Analisis Deskriptif Sosial Budaya
Penjumlahan didasarkan pada unsur-unsur pembentuk kebijakan tersebut. Dari
penjumlahan ini didapatkan prioritas kebijakan seperti dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Penentuan Prioritas Kebijakan Pengelolaan Pulau Batam
No. Kebijakan
Keterkaitan Skor
Prioritas Sektor Industri
1
Perlu segera diterapkan kebijakan penarikan lahan-lahan yang tidak segera dibangun melalui
tahapan peringatan atau tindakan keras agar segera membangun
S1, S4, S5, W1, O1, T3,
T4 3+3+1+2+3+
2+2=16 2
2
Lahan yang telah ditarik, segera diproses untuk berikan kepada investor yang bersungguh-
sungguh dengan biaya sewa lahan yang lebih tinggi tetapi dengan pelayanan dan penyiapan
infrastruktur yang lebih baik. Bila proses tersebut dilaksanakan maka inevstor akan segera
membangun dan investasi positif dengan cepat akan meningkat
S4, S6, W1, 01, T3
3+3+2+3+2= 13
3
3
Mengingat lahan di Pulau Batam hampir seluruhnya merupakan pesisir, maka perlu
direvisi kembali Rencana Tata Ruang di kawasan tersebut, minimal memperbaiki kawasan pantai
dan menyediakan lahan-lahan untuk pengolahan limbah secara terpadu
S4, S5, S6, W2, 03, T1,
T2 3+1+3+2+3+
3+2=17 1
4
Lahan-lahan yang tidak sesuai dengan fungsi pembangunan P. Batam dan lahan pada sektor
lain yang memungkinkan untuk dikonversikan menjadi lahan industri, dengan memperhatikan
zoning di dalam Master Plan diusulkan segera dikonversikan terutama ke sektor industri
S1, S4, S5, W1, O1, T3,
T4 3+3+1+2+3+
2+2=16 2
5
Apabila konversi lahan disetujui maka sebaiknya langsung diberikan kepada investor agar
mempercepat laju pertumbuhan investasi positif
S4, S6, T4 3+3+3=9
4 6
Kebijakan pengelolaan sumber dampak negatif
W2, T1 2+3=5
5
Sektor Perumahan
1
Perlu memperbaiki Rencana Tata Ruang khususnya untuk perencanaan perumahan
dikawasan padat perkotaan, antara lain kebijakan kebijakan pengetatan ijin KDB dan KLB
S3, W3, O2, T3
1+3+2+2=6 4
2
Perlu penataan hunian zoning perumahan berdasarkan lokasi kerja
S2, W3,O1, 02, T3
2+3+3+2+2= 12
1 3
Perlu perencanaan kawasan perumahan sesuai dengan standar kenyamanan perumahan yang
aman, nyaman dan mudah dijangkau dengan fasos dan fasum yang memadai. Hal ini perlu
dilakukan untuk kenyamanan dan kelestarian lingkungan
S2, S3, W3, 02
2+1+3+2=8 3
4
Perlu dipikirkan subsidi bagi penduduk asli yang berpenghasilan rendahmiskin dalam bentuk
keringanan atau pemberian kavling atau pemberian perumahan
S3, W3, O2 1+3+2=6
4
Lanjutan Table 30…..
5
Perlu memperhatikan segmentasi harga lahan untuk perumahan agar didapat subsidi silang bagi
masyarakat berpenghasilan rendahmiskin S2, S3, W3,
02, T3 2+1+3+2+2=10
2
Sektor Jasa
1
Menata Tata Ruang Kawasan Jasa seperti di Batu Ampar Nagoya dan Batam Senter
S4, S6, W4, W6, O3, T4,
T6 3+3+2+3+3+2+
3= 19
1 2
Dikeluarkan kebijakan memberi peringatan keras untuk segera membangun atau dilakukan penarikan
kembali lahan-lahan jasa yang telah dialokasikan tetapi belum dibangun
S5, W1, O1, T3
1+2+3+2=6
4
3
Membuat kebijakan peraturan tata ruang seperti KLB dan KDB
S2, S3, O2, T4
2+1+2+2=7
3 4
Membuat kebijakan standarisasi bangunan jasa di perkotaan dengan meningkatkan kualitas bangunan
dan pelayanan termasuk sarana dan prasarana umum
S2, S3, S4, W4, O3, T4
1+3+1+2+3+2= 12
2
5
Penataan lingkungan jasa perkotaan dan menambah dengan menambah ruang hijau dan taman kota
S5, W4, T4 3+2+2=7
3
Sektor Pertanian
1 Dengan melihat keterbatasan sumberdaya air,
karakteristik kesuburan lahan yang kurang dan rendahnya minat investor maka
direkomendasikan untuk mengkonversi lahan pertanian kepada sektor-sektor lain yang lebih
menguntungkan
S1, S5, W1, W5, W8, 03,
T4 3+1+2+2+2+3+
2=15
1
2 Perlu dipikirkan untuk memenuhi kebutuhan
komoditi pertanian untuk masyarakat Batam dengan harga yang relatif terjangkau
O4, T5, T6 1+2+3=6
2 3 Direkomendasikan menempatkan sektor
pertanian di pulau-pulau lain Barelang yang secara alamiah lebih memungkinkan dan
mudah dijangkau dari P. Batam, misalnya P. Galang
S5, W5, O4, T5
1+1+1+2=5
3
4 Penyediaan komoditi pertanian yang murah
yang dapat disediakan oleh pulau-pulau lain di sekitar Pulau Batam
S5, W5, O4, T5
1+1+1+2=5
3
Sektor Pariwisata
1 Mengubah citra pariwisata di P. Batam menjadi
lebih positif
S6, W6, W7, W8, O3, T6
3+3+2+2+3+3= 16
3 2
Meningkatkan kualitas pelayanan dan ragam wisata agar dapat meningkatkan masa tinggal
dan uang yang dibelanjakan oleh para wisatawan
S6, W6, W7, W8, O3, T1,
T6 3+3+2+2+3+3+
3=19
2
3 Meningkatkan standar pariwisata dengan standar internasional karena Batam
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan salah satu pintu gerbang terbesar
masuknya turis mancanegara setelah Bali
W6, W7, W8, O3, T6
3+2+2+3+3=13
4
4 Meningkatkan nilai investasi positif per-m
2
dengan memadukan unsur kualitas pelayanan dan ragam wisata, citra pariwisata dengan
standar internasional pariwisata
S6, W6, W7, W8, O3, T1,
T2, T6 3+3+2+2+3+3+
2+3=21
1
Berdasarkan Tabel 25 di atas, maka prioritas kebijakan pengelolaan dalam Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pulau Batam adalah sebagai berikut: