Kelemahan Peluang Penyusunan Unsur Pembentuk SWOT

dibuat untuk daerah komersil, industri, perkantoran dan jalan-jalan utama di sekitar daerah wisata. Saluran drainase terbuka dibuat untuk daerah permukiman dan saluran utama drainase. Prinsip-prinsip saluran drainase yang dibuat adalah pada sebelah kiri dan atau kanan jalan dan mengikuti alam atau topografi sehingga aliran air terjadi secara gravitasi untuk menghindari penyumbatan pada badan saluran drainase. b Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Limbah padat yang diperkirakan berdampak negatif bagi wilayah pesisir dan laut berdasarkan hasil simulasi sistem berasal kegiatan industri, perumahan, jasa dan pariwisata. Adapun pengelolaan yang sudah dilakukan adalah dengan membuat pembuangan akhir sampah dengan sistem Open Dumping atau dibuang tanpa dipadatkan. Namun demikian pengelolaan limbah padat seperti ini perlu ditingkatkan menjadi sistem Sanitary Landfill. Penanganan limbah padat memakai sistem pengumpulan dan pengangkutan limbah padat dari daerah pelayanan menuju tempat pembuangan akhirTPA yang sudah disiapkan misalnya TPA Muka Kuning dengan memakai compactor truck yang sudah disiapkan pada daerah-daerah pelayanan. Untuk kawasan industri, kendaraan pengumpul dan pengangkut sampah melayani keseluruhan Wilayah Industri Pulau Batam, baik untuk kelompok Industri penghasil limbah padat sampah dalam jumlah besar [2m3 per hari] maupun kelompok Industri penghasil limbah padat kecil [buangan dari aktivitas kantor]. c Kebijakan Pengelolaan Erosi Laju erosi yang terbesar terjadi pada catchment area disekitar dam Ladi, yaitu sebesar 27.23 tonhath yang sudah jauh melebihi laju erosi yang diperkenankan yaitu 4 – 11 tonhath. Sehubungan dengan hal ini perlu dilaksanakan langkah-langkah penanggulangan. Penanggulangan erosi yang paling sesuai untuk catchment area adalah dengan cara Konservasi Vegetasi atau penanaman vegetasi dengan masa pemeliharaan 3 tahun atau sampai tanaman dapat hidup tanpa bantu an pada lahan kritis. Melakukan penanaman dengan tanaman yang menyelimuti permukaan tanah juga signifikan untuk mengurangi dampak terjadinya erosi yang terjadi akibat pembukaan lahan pada catchment area akibat penggundulan dari pembangunan rumah liar. Untuk menghindari erosi atau gerusan dan juga kerusakan lain yang diakibatkan oleh aliran air hujan yang mengalir dipermukaan tanah yaitu: luapan dan genangan air, maka air hujan perlu dialirkan ke lembah sungai penerima yang terdekat, misalkan Sei Senimba, Sungai Langkai dan Tembesi lama, serta Sei Temiang dan untuk selanjutnya mengalir ke laut. Drainase merupakan suatu cara untuk mengalirkan air secepat mungkin menuju ke hilir. d Kebijakan Pengelolaan Limbah B3 5.4.2 Prioritas Kebijakan Sektor Perumahan 1 Perlu penataan hunian zoning perumahan berdasarkan lokasi kerja. 2 Perlu memperhatikan segmentasi harga lahan untuk perumahan agar didapat subsidi silang bagi masyarakat berpenghasilan rendahmiskin. 3 Perlu perencanaan kawasan perumahan sesuai dengan standar kenyamanan perumahan yang aman, nyaman dan mudah dijangkau dengan fasos dan fasum yang memadai. Hal ini perlu dilakukan untuk kenyamanan dan kelestarian lingkungan. 4 Perlu memperbaiki Rencana Tata Ruang khususnya untuk perencanaan perumahan dikawasan padat perkotaan, antara lain kebijakan kebijakan pengetatan ijin KDB dan KLB. 5 Perlu dipikirkan subsidi bagi penduduk asli yang berpenghasilan rendahmiskin dalam bentuk keringanan atau pemberian kavling atau pemberian perumahan.

5.4.3 Prioritas Kebijakan Sektor Jasa

1 Menata Tata Ruang Kawasan Jasa seperti di Batu Ampar Nagoya dan Batam Senter.