Analisis Kebijakan dengan Metoda SWOT

bernilai investasi tinggi harus di alokasikan, tetapi perlu diperhitungkan baik secara makro Barelang maupun secara mikro P. Batam, meliputi : • Kebutuhan hutan lindung dan daerah tangkapan air. • Keseimbangan daerah terbangun dan tidak terbangun. • Mempertahankan daerah hijau walau kurang menguntungkan dari segi investasi. • Standard baku mutu buangan.

3.4.7 Analisis Kebijakan dengan Metoda SWOT

Dalam Budiharsono 2003, disebutkan bahwa untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan wilayah pesisir, maka dilakukan analisis lanjutan dengan metoda KeKePaN atau analisis SWOT Strength-Weaknesses- Opportunities-Threats. Dengan analisis akan ditentukan kebijakan yang diperlukan dalam rencana pengelolaan Pulau Batam yang didasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada di wilayah tersebut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut : 1 Identifikasi KekuatanKelemahan dan PeluangAncaman Pada tahap ini dilakukan penelaahan kondisi faktual di lapangan dan kecenderungan yang mungkin terjadi untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pengelolaan kawasan Pulau Batam yang terkait dengan rencana pengembangan industri, jasa, pariwisata, perumahan dan pertanian. Adapun analisis untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengelolaan kawasan Pulau Batam dilakukan analisis terhadap kebijakan pengembangan Pulau Batam, meliputi: 1 Kebijakan Pengembangan Pulau Batam sebagai Pilot Project Pengembangan Pusat Pertumbuhan di wilayah Barat. 2 Kebijakan Pengembangan Pulau Batam sebagai daerah pengembangan khusus. 3 Persaingan dengan wilayah lain. 4 Kerjasama SIJORI, khususnya Singapura 5 Kerjasama dengan daerah lain. 2 Analisis SWOT dan Alternatif Kebijakan Hasil Analisis SWOT Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis hubungan keterkaitan untuk memperoleh beberapa alternatif kebijakan SO, ST, WO dan WT. Untuk mendapatkan prioritas kebijakan, maka dilakukan pemberian bobot nilai berdasarkan tingkat kepentingan. Bobotnilai yang diberikan berkisar antara 1 – 3. Nilai 1 berarti tidak penting, 2 penting dan 3 berarti sangat penting. Selanjutnya, unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif kebijakan SO, ST, WO dan WT. Kemudian bobot setiap alternatif kebijakan tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan rangking dari setiap kebijakan. Kebijakan dengan rangking tertinggi merupakan alternatif kebijakan yang diprioritaskan untuk dilakukan. Tabel 7. Pembobotan Tiap Unsur SWOT Kekuatan Bobot Peluang Bobot Kelemahan Bobot Ancaman Bobot S1 S2 S3 . . Sn .. .. .. .. .. .. O1 O2 O3 .. On .. .. .. .. .. .. W1 W2 W3 . . Wn .. .. .. .. .. .. T1 T2 T3 . . Tn .. .. .. .. .. .. Keterangan: Nilai 3 = Cukup Penting Nilai 2 = Kurang Penting Nilai 1 = Tidak Penting 3 Analisis Kebijakan Alternatif kebijakan pada matriks hasil analisis SWOT dihasilkan dari kekuatan kawasan untuk mendapatkan peluang SO, kebijakan berdasarkan penggunaan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang ST; pengurangan kelemahan kawasan yang ada dengan memanfaatkan peluang WO dan pengurangan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang Tabel 8. Kebijakan yang dihasilkan terdiri dari beberapa alternatif. Untuk menentukan prioritas kebijakan, maka dilakukan penjumlahan bobot yang berasal dari keterkaitan antara unsur-unsur SWOT yang terdapat dalam suatu alternatif kebijakan. Jumlah bobot akan menentukan prioritas kebijakan pengelolaan kawasan Pulau Batam Tabel 9. Tabel 8. Matrik Analisis SWOT dan Penentuan Kebijakannya Peluang O Ancaman T Kekuatan S SO1 SO2 … SOn ST1 ST2 … STn Kelemahan W WO1 WO2 … WOn WT1 WT 2 … WTn Tabel 9. Ranking Alternatif Kebijakan No Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Bobot Ranking Kebijakan SO 1. SO1 S1, S2, S., Sn , O1, O2, O., On 2. SO2 S1,S2,Sn, O1, O2, Sn 3. SO3 S1, S2, S4, Sn, O1, O2, On Kebijakan ST 4. ST1 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn Kebijakan WO 5. WO1 W1, W2, Wn, O1, O2, Wn 6. WO2 W1, W2, Wn, O1, O2, On 7. WO3 W1, W2, Wn, O1, O2, On Kebijakan WT 8. WT1 W1, W2, Wn, T1, T2, 9. WT2 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn 10. WT3 W1, W2, Wn, T1 , T2, Tn 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi 4.1.1 Geografi