41
memberikan umpan balik. Pada langkah ini guru memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengonfirmasi proses pembelajaran.
c. Langkah akhir guru memberikan latihan untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari, membuat rangkuman bersama-sama siswa, melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung, merencanakan kegiatan tindak lanjutnya, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
2.1.11 Aktivitas Belajar
2.1.11.1 Pengertian Aktivitas Belajar
Slameto 2010:54 mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan atas dua macam yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang berhubungan dengan proses belajar adalah aktivitas belajar. Menurut Sardiman 2011:22 belajar merupakan suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori sehingga dapat dijelaskan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun mentalnon fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi guru dan siswa
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas
42
yang diutamakan dalam penelitian ini adalah aktivitas kognitif siswa selama proses pembelajaran.
2.1.11.2 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B. Diedric Sardiman, 2011: 101 adalah sebagai berikut:
1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2
Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, diskusi, interupsi.
3 Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato. 4
Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, menyalin.
5 Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6 Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak. 7
Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
8 Emotional Activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun,
berani, tenang. Kisi
– kisi dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 30.
43
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini adalah:
a. Penelitian Ismaimuza 2010 terhadap siswa SMP Kelas VIII di kota Palu menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi konflik kognitif berbeda berdasarkan kemampuan awal matematika siswa.
b. Penelitian Mukhni 2013 terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Padang menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika
menerapkan model PBL dalam pembelajaran Statistika Elementer lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan pemecahan masalah merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga
dengan memiliki kemampuan ini akan membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika, maupun masalah sehari-hari. Salah satu masalah matematika
yang sering berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa adalah permasalahan yang berkaitan dengan geometri. Pembelajaran tentang goemetri sendiri termasuk
ke dalam salah satu Standar Kompetensi Lulusan SKL mata pelajaran matematika SMPMTs yang disahkan dengan Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006. Salah satu cara mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada
materi bangun ruang adalah melalui model pembelajaran Problem Based