38
Kemampuan  pemecahan  masalah  matematika  yang  diukur  dalam penelitian  ini  adalah  kemampuan  menyelesaikan  masalah  matematika  mengacu
pada  penjelasan  teknis  Peraturan  Dirjen  Dikdasmen  Depdiknas  Nomor 506CKepPP2004  tanggal  11  November  2004  tentang  rapor  sebagaimana
dikutip oleh Wardhani. Kisi – kisi soal tes kemampuan pemecahan masalah dapat
dilihat pada Lampiran 19.
2.1.8 Tinjauan Materi Bangun Ruang
Materi  Bangun  Ruang  dipelajari  oleh  siswa  kelas  VIII  semester  genap. Standar  kompetensi  untuk  materi  bangun  ruang  adalah  memahami  sifat
–  sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian
– bagiannya, serta menentukan ukurannya Depdiknas  2006.  Kompetensi  dasar  pada  materi  bangun  ruang  antara  lain
mengidentifikasi  sifat-sifat  kubus,  balok,  prisma,  dan  limas  serta  bagian- bagiannya;  Membuat  jaring-jaring  kubus,  balok,  prisma,  dan  limas;  menghitung
luas permukaan dan volume kubus, balok,  prisma, dan limas Depdiknas,  2006. Namun, yang menjadi fokus dalam penelitian ini hanya indikator menghitung luas
permukaan kubus, balok, prisma, dan limas saja.
2.1.9 Ketuntasan Belajar
Ketuntasan  belajar  siswa  ditentukan  oleh  Kriteria  Ketuntasan  Minimal KKM.  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM  merupakan  batas  minimal  kriteria
yang  harus  dicapai  siswa  dalam  setiap  unit  pembelajaran.  KKM  ditentukan  oleh masing-masing  sekolah  berdasarkan  pertimbangan  kompleksitas  kompetensi,
sumber  daya  pendukung  dalam  penyelenggaraan  pembelajaran,  dan  tingkat kemampuan  rata-rata  siswa  disekolah  tersebut.  Berdasarkan  ketetapan  yang
39
berlaku  di  SMP  Negeri  1  Mungkid  pada  mata  pelajaran  matematika,  seseorang dikatakan  tuntas  belajar  apabila  memenuhi  KKM  individual  yaitu  siswa
memperoleh  skor  minimal  70  dan  memenuhi  KKM  klasikal  apabila  sekurang- kurangnya 75 dari siswa yang berada pada kelas tersebut memperoleh nilai 70.
Ketuntasan belajar  yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar dalam  aspek  kemampuan  pemecahan  masalah  matematika  pada  materi  bangun
ruang  sisi  datar.  Indikator  pencapaian  ketuntasan  belajar  dalam  penelitian  ini adalah  apabila  sekurang-kurangnya  75  dari  jumlah  siswa  yang  berada  pada
suatu kelas memperoleh nilai  70 untuk aspek kemampuan pemecahan masalah.
2.1.10 Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi metode  ceramah  merupakan  bagian  dari  model  pembelajaran  langsung.  Metode
ceramah merupakan cara penyampaian keterangan atau informasi secara lisan dari guru  kepada  siswa.  Model  pembelajaran  langsung  sangat  diperlukan  dalam
membelajarkan  materi  mata  pelajaran  matematika  terutama  yang  terkait  dengan membelajarkan  operasi  aturan  pengerjaan  hitung,  aljabar,  matematika,  dll..
Operasi  sering  disebut  dengan  skill  keterampilan  yaitu  keterampilan  dalam matematika  berupa  kemampuan  pengerjaan  operasi  dan  melakukan  suatu
prosedur  atau  aturan  yang  harus  dikuasai  oleh  siswa  dengan  kecepatan  dan ketepatan yang tinggi untuk memperoleh suatu hasil tertentu.
Model  pembelajaran  langsung  dirancang  khusus  untuk  menunjang  proses belajar  siswa  berkenaan  dengan  pengetahuan  prosedural  dan  pengetahuan
deklaratif  yang  terstruktur  dengan  baik  dan  dapat  dipelajari  selangkah  demi