Teori Belajar Vygotsky Belajar

20 1 Tahap pengenalan. Pada tahap ini, anak mulai belajar mengenai bentuk suatu geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat- sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. 2 Tahap analisis. Pada tahap ini, anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatnya. Anak sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri. 3 Tahap pengurutan. Pada tahap ini, anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang kita kenal dengan sebutan berpikir deduktif tetapi kemampuan ini belum berkembang secara penuh 4 Tahap deduksi. Pada tahap ini, anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus sehingga telah mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, disamping unsur-unsur yang didefinisikan. 5 Tahap akurasi. Pada tahap ini, anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktiaan. Dengan demikian, tahapan berpikir yang dilalui siswa dalam belajar geometri menurut Van Hiele sangat penting dalam penelitian ini. Tahapan tersebut digunakan sebagai dasar pencapaian konsep siswa mengenai materi bangun ruang sisi datar yang merupakan bagian dari ilmu geometri. 21

2.1.1.4 Teori Belajar Ausubel

Teori ini terkenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar menerima, selain itu juga membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri. Pada belajar menghafal, peserta didik menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan yang lain sehingga belajarnya lebih dimengerti Suherman, 2003:32. Teori ini mendukung pendekatan kontekstual yang digunakan karena dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diperlukan suatu permasalahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ketika siswa menemukan sendiri konsep tersebut, diharapkan belajar menjadi bermakna bagi siswa. Oleh karena itu pembelajaran matematika harus terhubung dengan kehidupan nyata.

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat peristiwa event yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan Anni dan Rifa’i, 2012. Sementara Gagne menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi