari sistem yang sebenarnya. Pemodelan
dirasakan sangat penting artinya bagi pemahaman terhadap alam yang kompleks dan sulit untuk dipahami secara komprehensif.
Dengan demikian maka pemodelan dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk membantu konseptualisasi dan pengukuran dari suatu sistem yang
kompleks, atau memprediksi konsekuensi response dari sistem tindakan intervensi manusia. Jika tindakan manusia management intervension ini
dicobakan secara langsung terhadap sistem ekosistem yang sebenarnya alam, maka konsekuensinya terlalu mahal bahkan mungkin merusak atau sukar
untuk dipelajari.
Selanjutnya dikatakan dalam literatur yang sama bahwa model dapat dikatagorikan menjadi dua model, yaitu model analitik dan model simulasi.
Model analitik adalah model yang rumus eksplisitnya diperoleh dari nilai penduga atau distribusi, termasuk diantaranya adalah model regresi dan multivariate,
eksperimen percobaan, standar mutu, dan teori distribusi statistik. Model ini menggunakan persamaan matematik yang kompleks. Hasil pemecahannya
bersifat eksak dan hanya dapat digunakan untuk sistem yang sederhana, sebatas kemampuan matematik untuk memformulasikan hubungan fungsional
antar komponen sistem dalam bentuk persamaan matematik. Sedangkan model simulasi adalah model yang dapat dijelaskan oleh
operasi aritmatika secara rutin, termasuk diantaranya adalah penyelesaian persamaan diferensial, pengulangan aplikasi dari matriks transisi atau
penggunaan bilangan acak. Model simulasi sedikit menggunakan persamaan matematik dan lebih intensif menggunakan bantuan komputer, sehingga hasilnya
bersifat kisaran, tidak eksak, namun dapat digunakan untuk sistem yang lebih kompleks.
Simulasi merupakan salah satu pendekatan pemodelan yang paling sering digunakan, terutama untuk proses ekperimentasi pada model-model
pengganti eksperimen pada sistem yang nyata. Salah satu keuntungan menggunakan simulasi adalah dapat memecahkan banyak persamaan secara
simultan dan dapat mengakomodasikan sistem non-linier dari suatu prosespersamaan. Jadi model sangat sesuai untuk sistem yang kompleks.
Melalui simulasi dapat diperoleh keputusan-keputusan yang berguna terhadap jenis-jenis problema tertentu. Dengan simulasi juga dapat dilakukan
eksperimentasi atau suatu sistem atau ekosistem tanpa harus mengganggu atau mengadakan perlakukan terhadap sistem yang diteliti.
2 Kaitan antara Sistem, Model dan Simulasi
Kaitan antara sistem, model dan simulasi dalam analisis sistem sangat berkaitan erat dan berhubungan secara timbal balik. Hal ini disebabkan karena
seluruh komponen dalam sistem, model dan simulasi tersebut merupakan tahapan kerja dalam keseluruhan tahap pengembangan model.
Pembentukan sebuah model pada dasarnya merupakan pengembangan proses-proses ilmiah yang didasari oleh logika pikir murni yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya. Model konseptual yang terbentuk kemudian dilanjutkan dengan penggambaran model diagram yang tujuannya untuk
menjelaskan keseluruhan konsep yang dikembangkan pada tahapan sebelumnya. Penggambaran tahapan konstruksi sistem tersebut dipengaruhi
oleh berbagai variabel, sehingga pembentukan model secara matematik analitik dapat membantu memecahkan masalah. Kemudian dengan bantuan model
komputer yang terprogram, suatu alternatif solusi dapat dihitung untuk mencapai tujuan yang sebenarnya.
