Kekuatan Penyusunan Unsur Pembentuk SWOT
yang dikaji, baik dari sub-sistem industri, perumahan, jasa, pertanian maupun pariwisata.
Upaya pengolahan limbah cair yang telah dilakukan selama ini sudah cukup baik. Upaya tersebut antara lain dengan mempergunakan
Jaringan Induk Saluran Pengumpul dan penyalur Air Limbah, yang menerima air limbah dari 6 blok daerah pelayanan. Selanjutnya lewat
Jaringan Induk Saluran Pengumpul dan penyalur, air limbah dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air LimbahWaste Water Treatment Plant
[WWTP] pada ujung barat SWP Tanjung Uncang Sagulung. Upaya lain yang perlu dilakukan dalam penanganan limbah cair
adalah dengan membangun saluran terbuka [untuk daerah pemukiman] atau tertutup [untuk daerah Industri, daerah komersiel
dan daerah perkantoran] termasuk saluran bawah tanah, untuk mengendalikan air hujan dan air buangan khususnya pada daerah
yang belum mempunyai saluran pembuangan. Khusus untuk limbah dari daerah industri. pariwisata dan komersil,
limbah cairnya perlu terlebih dahulu diproses untuk memperbaiki kualitas air buangan melalui proses pengolahan,sehingga memenuhi
standard air buangan yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis sistem optimalisasi pemanfaatan lahan, maka pengelolaan yang perlu
dilakukan adalah kewajiban untuk mengelola limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan dengan standar minimal 70 dari limbah yang
akan dikeluarkan sudah dikelola dan limbah cair yang dikeluarkan sudah sesuai dengan standar baku mutu limbah cari dari Kementrian
Lingkungan Hidup RI.
Untuk menghindari terserapnya limbah yang berbahaya ke dalam badan tanah dan mencemari sekitarnya maka perlu dibuatkan saluran
drainage yang mencakup sistem pengaliran air hujan dan air limbah dari kawasan rumah tangga, komersial dan industri. Pemisahan
antara saluran drainase air limbah dan air hujan perlu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan cemaran limbah industri ke dalam badan
sungai, dan tercampurnya air hujan dengan air limbah. Klasifikasi saluran drainase yang diperlukan meliputi saluran drainase
tertutup dan saluran drainase terbuka. Saluran drainase tertutup
dibuat untuk daerah komersil, industri, perkantoran dan jalan-jalan utama di sekitar daerah wisata. Saluran drainase terbuka dibuat
untuk daerah permukiman dan saluran utama drainase. Prinsip-prinsip saluran drainase yang dibuat adalah pada sebelah kiri
dan atau kanan jalan dan mengikuti alam atau topografi sehingga aliran air terjadi secara gravitasi untuk menghindari penyumbatan
pada badan saluran drainase.
b Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat
Limbah padat yang diperkirakan berdampak negatif bagi wilayah pesisir dan laut berdasarkan hasil simulasi sistem berasal kegiatan
industri, perumahan, jasa dan pariwisata. Adapun pengelolaan yang sudah dilakukan adalah dengan membuat pembuangan akhir sampah
dengan sistem Open Dumping atau dibuang tanpa dipadatkan. Namun demikian pengelolaan limbah padat seperti ini perlu
ditingkatkan menjadi sistem Sanitary Landfill. Penanganan limbah padat memakai sistem pengumpulan dan
pengangkutan limbah padat dari daerah pelayanan menuju tempat pembuangan akhirTPA yang sudah disiapkan misalnya TPA Muka
Kuning dengan memakai compactor truck yang sudah disiapkan pada daerah-daerah pelayanan. Untuk kawasan industri, kendaraan
pengumpul dan pengangkut sampah melayani keseluruhan Wilayah Industri Pulau Batam, baik untuk kelompok Industri penghasil limbah
padat sampah dalam jumlah besar [2m3 per hari] maupun kelompok Industri penghasil limbah padat kecil [buangan dari aktivitas kantor].
c Kebijakan Pengelolaan Erosi
Laju erosi yang terbesar terjadi pada catchment area disekitar dam Ladi, yaitu sebesar 27.23 tonhath yang sudah jauh melebihi
laju erosi yang diperkenankan yaitu 4 – 11 tonhath. Sehubungan dengan hal ini perlu dilaksanakan langkah-langkah penanggulangan.
Penanggulangan erosi yang paling sesuai untuk catchment area adalah dengan cara Konservasi Vegetasi atau penanaman
vegetasi dengan masa pemeliharaan 3 tahun atau sampai tanaman dapat hidup tanpa bantu an pada lahan kritis.