Data primer Data sekunder

f. Menganalisis biaya perbaikan pada lokasi-lokasi yang dianggap penting, dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang. g. Menganalisis pemanfaatan lahan agar optimal dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan potensi ekonomi.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data meliputi dua jenis, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Adapun data yang dikumpulkan meliputi data kondisi wilayah Pulau Batam sesuai dengan lingkup penelitian, permasalahan dan prioritas masalah pembangunan, kondisi lingkungan eksternal dan internal baik faktor penghambat maupun pendorong yang mempengaruhi pembangunan wilayah Pulau Batam.

3.3.1 Data primer

Data primer yang dibutuhkan meliputi data pengalokasian lahan dan pengecekan langsung pengalokasian lahan, pengambilan sampel, foto-foto dari lokasi yang dianggap penting dan mewakili dalam analasis. Wawancara mendalam indepth interview dilakukan kepada pihak Otorita Batam dan Pemerintah Kota Batam, terutama terkait dengan berbagai kebijakan, alokasi dan implementasi penggunaan lahan Secara terinci, pengambilan data primer dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain: 1 Observasi, melalui pengamatan langsung di lapangan tentang faktor- faktor strategis yang mempengaruhi pengelolaan wilayah Pulau Batam. 2 Wawancara mendalam indepth interview, yaitu dengan melakukan wawancara yang mendalam dan terstruktur terhadap responden dalam hal ini dengan dinas-dinas teknis di daerah, tokoh masyarakat, LSM dan lain sebagainya.

3.3.2 Data sekunder

Data yang digunakan adalah data-data mengenai pembangunan di P. Batam dengan batas pendataan sampai dengan tahun 1998. Data tersebut diperoleh melalui studi pustaka atau penelusuran berbagai referensi, buku dan laporan yang relevan dengan bahan penelitian. Adapun data sekunder yang digunakan antara lain data umum, kebijakanperaturan, data lahan untuk tiap sektor di Pulau Batam. 1 Data Umum: a Master Plan P. Batam tahun 1986 dan Evaluasi Master Plan tahun 1991. b Rencana Induk Pengembangan Wilayah Rempang, Galang tahun 1993. c Master Plan Lingkungan Barelang. d Laporan Pembangunan P. Batam yang meliputi posisi investasi, data ekonomi, ekspor impor dan lain-lain. 2 Data kebijakanperaturan: a KEPPRES berkaitan dengan Pengembangan Pulau Batam: • KEPPRES No. 74, Tahun 1971 mengenai Pengembangan Pembangunan Pulau Batam. • KEPPRES No. 41, Tahun 1973 mengenai Daerah Industri Pulau Batam. • KEPPRES No. 33, Tahun 1974 mengenai Penunjukan dan Penetapan Beberapa Wilayah Usaha Kawasan Berikat di Daerah Industri Pulau Batam. • SK MENDAGRI No. 43, Tahun 1977 mengenai Pengelolaan dan Penggunaan Tanah di Daerah Industri Pulau Batam. • KEPPRES No. 41, Tahun 1978 mengenai Penetapan Seluruh Daerah Industri Pulau Batam sebagai Wilayah Usaha Kawasan Berikat. • PERATURAN PEMERINTAH No. 34, Tahun 1983 mengenai Pembentukan Kota Madya Batam di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Riau. • KEPPRES No. 7 Tahun 1984 mengenai Hubungan Kerja Antara Kotamadya Batam dengan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam. • KEPPRES No. 56 Tahun 1984, mengenai Penambahan Wilayah Lingkungan Kerja Daerah Industri Pulau Batam dan Penetapannya sebagai Wilayah Usaha Kawasan Berikat. • KEPPRES No. 28 Tahun 1992, mengenai Penambahan Wilayah Lingkungan Kerja Daerah Industri Pulau Batam dan Penetapannya sebagai Wilayah Usaha Kawasan Berikat. • SK KETUA BPN No. 9-VIII-93, Tahun 1993 mengenai Pengelolaan dan Pengurusan Tanah di Daerah Industri Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau-pulau disekitarnya. b Peraturan Tarif Sewa Lahan c Peraturan Jangka Waktu Sewa Lahan d Peraturan Kebijakan Perumahan 1 : 3 : 6. 3 Data Lahan untuk tiap sektor di Pulau Batam: Data yang berkaitan dengan pemanfaatan dan ketersediaan lahan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data yang Dibutuhkan untuk Analisis Pemanfaatan Lahan No. Jenis Kebutuhan Data No. Jenis Kebutuhan Data A Data berkaitan dengan Pemanfaatan Lahan 6 Limbah B3 yang dihasilkan 1 Ketersediaan Lahan untuk masing-masing sektor sesuai Master Plan 7 Jumlah limbah cair yang diolah 2 Data Lahan yang telah dialokasikan 8 Jumlah limbah cair yang dibuang ke laut 3 Data Lahan yang telah dibangun 9 Jumlah limbah padat yang dihasilkan 4 Data Lahan yang telah dialokasikan tetapi tidak dibangun 10 Jumlah limbah padat yang dibuang 5 Lahan yang tidak dibangun dan dibuka 11 Jumlah limbah B3 yang dihasilkan 6 Sisa Lahan yang belum dialokasikan 12 Jumlah limbah B3 yang dikirim 7 Perubahan Peruntukan 13 Biaya pengolahan limbah cair per literm3 14 Biaya pengolahan limbah padat per M3 B Data berkaitan dengan investasi 15 Biaya pengiriman limbah B3 per literM3 1 Jumlah Investor yang masuk 16 Luas Lahan terbuka 2 Data jumlah Investor pada tiap-tiap Sektor 17 Biaya perbaikan Lahan per m 2 3 Jumlah Onvestor yang mendaftar PMA PMDN 18 Data Berkait dengan PembangunanOperasional dan Dampak 4 Jumlah Investor benar-benar berinvestasi 5 Jumlah Investor yang membatalkan investasinya D Data Umum Terkait 6 Jumlah Investasi tiap Sektor per tahun 1 Jumlah penduduk formal 7 Jumlah total Investasi Swasta sampai dengan tahun 1998 2 Jumlah penduduk liar 8 Jumlah Investasi oleh Pemerintah 3 Total jumlah penduduk 9 Jumlah Total Investasi Pemeerintah sampai dengan tahun 1998 4 Rumah yang sudah dibangun 1 : 3 : 6 10 Pertumbuhan Ekonomi 5 Jumlah rumah liar 5 tahun terakhir 11 Data berkaitan dengan investasi 6 Standar baku mutu limbah buangan Industri, Perumahan ke laut 7 Standar baku mutu limbah buangan ke waduk Tabel 6. Lanjutan ... No. Jenis Kebutuhan Data No. Jenis Kebutuhan Data C Data Berkait dengan PembangunanOperasional dan Dampak 8 Standar kebutuhan Ruang 1 Total Lahan yang sudah dibangundimanfaatkan 9 Standar kebutuhan Fasos Fasum 2 Luas Lahan yang ditimbun ke lautReklamasi 10 Standar kebutuhan Hijau 3 Jumlah tanah yang ditimbunkan 11 Curah hujan di P. Batam dan sekitarnya 4 Limbah cair yang dihasilkan 12 Sumber air yang meliputi jumlah waduk dan suplai yang dihasilkan serta luar daerah lindung catchment area 5 Limbah padat yang dihasilkan 3.4. Analisis Data 3.4.1 Pendekatan analisis