Mengingat daya persepsi dan konsepsi manusia terbatas, maka kecil kemungkinannya untuk dapat membuat model yang benar-benar mewakili sistem
atau proses, terlebih lagi bila struktur sistem tersebut semakin rumit tingkatannya. Untuk itu, dibuat suatu pendekatan denga asumsi-asumsi yang
dirumuskan atas kesepakatan antara pembuat dan pemakai model. Dengan pendekatan tersebut, karakteristik dari sistem yang rumit dapat diselidiki melalui
simulasi. Dengan simulasi dapat ditentukan seberapa baik model yang terbentuk dapat memberikan gambaran yang sebenarnya di dunia nyata. Selain itu,
simulasi dapat pula digunakan untuk memerikasa kelengkapan dari pengukuran percobaan dari sistem alam. Apabila dalam proses simulasi ditemukan bahwa
model dan sistem tidak sesuai, maka dapat dianalisis penyebabnya. Perbedaan yang terjadi mungkin karena ketidaklengkapan ataupun penyederhanaan dari
sistem alam dan model yang terbentuk, dan hal ini dapat dianalisis lebih lanjut hingga ditemukan penyempurnaan model yang dibentuk.
3 Metodologi untuk Pemahaman Model
Pemahaman sebuah model menggunakan metodologi sistem dinamik adalah melalui tahapan yang terdiri atas:
1 Identifikasi suatu pola tingkah laku spesifik pola referensi Diidentifikasikan pola historis atau pola hipotesis yang menggambarkan
fenomena. Pola perilaku variabel-variabel dari berbagai aspek yang mencakup perilaku persoalan merupakan wakil dari pola historis maupun
hipotesis ini. Pola ini terintegrasi dalam susunan sedemikian rupa sehingga merepresentasikan tendensi-tendensi internal yang ada dalam
sistem yang ditimbulkan dari sekumpulan umpan balik yang terbentuk dalam sistem dan memiliki implikasi penting untuk analisa kebijakan.
2 Hipotesis dinamik Hipotesis dinamik yang diajukan dalam tahap ini belum tentu tepat,
sehingga perlu iterasi, pembandingan dengan bentuk empirik, reformulasi perlu ditempuh hingga diperoleh suatu hipotesis logis dan sahih secara
empirik. 3 Batas model
Batas model perlu dibentuk untuk memisahkan tendensi internal dan proses-proses yang merepresentasikan pengaruh eksogenous. Batas
model menggambarkan cakupan analisa dengan fokus utama pada isu yang dibicarakan.
4 Struktur umpan balik Struktur umpan balik menunjukkan proses sebab akibat variabel-variabel
dalam loop tertutup bukannya korelasi statistik. Ada 2 macam loop umpan balik yaitu loop positif dan loop negatif. Loop positif akan
menunjukkan pola pertumbuhan eksponensial atau peluruhan, sedangkan loop negatif akan memberikan pola pencapaian tujuan. Gabungan
keduanya akan menghasilkan bermacam pola perilaku. Representasi struktur umpan balik ada 2 yaitu level dan rate. Level menunjukkan
akumulasi sedangkan rate menunjukkan aliran. 5 Pengujian model dan analisa kebijakan
Menurut Forester 1973, pengujian yang memadai akan mencakup 17 macam pengujian, yang dibagi ke dalam 3 kelompok besar:
• Kelompok pertama, terdiri dari uji struktur model yaitu verifikasi struktur, parameter, kondisi ekstrim, kecukupan batas dan konsistensi
dimensi. • Kelompok kedua, berhubungan erat dengan perilaku model yaitu
reproduksi perilaku, prediksi perilaku, anomali perilaku, anggota kelompok, surprise behavior, kebijakan ekstrim, kecukupan batas dan
sensitivitas perilaku. • Kelompok ketiga, terdiri dari uji perbaikan sistem, perilaku peramalan
yang diubah, kecukupan batas dan sensitivitas kebijakan. Jika korespondensi antara model mental sistem, model eksplisit dan
pengetahuan empirik tentang sistem diperoleh, maka model yang dibuat dapat diterima sebagai suatu representasi persoalan yang sahih dan
dapat digunakan dalam analisis kebijakan.
