Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

45 proses pembelajaran siswa dibiasakan untuk menghadapi suatu permasalahan matematika yang tidak dikehendaki. Siswa akan memanfaatkan daya ingat dan pemahamannya pada suatu konsep matematika untuk membuat keputusan yang tepat. Pada situasi konflik kognitif siswa dapat memperoleh kejelasan dari lingkungannya, antara lain dari guru ataupun siswa yang lebih pandai Scaffolding. Dengan meningkatnya kemampuan pemahaman konsep siswa, kemampuan pemecahan masalah siswa juga akan meningkat. Selama proses pembelajaran ada dua faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa yang terdiri dari visual activities, oral activities, listening activities, drawing activities, wrtting activities, motor activities, mental activities, emosional activities berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Sebagai contoh siswa dengan aktivitas menggambar dan aktivitas menulis yang tinggi tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyajikan masalah matematika dalam berbagai bentuk. Siswa dengan aktivitas visual dan aktivitas mendengarkan yang tinggi tentu akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menunjukkan pemahaman matematika dimana kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam indikator kemampuan pemecahan masalah matematika. Setelah dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah, hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa tersebut akan dianalisis untuk mengetahui apakah kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematika 46 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar atau belum dan akan dibandingkan nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematika untuk menentukan manakah yang lebih baik antara kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PBL dan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan pembelajaran langsung pada materi bangun ruang sisi datar. Selain itu akan dianalisis pula apakah terdapat pengaruh positif antara aktivitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa serta ada tidaknya interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang menerima PBL dengan pendekatan kontekstual strategi konflik kognitif mencapai ketuntasan. 2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang menerima pembelajaran model PBL dengan pendekatan kontekstual strategi konflik kognitif, model PBL dengan pendekatan kontekstual, dan model pembelajaran langsung. 3. Terdapat interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran dengan kemampuan pemecahan masalah siswa. 4. Terdapat pengaruh yang positif antara aktivitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa yang menerima model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual strategi konflik kognitif. 47 5. Terdapat pengaruh yang positif antara aktivitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa yang menerima model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual. 48

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen dan penelitian korelasional. Menurut Sugiyono 2013:107, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sementara itu penelitian korelasional digunakan untuk 1 mengukur hubungan di antara berbagai variabel, 2 meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan 3 meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental Rakhmat, 2007: 27-31. Pada penelitian ini terdapat tiga kelompok yang masing-masing dipilih secara random yaitu kelompok eksperimen I, kelompok eksperimen II, dan kelompok kontrol. Hanya dua kelompok yang diberi perlakuan yaitu kelompok eksperimen I dengan penerapan model PBL dengan pendekatan kontekstual strategi konflik kognitif X 1 dan kelompok eksperimen II yang menggunakan model PBL dengan pendekatan kontekstual X 2 . Pada akhir pembelajaran, kelompok eksperimen I, kelompok eksperimen II, dan kelompok kontrol diberikan treatment berupa tes pemecahan masalah sebagai evaluasi pembelajaran. Hasil treatment dianalisis dengan analisis varians. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,