Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Penelitian Kerangka Pendekatan Penelitian

Permasalahan lain yang dihadapi wilayah pesisir P. Batam adalah meningkatnya jumlah pendatang dari luar pulau untuk mencari nafkah. Kedatangan arus dari luar sangat besar dan sebagian besar tidak mempunyai kemampuankeahlian, sehingga tidak mendapatkan pekerjaan formal ataupun rumah tinggal yang memadai. Akibatnya mereka mencari pekerjaan yang non formal, dan merambah lahan-lahan kosong yang sebagian besar adalah hutan lindung atau ruang terbuka hijau RTH kota yang tidak boleh dibangun untuk tempat tinggal. Permasalahan ini semakin tahun semakin besar dan ini terjadi di seluruh wilayah P. Batam. Dampak yang ditimbulkan adalah rusaknya keseimbangan lingkungan, cadangan air waduk terganggu, munculnya lahan kritis dan tanah longsor. Perbaikan masih sangat memungkinkan, tetapi yang paling penting adalah memanfaatkan kawasan P. Batam secara optimal, yang berarti meninjau kembali rencana tata ruang yang ada dan memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari pembangunan yang telah dilaksanakan. Pada dasarnya setiap peruntukan lahan di kawasan P. Batam mempunyai nilai ekonomi yang berbeda-beda. Setiap meter persegi lahan dapat berarti investasi yang dapat memacu pertumbuhan dan pendapatan untuk lokasi tersebut. Disisi lain peruntukan dapat juga berarti biaya yang harus ditanggung atau dikeluarkan, seperti biaya untuk penyiapan infrastruktur, atau kerugian yang harus ditanggung karena kurangnya sumberdaya, ataupun dampak yang ditimbulkan karena rusaknya lahan tersebut. Dari berbagai kondisi sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1 Bagaimana alokasi lahannya dan sejauh mana terjadi penyimpangan pengalokasian lahan terhadap master plan? 2 Bagaimana manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari setiap pengalokasian lahan, terutama pengalokasian lahan untuk kegiatan industri, pariwisata, jasa, perumahan dan pertanian? 3 Bagaimana mendapatkan nilai investasi yang optimal dengan dampak negatif yang minimal dari pemanfaatan lahan di P. Batam?

1.3 Tujuan Penelitian

1 Mengkaji kegiatan pembangunan di P. Batam yang difokuskan pada pemanfaatan lahan di P. Batam dan penyimpangannya terhadap master plan yang sudah ada sebagai bahan kajian lesson learned untuk pembangunan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan. 2 Mengkaji manfaat ekonomi investasi sebagai dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat pemanfaatan lahan di P. Batam sehingga bisa dijadikan acuan dalam penyempurnaan pembangunan Pulau Batam dan pengembangan pulau-pulau kecil di wilayah lainnya di Indonesia. 3 Memprediksi nilai investasi yang optimal dengan dampak negatif yang minimal dalam pemanfaatan lahan di P. Batam untuk masa mendatang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi : 1 Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini akan menjadi bahan acuan bagi para pembuat kebijakan dan bahan masukan dalam mengoptimalkan potensi ekonomi P. Batam. 2 Bagi masyarakat dan investor, hasil penelitian ini akan sangat berguna untuk menjadi bahan pertimbangan bagi investor dan juga merupakan sumbangan pengetahuan bagi masyarakat. 3 Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan dalam pemahaman proses respon dari suatu skenario sistem pengembangan kawasan pertumbuhan di wilayah pesisir pada umumnya dan pulau kecil pada khususnya.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Pemanfaatan lahan yang tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap ekosistem alam dan sosial. 2 Lahan dalam kondisi asli maupun yang telah diolah mempunyai nilai yang besarnya tergantung dari cara menghargai dan memanfaatkan lahan tersebut. 3 Pemanfaatan lahan akan optimal apabila dapat menarik investasi positif maksimal dan menghasilkan dampak negatif yang minimal.

1.6 Kerangka Pendekatan Penelitian

Konsep pembangunan yang berkelanjutan sustainable development harusnya menjadi ruh di setiap pembangunan yang dilakukan baik di wilayah darat, laut, pesisir maupun pulau-pulau kecil dalam rangka menjamin keberlanjutan dari sisi ekologi, ekonomi maupun dari sisi sosial. Namun, pada kenyataanya meskipun konsep tersebut sudah diadopsi, tetapi sering terjadi penyimpangan pada pelaksanaan di lapangan. Dengan konsep utama pembangunan P. Batam, perbandingan lahan terbangun dan tidak terbangun adalah berbanding 40 : 60, dan dengan peruntukkan daerah terbangun menjadi 5 lima peruntukan utama, yaitu Peruntukan Jasa Pertokoan, Peruntukan Perumahan, Peruntukan Industri, Peruntukan Perkebunan Pertanian dan Pariwisata, seharusnya sudah mencukupi kaidah pembangunan yang berkelanjutan seperti yang diinginkan. Kenyataanya, hingga tahun 1998 sudah banyak bangunan yang berdiri pada lahan yang seharusnya tidak terbangun sehingga mengurangi proporsi lahan yang tidak terbangun yang seharusnya dijadikan areal konservasi sumberdaya tanah dan air. Dengan demikian harus ada evaluasi yang menyeluruh sehingga dapat dihasilkan penyempurnaan dari master plan yang sudah ada. Ada 5 lima faktor penting yang perlu dilakukan evaluasi, masing-masing yaitu : 1 Faktor kebijakan : bagaimana kebijakan yang berlaku terutama kebijakan pengaturan ruang yang sudah tertuang dalam RTRW, RUTR, Master Plan, Detail Plan maupun produk tata ruang lainnya sehingga bisa diketahui penyimpangannya dan dicarikan solusinya untuk mengurangimencegah dampak negatif yang mungkin timbul. 2 Faktor lahan : bagaimana pemanfaatan lahan yang sudah ada saat ini, baik sesuai dengan master plan maupun yang tidak sesuai master plan sehingga bisa dilakukan optimalisasi pemanfaatan lahan. 3 Faktor lingkungan : bagaimana menerapkan standar lingkungan yang sesuai dengan acuan yang berlaku seperti standar luas daerah konservasi daerah hijau, standar limbah, buangan, B3 dan sebagainya. Faktor lingkungan ini terkait dengan kondisi ekologi dan sosial masyarakatnya, terutama penghargaan terhadap lingkungan environmental awareness. 4 Faktor ekonomi dan investasi : bagaimana mengoptimalkan lahan yang ada, yang dari sisi ekonomi dan investasi mampu menghasilkan investasi positif yang maksimal, sementara dari sisi dampak negatif hanya menimbulkan dampak yang minimal. 5 Faktor implementasi : akar permasalahan root causes penyimpangan dalam implementasi setiap master plan P. Batam dikaji dalam penelitian ini. Dengan demikian hasil output Disertasi Doktor ini tidak hanya model kebijakan pemanfaatan lahan P. Batam secara optimal dan berkelanjutan, tetapi juga rekomendasi konkrit operasional implementasi dari model termaksud, agar pengalaman berupa penyimpangan terhadap master plan P. Batam tidak terulang di masa mendatang. Dari rangkaian evaluasi kelima faktor tersebut diharapkan mampu dihasilkan rekomendasi pemanfaatan lahan, model lahan dan investasi yang menguntungkan dari sisi ekonomi dan tidak merugikan dari sisi lingkungan serta prediksi yang optimal ke depan. Gambar 1, memperlihatkan Kerangka Pendekatan Penelitian. Gambar 1. Kerangka Pendekatan Penelitian VISI PRESIDEN UNT. MENGELOLA SELAT MALAKA RENCANA PENGEMBANGAN PULAU BATAM PENCETUSAN IDE DALAM MASTERPLAN P. BATAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN PENYIMPANGAN DARI RENCANA EVALUASI PENYEMPURNAAN MASTER PLAN PERMASALAHAN PENYIMPANGAN KEMBALI KEBIJAKAN PERSAMAAN DENGAN WILAYAH LAIN PERMINTAAN PASAR AKAN LAHAN SANGAT TINGGI BURUH MIGRASI SPEKULASI LAN KURANG PEDULI LINGKUNGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN EKONOMI BIAYA MURAH PROFIT MAKSIMAL MUDAH DIJANGKAU E V A L U A S I PERLU KEBIJAKAN BARU YG MENGIMBANGI REKOMENDASI PEMANFAATAN LAHAN MODEL LAHAN INVESTASI PREDIKSI OPTIMAL KE DEPAN OPTIMALISASI LAHAN KONTROL PENDUDUK SEGERA DIBANGUN PENERAPAN STANDAR LINGKUNGAN HIJAU, STAND.LIM. BUANGAN, B3 -SEWA LHN. YG KOMPETITIF -BURUH BERKUALITAS -SARPRAS MEMADAI -INSENTIF PEMODELAN SISTEM PEMANFAATAN LAHAN dan INVESTASI ANALISIS SPASIAL GIS ANALISIS BEBAN LIMBAH 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Pembangunan Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil Berkelanjutan