4 Pendekatan Model Sistem Dinamik
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan metode sistem dinamik sebagai berikut :
1 Identifikasi masalah.
2 Identifikasi variabel-variabel
sistem. 3 Formulasi
model. 4
Analisa tingkat laku dari model. 5 Evaluasi
model. 6 Analisa
kebijakan. 7 Implikasi
model. Proses tersebut di atas diawali dan diakhiri dengan pemahaman terhadap
sistem dan permasalahannya, jadi membentuk suatu lingkugan tertutup.
Gambar 7 berikut ini menunjukkan proses dari pendekatan sistem dinamik.
Selanjutnya untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai metode sistem dinamik, dibawah ini akan dijelaskan pengertian-pengertian dasar
mengenai proses pendekatan metode sistem dinamik. Pengertian dasar tersebut antara lain meliputi konsep sistem, bangun model, simulasi serta diagram aliran.
Gambar 7. Diagram Pendekatan Metode Sistem Dinamik Forester, 1973 • Sistem dan klasifikasi sistem
Definisi sistem yang digunakan disini adalah definisi yang diberikan oleh Forrester dalam bukunya “Principle of Systems”, sebagai berikut:
“System means a grouping of parts that operates together for a common purpose”. Sistem merupakan kumpulan dari unsur-unsur yang
saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Forrester 1973 mengklasifikasikan sistem sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup atau sistem umpan balik. Pada sistem terbuka, keluaran
merupakan respondari masukan, tetapi keluaran tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap masukan-masukan. Sedangkan pada sistem tertutup,
keluarannya kembali mempengaruhi masukan, sehingga tingkah laku pada waktu-waktu berikutnya.
Pada sistem tertutup, dapat dilihat adanya ciri-ciri dinamis dari suatu sistem. Dengan demikian arah perhatian ditujukan pada sistem tertutup atau
sistem umpan balik. Sistem umpan balik terbagi atas sistem umpan balik negatif dan umpan balik positif. Sistem umpan balik negarif berusaha
mencapai tujuan dan keluaran data akan mempengaruhi kembali masukan jika tujuan goal belum dicapai. Sistem umpan balik positif bersifat divergen
IMLEMENTASI KEBIJAKAN
PEMAHAMAN SISTEM
IMLEMENTASI KEBIJAKAN
ANALISIS KEBIJAKAN
SIMULASI FORMULASI
MODEL KONSEPTUALISASI
SISTEM
sehingga terlihat akan memberikan akibat yang menimbulkan kejadian berikutnya yang semakin besar.
Sistem dinamik adalah sistem yang berdasarkan prinsip-prinsip sistem tertutup. Struktur dasar dari suatu lingkaran umpan balik pada sistem
tertutup dapat digambarkan pada Gambar 8. sebagai berikut:
Gambar 8. Diagram Lingkaran Umpan Balik Forrester, 1973
Lingkaran umpan balik merupakan lintasan tertutup yang menghubungkan deretan keputusan yang kemudian menentukan tindakan
level dari sistem, serta informasi mengenai keadaan level dari sistem. Informasi tersebut kemudian kembali kepada keputusan.
Dari Gambar 8 terlihat bahwa yang mempengaruhi keputusan
bukanlah keadaan level yang mungkin berbeda dari keadaan sebenarnya akibat kesalahan atau kelambatan delay yang terjadi dalam lintasan.
• Pemodelan sistem
Suatu model adalah pengganti dari suatu obyek atau sistem. Sedangkan metodologi pendekatan pemodelan sistem mempelajari
bagaimana memperlakukan aspek dinamis dan kompleksi dari sistem. Dalam menerapkan sistem dinamik digunakan model untuk
menyederhanakan sistem yang akan diamati. Penyederhanaan suatu sistem, baik secara struktural maupun fungsional pada hakekatnya adalah
aktivitas untuk memahami sistem tersebut sesempurna mungkin. Proses penyederhanaan yang cukup mendasar dimana sistem itu dinilai dari
komponen-komponen pokoknya, dan selanjutnya akan berkembang menjadi penyederhanaan yang lebih mendekati realitas sistem itu sendiri.
