PBL Pendekatan Kontekstual Strategi Konflik Kognitif

36

2.1.7 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

2.1.7.1 Pengertian Pemecahan Masalah Matematika

Pemecahan masalah yang didefinisikan oleh Polya, sebagaimana dikutip dalam Hudojo 2003:87, adalah usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu karena dalam hidup pasti akan dihadapkan oleh suatu masalah. Pendidikan yang dijalani oleh anak merupakan suatu proses yang mana anak itu diajarkan untuk menanggulangi masalah-masalah dan sebagai bekal untuk kehidupan mereka kelak dengan ilmu yang mereka dapatkan. Pemecahan masalah merupakan aspek utama yang menjadi sasaran matematika. Soal pemecahan masalah memiliki kriteria soal yang sudah memuat masalah kompleks, bukan hanya pengaplikasian konsep saja tapi bagaimana memecahkan masalah itu melalui konsep-konsep yang sudah diajarkan. Soal pemecahan masalah memuat penyelesaian soal secara non-rutin yang memiliki beberapa kemungkinan cara penyelesaian sedangkan soal yang rutin bukan termasuk pemecahan masalah.

2.1.7.2 Proses Pemecahan Masalah Matematika

Pemecahan masalah matematika merupakan proses penyelesaian masalah yang menggunakan konsep matematika yang dikerjakan melalui langkah-langkah atau prosedur hingga ditemukan solusi matematiknya. Menurut Polya sebagaimana yang dikutip oleh Herman 2000:1 terdapat empat langkah fase penyelesaian masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, 37 menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang sudah dikerjakan. Fase pertama adalah memahami masalah. Siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah dengan benar bila siswa tidak paham akan masalah yang diberikan. Setelah siswa mampu memahami masalah dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan strategi menyusun rencana ini sangat tergantung pada pengalaman siswa. Jika rencana penyelesaian masalah sudah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah yang dianggap paling tepat. Langkah terakhir menurut Polya adalah melakukan pengecekan kembali atas apa yang telah dilakukan dari fase pertama sampai fase ketiga. Dengan ini diperoleh jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan karena berbagai masalah yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali.

2.1.7.3 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Menurut penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor sebagaimana dikutip oleh Wardhani 2008: 18 bahwa indikator siswa memiliki kemampuan dalan pemecahan masalah adalah mampu: 1 menunjukkan pemahaman masalah; 2 mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah; 3 menyajikan masalah matematika dalam berbagai bentuk; 4 memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat; 5 mengembangkan strategi pemecahan masalah; 6 membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah; 7 menyelesaikan masalah yang tidak rutin. 38 Kemampuan pemecahan masalah matematika yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika mengacu pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor sebagaimana dikutip oleh Wardhani. Kisi – kisi soal tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran 19.

2.1.8 Tinjauan Materi Bangun Ruang

Materi Bangun Ruang dipelajari oleh siswa kelas VIII semester genap. Standar kompetensi untuk materi bangun ruang adalah memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya Depdiknas 2006. Kompetensi dasar pada materi bangun ruang antara lain mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian- bagiannya; Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas; menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas Depdiknas, 2006. Namun, yang menjadi fokus dalam penelitian ini hanya indikator menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas saja.

2.1.9 Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM merupakan batas minimal kriteria yang harus dicapai siswa dalam setiap unit pembelajaran. KKM ditentukan oleh masing-masing sekolah berdasarkan pertimbangan kompleksitas kompetensi, sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran, dan tingkat kemampuan rata-rata siswa disekolah tersebut. Berdasarkan ketetapan yang