4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi 4.1.1 Geografi
Pulau Batam terletak antara 1 07
1
Lintang Utara dan 104 07
1
Bujur Timur dan berada pada jalur perdagangan internasional yang sangat padat yaitu
di tepi Selat Malaka dan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Singapura. Singapura hanya berjarak 20 km dari P. Batam.
P. Batam dikelilingi sejumlah pulau yaitu di sisi sebelah Timur terdapat P. Bintan berjarak sekitar 10 Km. P. Bintan merupakan salah satu pulau di
Kepulauan Riau yang berkembang cukup pesat dengan andalan utama pariwisata dan industri. Di sebelah Barat di sisi sebelah Barat terdapat Pulau
Sambu, berjarak kurang lebih 4 km, terdiri dari beberapa pulau diantaranya P. Rempang, P. Galang dan P. Galang Baru. Saat ini pulau-pulau yang berada
disebelah Selatan telah menyatu dengan telah dibangunnya jalan dan jembatan yang terdiri dari 6 enam buah jembatan dan jalan sepanjang 53,65 Km,
sehingga wilayah ini dikenal sebagai Barelang Batam, Rempang dan Galang. Jembatan Barelang 1998.
4.1.2 Fisiografi
Pulau Batam merupakan daerah tropis basah beriklim panas. Data dari Master plan Pulau Batam tahun 1991, suhu udara rata-rata setiap bulannya di
Kabil adalah 25,30 C, di Sekupang dan Batu Ampar adalah 26,00
C. Di Sekupang suhu maksimum 30,40
C dan minimum 23,50 C dan di Batu Ampar
suhu maksimum 34,40 C dan minimum 23,60
C. Kelembaban udara tergantung pada suhu akibat peredaran matahari.
Variasi tekanan udara pada permukaan Pulau Batam hampir sama yaitu sekitar 1,008 mb sampai 1,012 mb. Curah hujan yang diambil dari pulau Sambu
maksimum mencapai 277 mm dan maksimum 98 mm. Hujan maksimum terjadi pada bulan Nopember–Desember dan April– Mei.
4.1.3 Elevasi
Elevasi pulau Batam berkisar antara 0 – 5 meter di atas permukaan laut banyak terdapat di pantai Utara dan pantai Selatan. Sebelum dikembangkan
kawasan ini merupakan kawasan mangrove. Lebih dari setengah P. Batam mempunyai ketinggian 5 – 25 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini,
baik digunakan untuk pemukiman industri atau pariwisata. Ketinggian 25 – 100 Meter meliputi 32 dari seluruh wilayah Pulau Batam. Kawasan ini digunakan
untuk pemukiman, industri, pertanian, pariwisata atau hutan lindung. Ketinggian lebih dari 100 m hanya 1 dari luas wilayah P. Batam.
4.1.4 Kondisi Pantai Pulau Batam
Dari data Master plan Pulau Batam 1991 disimpulkan beberapa hal mengenai kondisi pantai P. Batam sebagai berikut :
a. Bidang pasang surut maksimum yang terjadi adalah 2,55 m di daerah Batu
Ampar dan 3,6 m di Sekupang. b.
Tinggi gelombang berkisar 0,2 – 0,5 m di Batu Ampar dan 0,1 – 0,4 m di Sekupang. Pada saat bertiup Angin Barat tinggi gelombang dapat mencapai
1 m. c. Terdapat 2 dua jenis angin utama, yaitu Angin Musim Timur Laut
Nopember – Maret dan Angin Musim Barat Daya Mei - September dengan kecepatan masing-masing kurang dari 10 knot dan 8 knot.
d. Kecepatan arus di daerah Sekupang adalah 2 mdt pada saat pasang purnama.
e. Dari peta
bathymetri tampak bahwa banyak terdapat karang di daerah Utara dengan kemiripan topografi di bawah 1 dan banyak tumbuh hutan bakau.
Pada beberapa tempat dekat dengan pantai dijumpai pantai dalam mencapai 10 m.
Saat ini telah dikembangkan beberapa pelabuhan diantaranya Pelabuhan Batu Ampar, Sekupang, Kabil dan Batam Center. Kawasan wisata pantai juga
telah dikembangkan diantaranya di Kawasan Wisata Nongsa, Teluk Kuning, Teluk Sinimba dan Pantai Utara Sekupang. Peta situasi pantai dan sungai di P.
Batam dapat dilihat pada Gambar 14.