Keputusan
Informasi Keadaan
Keadaan level
Keputusan
Informasi Keadaan
Keadaan level
Pembuatan model merupakan suatu proses untuk menggambarkan berbagai hubungan dalam persoalan yang sedang dihadapi dalam bentuk
formal atau matematis. Jenis model yang dipilih disini adalah model matematis. Model matematis terdiri dari serangkaian persamaan-persamaan
yang menggambarkan interaksi antara variabel-variabel dalam sistem. Jenis model ini dipilih karena dianggap relatif paling mudah untuk dimanipulasi.
Pada model matematis dapat dilihat semua asumsi-asumsi yang digunakan dalam menyusun model tersebut, sehingga memudahkan dalam membuat
penafsiran terhadap hasil-hasil yang diperoleh. Sebagai pengganti dari sistem sebenarnya, maka tentu saja
diharapkan suatu model yang dibuat memiliki korespondensi yang erat dengan sistem yang sebenarnya atau dengan kata lain sejauh mungkin
dapat merepresentasikan sistem sebenarnya. Tetapi perlu juga diingat bahwa untuk sistem yang rumit seperti sistem sosial, ekologi dan
sebagainya, maka suatu model yang dapat menggambarkan sistem sebenarnya secara tepat adalah tidak mungkin. Sehingga untuk sistem
semacam itu pembuatan model hanyalan merupakan usaha pendekatan ke arah model yang sempurna. Untuk menggambarkan berbagai hubungan
dan interaksi antara variabel-variabel dalam suatu sistem umpan balik digunakan aliran.
• Keabsahan model
Keabsahan dan kegunaan dari suatu model matematis hendaknya jangan ditentukan dengan membandingkannya terhadap suatu
kesempurnaan, tetapi harus juga ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan model tersebut. Suatu model secara struktur dapat
dikatakan valid structurally valid jika model tidak hanya dapat membuat reproduksi perilaku sistem, akan tetapi ia juga mengungkapkan bagaimana
sistem tersebut bekerja menghasilkan perilaku tersebut. Oleh karena itu model dapat dikatakan baik jika model dapat menambah pemahaman
terhadap perilaku sistem yang dimaksud, mudah dikomunikasikan dan dapat menolong pada sistem tersebut. Dan kadang-kadang suatu model dapat
juga dikatakan baik jika masih terbuka untuk perbaikan. Untuk menguji keberhasilan suatu model maka biasanya dibedakan
antara pengujian dan pengabsahan. Pengujian adalah membandingkan
model dengan kenyataan empiris untuk membenarkan atau menyangkal model. Perbandingan bisa dilakukan untuk struktur model dengan
pengetahuan deskriptif, bisa juga untuk perilaku model dengan perilaku sistem. Pengujian dilakukan sejak awal pembuatan hingga akhir.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengabsahan model adalah proses untuk membangkitkan kepercayaan pada kekuatan dan kegunaan model
tersebut. Dalam pengabsahan sudah termasuk usaha untuk menjelaskan dasar-dasar yang digunakan meningkatkan kepercayaan terhadap model.
Tujuan pengabsahan adalah untuk meyakinkan pihak yang berkepentingan akan kegunaan model tersebut sebagai dasar bagi perubahan kebijakan.
Pengabsahan dilakukan sejak awal pembuatan model dengan berusaha meyakinkan bahwa model akan menghasilkan gejala yang serupa dengan
sistem sebenarnya. Ujian yang paling bisa dilakukan adalah dengan cara mencari hubungan antara bangun model dengan perilaku sistem sebenarnya
untuk mendapatkan pengabsahan.
