30.110,00 Optimalisasi pemanfaatan lahan sebagai upaya pembangunan berkelanjutan Pulau Batam

S3. Setiap KK mendapatkan rumahlahan perumahan dengan komposisi 1:3:6 sesuai SKB antara Menpera dan Otorita Batam sehingga memungkinkan timbulnya pemerataan Perumahan. S4. Besarnya minat investor untuk menanamkan investasinya di sektor jasa maka direkomendasikan mengkonversikan sebagian sektor pertanian dan hijau menjadi sektor jasa Jasa. S5. Pertanian merupakan kawasan transisi dan bersifat sementara, peruntukan ini diusulkan dikonversi menjadi peruntukan yang lebih dapat menarik investasi positip antara lain sektor Jasa, Industri dan Perumahan Pertanian. S6. Pariwisata termasuk sektor yang diminati oleh para investor. Bahkan dapat menarik investasi positif yang cukup besar dan bersaing dengan sektor jasa Pariwisata KELEMAHAN W W1. Lahan industri yang telah dialokasikan sebagian besar tidak melaksanakan pembangunan dan ada kecenderungan terjadi spekulasi untuk mendapatkan keuntungan dari harga lahan Industri. W2. Limbah dari industri di Pulau Batam sebagian besar tidak dilakukan pengolahan Industri. W3. Munculnya perumahan liar RULI dengan merambah daerah hijau menjadi perumahan yang dilakukan oleh pendatang yang bertujuan mencari kerja, dan diantara mereka banyak yang status sosialnya adalah kelas bawah Perumahan. W4. Hampir seluruh lahan jasa di perkotaan sudah dialokasikan dan sebagian besar sudah terbangun sehingga kemungkinan akan menyulitkan pengembangan sektor jasa Jasa. W5. Lahan Pertanian, bukan merupakan peruntukan yang telah ditetapkan untuk Pulau Batam Pertanian. W6. Sektor pariwisata yang telah dikembangkan di P. Batam sebagian besar adalah perhotelan dan wisata pantai, belum memadukan unsur-unsur budaya dan daya tarik wisata lainnya Pariwisata. W7. Pariwisata belum digarap secara optimal. Ini terlihat dari masa tinggal dan uang yang dibelanjakan di sektor pariwisata. Rata-rata masa tinggal wisatawan adalah sekitar 2 hari Pariwisata. W8. Konversi lahan dari peruntukkan lain sangat kecil diharapkan karena lahan pariwisata dibutuhkan kondisi yang spesifik Pariwisata. PELUANG O O1. Peningkatan PAD Pemda dari sektor industri karena tingginya harga sewa lahan Industri. 02. Pengembangan perumahan sesuai dengan komposisi 1:3:6 sehingga mengurangi kemungkinan munculnya perubahan alokasi lahan untuk perumahan yang berdampak pada mahalnya harga rumah murah untuk kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah Perumahan. O3. Pengembangan sektor jasa dan pariwisata akan sangat berdampak pada pengembangan Pulau Batam sebagai Kota Transit ke Singapura Jasa dan Pariwisata. O4. Penyediaan komoditi pertanian yang murah yang dapat disediakan oleh pulau-pulau lain di sekitar Pulau Batam. ANCAMAN T T1. Timbulnya erosi dan abrasi yang disebabkan oleh pembukaan lahan dan penimbunan laut di pesisir dan gangguan terhadap ekosistem alami dan estetika Industri. T2. Hampir semua garis pantai sudah dibuka dan habitat aslinya hilang seperti mangrove dan terumbu karang di wilayah tersebut Industri. T3. Pemilik lahan sektor industri dan pada umumnya bukan investor yang sesungguhnya, tetapi hanya spekulan lahan Industri dan perumahan. T4. Kemungkinan perubahan alokasi pemanfaatan lahan dari sektor pertanian dan hijau melebihi ketetapan sesuai dengan master plan Jasa. T5. Minimnya produk hasil pertanian dari Pulau Batam, sehingga pulau ini sangat tergantung pasokan dari luar Pulau Batam Pertanian. T6. Pengembangan pariwisata akan bersaing ketat dengan Singapura Pariwisata.

5.4 Penentuan Prioritas Kebijakan Berdasarkan pembobotan yang telah dilakukan pada Tabel 29. maka

bobot dari kedelapan kebijakan yang telah diformulasikan dijumlahkan. Penjumlahan didasarkan pada unsur-unsur pembentuk kebijakan tersebut. Dari penjumlahan ini didapatkan prioritas kebijakan seperti dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Penentuan Prioritas Kebijakan Pengelolaan Pulau Batam No. Kebijakan Keterkaitan Skor Prioritas Sektor Industri 1 Perlu segera diterapkan kebijakan penarikan lahan-lahan yang tidak segera dibangun melalui tahapan peringatan atau tindakan keras agar segera membangun S1, S4, S5, W1, O1, T3, T4 3+3+1+2+3+ 2+2=16 2 2 Lahan yang telah ditarik, segera diproses untuk berikan kepada investor yang bersungguh- sungguh dengan biaya sewa lahan yang lebih tinggi tetapi dengan pelayanan dan penyiapan infrastruktur yang lebih baik. Bila proses tersebut dilaksanakan maka inevstor akan segera membangun dan investasi positif dengan cepat akan meningkat S4, S6, W1, 01, T3 3+3+2+3+2= 13 3 3 Mengingat lahan di Pulau Batam hampir seluruhnya merupakan pesisir, maka perlu direvisi kembali Rencana Tata Ruang di kawasan tersebut, minimal memperbaiki kawasan pantai dan menyediakan lahan-lahan untuk pengolahan limbah secara terpadu S4, S5, S6, W2, 03, T1, T2 3+1+3+2+3+ 3+2=17 1 4 Lahan-lahan yang tidak sesuai dengan fungsi pembangunan P. Batam dan lahan pada sektor lain yang memungkinkan untuk dikonversikan menjadi lahan industri, dengan memperhatikan zoning di dalam Master Plan diusulkan segera dikonversikan terutama ke sektor industri S1, S4, S5, W1, O1, T3, T4 3+3+1+2+3+ 2+2=16 2 5 Apabila konversi lahan disetujui maka sebaiknya langsung diberikan kepada investor agar mempercepat laju pertumbuhan investasi positif S4, S6, T4 3+3+3=9 4 6 Kebijakan pengelolaan sumber dampak negatif W2, T1 2+3=5 5 Sektor Perumahan 1 Perlu memperbaiki Rencana Tata Ruang khususnya untuk perencanaan perumahan dikawasan padat perkotaan, antara lain kebijakan kebijakan pengetatan ijin KDB dan KLB S3, W3, O2, T3 1+3+2+2=6 4 2 Perlu penataan hunian zoning perumahan berdasarkan lokasi kerja S2, W3,O1, 02, T3 2+3+3+2+2= 12 1 3 Perlu perencanaan kawasan perumahan sesuai dengan standar kenyamanan perumahan yang aman, nyaman dan mudah dijangkau dengan fasos dan fasum yang memadai. Hal ini perlu dilakukan untuk kenyamanan dan kelestarian lingkungan S2, S3, W3, 02 2+1+3+2=8 3 4 Perlu dipikirkan subsidi bagi penduduk asli yang berpenghasilan rendahmiskin dalam bentuk keringanan atau pemberian kavling atau pemberian perumahan S3, W3, O2 1+3+2=6 4