4.1.5 Ketersediaan Air
Saat akhir tahun 1998 kebutuhan air untuk seluruh kegiatan di P. Batam disuplai dari 5 lima buah waduk yang telah beroperasi yaitu Waduk Nongsa 60
Liter perdetik ; Waduk Balai 30 Liter perdetik ; Waduk Harapan 210 Liter perdetik; Waduk Ladi 240 Liter perdetik dan Waduk Muka Kuning 310 Liter
perdetik. Total pasokan 810 Liter perdetik. Waduk Duriangkang saat ini sudah selesai dibangun, baru dimanfaatkan air bakunya dan diolah di Waduk Muka
Kuning. Potensi Waduk Duriangkang adalah 3.000 liter perdetik. Potensi sumber air di Pulau Batam masih mungkin dikembangkan dengan
memanfaatkan Sie sungai Tembesi. Kemampuan memasok + 638 liter perdetik. Rencana ke depan dengan telah dihubungkannya P. Batam, Rempang,
Galang dan Galang Baru maka akan dibuat jaringan koneksi sumber air di P. Batam dengan yang ada di P. Rempang dan P. Galang.
Keterbatasan sumberdaya air juga merupakan keterbatasan kemampuan daya dukung P. Batam khususnya kemampuan daya dukung terhadap
pertambahan penduduk. Keterbatasan ini juga diperkuat dengan adanya kebijakan pelarangan penggunaan air tanah di P. Batam. Untuk pengembangan
ke depan dan bila lahan dan lingkungan masih dapat mendukung perlu dipikirkan sumber air dari daerah lain atau memanfaatkan teknologi pengolahan air laut
menjadi air tawar.
4.1.6 Kependudukan
Tercatat dalam laporan perekonomian P. Batam sampai dengan akhir tahun 1998 penduduk Kotamadya Batam telah mencapai 290.638 jiwa terdiri
dari 142.615 jiwa laki-laki 49,07 dan 148.023 jiwa perempuan 50,93. Lebih banyaknya penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki adalah
disebabkan oleh meningkatnya jumlah perusahaan yang beroperasi di P. Batam, terutama industri elektronik yang lebih banyak menyerap tenaga kerja
perempuan daripada tenaga kerja laki-laki, dengan anggapan perempuan lebih teliti.
Dari hasil registrasi penduduk keadaan terakhir tahun 1998 penduduk Kotamadya Batam mengalami peningkatan 13,89 atau bertambah 35.459 jiwa
dibanding dengan keadaan pada bulan Desember 1997. Sedang pertumbuhan
penduduk P. Batam rata-rata pertahun selama periode tahun 1988 – 1998 adalah
sebesar 15,52 Tabel 10. Tabel 10. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kotamadya
Batam Keadaan Akhir Tahun 1994 – 1997
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan
1984 29.348 26.233 55.581 29,40
1985 31.135 27.304 58.439 5,14
1986 32.713 28.518 61.231 4,78
1987 35.322 31.089 66.411 8,46
1988 43.177 36.240 79.377 19,52
1989 49.983 40.541 90.524 14,04
1990 59.030 46.790 105.820 16,90
1991 61.111 48.304 109.415 3,40
1992 70.437 52.600 127.037 12,45
1993 81.437 65.268 146.705 19,24
1994 89.565 74.377 163.902 11,72
1995 100.418 95.662 196.080 19,63
1996 123.685 124.273 247.958 26,46
1997 127.410 127.769 255.179
2,91 1998 142.615
148.023 290.638
13,89
Sumber : Laporan Tahunan Perekonomian Pulau Batam, 1998
Dengan peningkatan penduduk yang tinggi, kepadatan penduduk per km
2
juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk di P. Batam per km
2
mengalami peningkatan dari 417 jiwa km2 pada akhir tahun 1997 menjadi 474 jiwa pada akhir tahun 1998, bandingkan dengan Kecamatan Belakang Padang
termasuk Kodya Batam kepadatan penduduknya hanya 84 jiwa per km
2
.
Tabel 11. Tabel 11. Banyaknya Desa, Penduduk dan Luas Wilayah Serta Kepadatan
Penduduk Batam Dirinci per Kecamatan Tahun 1998
Penduduk Kecamatan
Desa Kel.
Luas Wilayah
Pria Wanita Jumlah
Kepadatan Penduduk
km
2
1 2 3 4 5 6
7 1.Belakang Padang
5 224,15
9.617 9.195
18.812 84
2.Batam Barat 14
162,79 43.120
37.584 80.704
496 3.Batam Timur
25 225,53
89.878 101.244
191.122 847
JUMLAH 44 612,59
142.615 148.023
290.638 474
Sumber : Laporan Tahunan Perekonomian Pulau Batam, 1998