• Simulasi
Forrester 1973 mengatakan bahwa simulasi adalah penyelesaian bertahap persamaan matematik dari suatu sistem untuk mengetahui
perubahan yang terjadi dari sistem tersebut sehingga bisa dipelajari dari sistem tersebut. Sedangkan menurut definisi yang diberikan Emshoff adalah
sebagai berikut: “ A simulation is a model of some situation in which the elements of the
situation are represented by arithmetic and logical processes that can be excecuted on a computer to predict the dinamic properties of the situation”.
• Diagram Aliran
Diagram aliran membantu memvisualisasikan hubungan antar variabel- variabel, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang model
yang dibuat. Diagram aliran akan menunjukkan variabel-variabel level, rate auxiliary, konstanta dan fungsi-fungsi khusus dalam program serta
bagaimana mereka saling berhubungan. Berikut ini akan diuraikan seluruh simbol yang terdapat dalam diagram aliran simulasi sistem dinamik.
2.2.3 Tinjauan Model Sistem Dinamik yang Sudah Ada Model sistem dinamik telah dicobakan untuk memahami masalah
lingkungan hidup dan kependudukan. Beberapa model tersebut adalah: 1
Model kebijakan dalam masalah lingkungan hidup dan kependudukan.
2 Model Global Forester : Model yang digunakan untuk memahami kaitan antara populasi, sumberdaya alam, investasi modal, investasi
modal bidang pertanian dan polusi. 3 Model Kementerian Lingkungan Hidup : Model yang digunakan untuk
memahami kaitan antara aspek-aspek perubahan populasi, kualitas hidup, perubahan ekonomi, sumberdaya alam dan kualitas
lingkungan. 4 Model interaksi antara Kependudukan, Pembangunan dan Kondisi
Lingkungan sebagai Masukan Pelaksanaan Koordinasi antar Pelaku Pembangunan.
1 Model Kebijakan dalam Masalah Lingkungan Hidup dan Kependudukan
Model ini dkembangkan oleh Pusat Penelitian Energi ITB dari suatu gagasan untuk menyiapkan suatu perangkat instrumen simulasi analisis
kebijakan tentang pembentukan pola dan tingkat kesejahteraan penduduk dengan pola pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak mengakibatkan
penurunan daya dukung lingkungan dalam menopang perkembangan lanjut kebutuhan hidup bermasyarakat. Model ini dibentuk dari 3 himpunan model,
yaitu: • Model kependudukan dan ketenagakerjaan.
• Model makroekonomiksektor-sektor kegiatan ekonomi. • Model sumberdaya alam dan lingkungan.
Dari ketiga model tersebut dihubungkan oleh satu variabel tingkat keserasian berupa Indeks Kualitas Hidup. Indeks Kualitas Hidup merupakan
suatu rangkuman dari tingkat pendapatan perkapita, pengangguran, indeks ketersediaan pangan dan indeks polusi. Secara matematis Indeks Kualitas
Hidup dihitung sebagai suatu perkalian antara kualitas hidup standar Sayogyo, 1970 dengan 4 faktor pengali yang diturunkan dari dinamika pendapatan
perkapita, indeks ketersediaan pangan, pengangguran, dan indeks polusi. Keempat faktor ini direpresentasikan oleh fungsi-fungsi non-linear.
QL = QLs x QLPC x QLF x QLP x QLUR
dengan: QL: Indeks kualitas hidup; QLs: Kualitas hidup standar; QLPC: Faktor pengali dan
pendapatan perkapita; QLF: Faktor pengali dari ketersediaan pangan; QLP: Faktor pengali dari polusi; QLUR: Faktor pengali dari pengangguran.
