Lokasi dan Waktu Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

K : Faktor erodibilitas tanah ton ha jamha MJ.cm yaitu faktor kepekatan suatu jenis tanah terhadap erosivitas hujan. LS : Faktor Topografi , yang terdiri dari: L : Faktor panjang lereng, yaitu rasio tanah yang tererosi pada suatu panjang lereng tertentu terhadap tanah yang tererosi pada panjang lereng 22.1 m untuk kondisi permukaan lahan yang sama. S : Faktor kemiringan lereng, yaitu rasio tanah yang tererosi pada suatu ke miringan lereng tertentu terhadap tanah yang tererosi pada kemiringan lahan 9 untuk kondisi permukaan lahan yang sama. C = Faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup lahan. Faktor ini tidak mempunyai satuan. P = Faktor teknik konservasi tidak mempunyai satuan. Apabila tidak ada konservasi, maka faktor teknik konservasi atau faktor tindakan konservasi tanah P dianggap 1 oleh karena tidak ada tindakan konservasi. • Rumus untuk menghitung laju erosi A Weischmeier dan Smith,1978: A = 4 + 1.266 10D – K – 2 A : Laju erosi yang diperkenankan satuan: tonhath D : Kedalaman tanah satuan : meter . K : Erodibilitas tanah satuan : tonjoule Dihitung dengan mempergunakan nomografi prakiraan nilai erodibilitas. • Kondisi Lahan Tingkat Kekritisan berdasarkan Nilai Laju Erosi A pada lahan yang bersangkutan: Tingkat Kekritisan Nilai Laju Erosi Tidak Kritis A’ A Ringan A A’ 1.1 A Sedang 1.1 A A’ 1.3 A Berat A’ 1.3 A • Rumus sedimentasi: Terdapat 2 rumus yang dapat dipakai untuk menghitung sedimentasi, yaitu: Rumus untuk menghitung besarnya sedimentasi total SDT total dengan mempergunakan parameter cuaca, vegetasi, angin dan curah hujan, yaitu Weischmeier dan Smith,1978: SDT totalSedimentasi total = SDTt + SDTv + SDTa + SDTc. SDT : Sedimentasi. t : Faktor Cuaca. v : Faktor Vegetasi. a : Faktor Angin. c : Faktor Curah Hujan. Rumus untuk menghitung laju sedimentasi terkait dengan kondisi Hidrologi atau kondisi fisik sungai Weischmeier dan Smith,1978. Rs = 0.0864.Cm.Qs Rs = laju sedimentasi ton hari. Cm =Konsentrasi sedimentasimgl. Qs =Debit sungai m3 detik. 2 Menganalisa limbah buangan dari kegiatan yang sudah beroperasi. 3 Menganalisis kebutuhan hijau dan ruang terbuka. 4 Menganalisis rencana perbaikan sarana dan prasarana serta perbaikan lingkungan.

3.4.5 Analisis Spasial Pemanfaatan Lahan Pulau Batam

Setiap kegiatan pembangunan memerlukan ruang, namun ruanglahan untuk kegiatan ini semakin terbatas mengingat intensitas dari laju pertumbuhan dalam penggunaan ruang semakin tinggi. Dalam upaya mengatasi konflik pemanfaatan lahan, perlu dilakukan perencanaan penataan ruang yang lebih mengutamakan daya dukung lahan. Hal ini tentunya bisa ditunjang oleh ketersediaan data kondisi fisik dan sosial ekonomi dari sumberdaya alam yang ada. Dengan demikian perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih seksama dengan didukung oleh analisis pemanfaatan lahan yang komprehensif dengan menggunakan SIG Sistem Informasi Geografi. Selanjutnya masukan data untuk analisis SIG ini dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti RTRW, RUTR maupun RDTR, untuk kemudian disajikan dalam format peta dan basis data digital. Peta-peta ini merupakan tema-tema tertentu misalnya penggunaan tanah, batas administrasi, penyebaran penduduk, kemiringan lahan dan lainnya. Tema-tema tersebut dalam SIG selanjutnya disajikan di dalam lapis layer informasi yang berbeda. Metode selanjutnya dilakukan dengan cara memberikan pembobotan terhadap data lapangan, sehingga diperoleh hasil analisis data yang diinginkan. Hasilnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dengan melakukan optimasi interpretasi daerah potensial yang dapat dikembangkan untuk penggunaaan lahan industri, pariwisata, perumahan, jasa dan pertanian yang sesuai dengan daya dukung lahan tersebut. Prinsip-prinsip pemanfaatan ruang wilayah pesisir untuk berbagai kegiatan pada dasarnya harus dilakukan dengan pertimbangan antara kepentingan sosial ekonomi dan secara ruang sehingga kawasan yang diperuntukan bagi kawasan konservasi ataupun budidaya industri, pariwisata, jasa, perumahan dan pertanian sesuai dengan kondisi biofisik wilayah tersebut agar ekosistemnya tetap terjamin. Analisis pemanfaatan lahan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis pemanfaatan lahan untuk kawasan industri, jasa, perumahan, pariwisata dan perumahan. Secara umum terdapat 6 enam tahapan analisis yang dilakukan yaitu : 1 Menganalisis master plan di Pulau Batam; 2 Menganalisis distribusi dan pengalokasian lahan di wilayah Pulau Batam; 3 Menganalisis pengalokasian lahan dibandingkan dengan master plan yang ada; 4 Menganalisis lahan yang dialokasikan dengan pelaksanaan pembangunan di lapangan; 5 Menganalisis Sarana dan Prasarana yang direncanakan dibanding dengan kondisi akhir di lapangan 1998; dan 6 Menganalisis perletakan sarana dan prasarana. Pemanfaatan lahan sekarang mengacu pada bagaimana kenyataanya suatu kawasan digunakan. Penentuan katagori pemanfaatan lahan didasarkan pada jenis penggunaan yang dominan pada kawasan tersebut. Jenis-jenis kegiatan yang memiliki kesamaan karakteristik, digolongkan kedalam satu