Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut.
[ ] [
] dengan rumus varians
:
Keterangan: r
11
: reliabilitas yang dicari : banyaknya butir soal
: jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : varians total
: skor tiap butir soal : jumlah skor butir soal
: jumlah kuadrat skor butir soal : banyaknya subjek uji coba
Arikunto, 2007: 109-110 Kriteria pengujian reliabilitas tes adalah setelah didapat koefisien
korelasi yaitu kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment
dengan taraf signifikansi , dan jika
maka item tes yang diujicobakan tersebut reliabel. Berdasarkan analisis hasil uji coba dengan
dan taraf signifikan 5 diperoleh
dan . Diperoleh
sehingga soal reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 16.
3.6.3 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai
berkemampuan rendah. Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal tersebut termasuk tidak baik karena tidak mempunyai
daya pembeda Arikunto, 2007:211. Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan siswa yang pandai dan
yang kurang pandai. Teknik yang digunakan adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata mean yaitu antara rata-rata dari kelompok atas
dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item. Menurut Zulaiha 2008:28, daya pembeda soal uraian diperoleh melalui
perhitungan dengan rumus:
Keterangan : : Daya Pembeda Soal Uraian
: Rata-rata skor siswa pada kelompok atas : Rata-rata skor siswa pada kelompok bawah
: Skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran Soal dikatakan baik atau diterima apabila soal tersebut memiliki daya
pembeda soal diatas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Berikut ini tabel kriteria
daya pembeda soal :