Asumsi pokok dalam model keserasian ini adalah sebagai berikut : 1 Semua komoditi non-minyak diagregasikan menjadi satu, yang
produksinya ditentukan oleh produksi potensial dan faktor pemanfaatan kapasitasnya. Produksi potensial ini dimodelkan oleh suatu fungsi
produksi, kapital modal dan tenaga kerja, sedangkan faktor pemanfaatan kapasitasnya bergantung kepada level rata-rata
permintaan jangka pendek. 2 Inventory dalam sektor produksi merepresentasikan suatu level yang
berisi akumlasi barang-barang di dalam ekonomi. Inventory bertamabah karena adanya produksi dan impor, dan berkurang karena adanya
pengeluaran untuk konsumsi, investasi, pembelian pemerintah dan ekspor.
3 Berkurangnya stok inventory dapat dipenuhi kembali melalui impor yang besarnya dapat diatur melalui instrumen kebijakan. Sedangkan ekspor
komoditi non-minyak ditetapkan secara eksogenus. Besar kecilnya ekspor-impor ini tidak dibatasi oleh keadaan pasar internasional.
4 Dinamika aliran uang financial market diatur oleh suatu proses keseimbangan antara tabungan, investasi dan pinjaman melalui suatu
stok level uang. 5 Ketersediaan barang dalam inventory, ketersediaan uang dalam stok
uang dan ketersediaan sumberdaya alam secara bersama-sama akan mempengaruhi kecepatan proses akumulasi investasi menjadi kapital.
6 Peningkatan penggunaan kapital dalam sektor produksi pada gilirannya akan meningkatkan polusi dan penggunaan sumberdaya alam.
7 Peningkatan kapital akan menaikan Indeks Ketersediaan Pangan yang kemudian akan mendorong angka kelahiran. Di lain pihak, peningkatan
kapital dan jumlah penduduk akan menimbulkan polusi yang pada gilirannya akan meningkatkan angka kematian.
8 Dua komponen utama dalam sub-model minyak adalah produksi potensial minyak dan jumlah ekspor minyak yang diinginkan. Produksi
potensial minyak ditentukan oleh stok kapital pada sektor ini dan tingkat produktivitasnya. Produksi minyak digunakan untuk memenuhi
permintaan domestik dan ekspor. Pendapatan ekspor minyak dalam jangka panjang dianggap digunakan untuk mengimpor komoditi non-
minyak, menambah tingkat ketersediaan inventory. 9 Jumlah ekspor minyak yang diinginkan ditentukan secara endogenus
dalam sub-model minyak berdasarkan tingkat ketersediaan sumber minyak dan kebutuhan akan pendapatannya, dan dapat dimodulasi oleh
kebijakan ekspor minyak yang eksogen. 10 Dalam jangka panjang, studi ini menganggap bahwa fraksi peranan
kapital dan tenaga kerja technological mix dalam sektor produksi dapat diatur melalui penggunaan metode produksi yang relatif fleksibel.
Asumsi ini memungkinkan terjadinya substitusi antara kapital dan tenaga kerja di sektor produksi.
2 Model Global Forester
Model Global Forester memiliki 5 level utama. Kelima level itu adalah populasi, sumberdaya alam, investasi modal, investasi modal bidang pertanian
dan polusi. Kelimanya membentuk suatu hubungan langsung dan tidak langsung antara satu dengan yang lain.
Populasi yang mempunyai peran yang besar dalam menentukan besaran level lain. Populasi mempengaruhi penggunaan sumberdaya alam, besarnya
investasi modal, baik di bidang pertanian atau bukan, serta mempengaruhi besarnya polusi yang diemisikan ke alam. Tetapi dari tiap level itupun terdapat
umpan balik yang akan mempengaruhi besaran populasi baik melalui angka kelahiran maupun dari angka kematian.
Populasi akan mempengaruhi investasi modal karena makin besarnya populasi akan makin besar pula kebutuhan barang dan jasa dan hal tersebut
merupakan investasi industri penghasil barang dan jasa tersebut. Hal ini berlaku pula pada investasi di bidang pertanian.
Investasi modal berarti akan memperbesar jumlah industri barang dan jasa yang berarti akan makin besar pula penggunaan sumberdaya alam dan ini
berarti besar level sumberdaya alam akan berubah pula. Selain itu dengan makin banyak industri barang dan jasa maka akan semakin besar pula polutan
yang terbuang. Investasi di bidang pertanian selain dipacu oleh membengkaknya
populasi juga akan dipengaruhi oleh adanya polusi. Hal ini berkaitan dengan kualitas lingkungan yang menunjang pertanian, makin rendah kualitas lingkungan
yang mampu menunjang industri pertanian berarti akan mengurangi kemauan investasi di bidang itu. Diagram sebab akibat dari Model Forrester 973 dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram Hubungan Timbal Balik Model Forrester 1973 3 Model Kementrian Lingkungan Hidup
Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan EMDI Environmental Management Development in Indonesia telah
membentuk kerangka kerja untuk mengintegrasikan perencanaan pengembangan jangka panjang Djajadiningrat et al., 1992. Kerangka kerja
tersebut mengintegrasikan aspek-aspek perubahan populasi, kualitas hidup, perubahan ekonomi, sumberdaya alam dan kualitas lingkungan.
SUMBERDAYA ALAM
INVESTASI MODAL INVESTASI
BIDANG PERTANIAN POLUSI
Gambar 10. Model Kementrian Lingkungan Hidup Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan LAPI-ITB, 2003.
Dengan menggunakan kerangka kerja tersebut pada tahun 2000, suatu model simulasi statis yang sederhana telah disusun untuk menyusun skenario
untuk Indonesia dan ke-enam wilayah utama berdasarkan asumsi pertubuhan penduduk, penyediaan kebutuhan dasar manusia, pertumbuhan ekonomi,
keterbatasan sumberdaya dan pengendalian pencemaran. Struktur model yang telah dikembangkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan LP-ITB
dapat dilihat pada Gambar 10. 4 Model Interaksi antara Kependudukan, Pembangunan dan Kondisi
Lingkungan sebagai Masukan Pelaksanaan Koordinasi antar Pelaku Pembangunan
Model ini dikembangkan oleh LAPI ITB bekerjasama dengan BAPEDAL. Komponen utama yang menjadi dasar penyusunan model adalah dinamika
kependudukan, pemenuhan kebutuhan masyarakat, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, keterbatasan dan ketersediaan sumberdaya alam serta
kualitas dan manajemen lingkungan hidup. Melalui model dinamik yang disusun dapat diketahui perubahan yang
tejadi pada:
PERUBAHAN POLUSI
KEBUTUHAN MASYARAK
PANGAN
KESEJAHTRAAN MASYARAKAT
KETERBATASAN FASILITAS
KETERSEDIAAN BARANG DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
KEBIJAKAN EKSPORIMP
ENERGI KUALITAS
LINGKUNGA
MANAJEMEN LINGKUNGAN
KETERBATASAN SUMBERDAYA
FAKTOR EKSTERNAL : KEBIJAKAN SOCIAL,
EKONOMI, TEKNOLOGI, AKTIVITAS
LINGKUNGAN DAN
KETERBATASAN TENAGA
KERJA
• Konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi. • Pertumbuhan populasi dan urbanisasi kaitannya dengan degradasi
lingkungan. • Pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk. Pendapatan perkapita
dan tingkat kemiskinan. • Kebutuhan pangan dan konversi lahan pertanian.
• Pemenuhan kebutuhan dengan ketersediaan sumberdaya alam. • Pengendalian pencemaran dan manajemen lingkungan.
Pendekatan yang telah dilakukan pada model
memperlihatkan integrasi dari :
• Sasaran pembangunan manusia, tingkat kualitas kehidupan yang akan dicapai.
• Sasaran pertumbuhan ekonomi, sumberdaya yang dipakai untuk meningkatkan kualitas kehidupan secara efektif.
• Kepedulian lingkungan, nilai pembangunan kaitannya dengan kualitas lingkungan dan penipisan sumberdaya alam.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian