121 di Indonesia secara umum terlihat bahwa tingkat pengangguran yang terjadi di
Kabupaten Kepulauan Seribu masih jauh lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masih cukup tingginya angka pengangguran di
wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu tersebut sebagai akibat dari masih terbatasnya lapangan pekerjaan yang terdapat di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dari saksono 2008 yang melakukan survei terhadap 100 responden yang merupakan pemangku kepentingan di bidang
perikanan, diperoleh data bahwa masyarakat Kepulauan Seribu melakukan kegiatan penangkapan ikan sebanyak 45 dan kegiatan pembudidayaan ikan
berkisar sebesar 23. Sehingga sebanyak 68 penduduk Kepulauan Seribu berprofesi sebagai nelayan sedangkan sisanya sebanyak 32 memilih melakukan
berbagai kegiatan lainnya di berbagai sektor, seperti pariwisata, jasa angkutan, pegawai negeri, dan usaha perikanan yang dimulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan hingga pemasaran.
4.1.6 Jenis dan sumber alat tangkap nelayan
Masyarakat Kepulauan Seribu dalam melaksanakan profesi penangkapan ikan dilakukan dengan berbagai jenis alat tangkap. Berdasarkan hasil penelitian
dari saksono 2008 yang melakukan survei terhadap 100 responden nelayan danatau nelayan kecil, diperoleh data bahwa penggunaan alat tangkap yang
sangat dominan adalah alat tangkap lainnya, yakni sebesar 26 Tabel 21. Tabel 21 Komposisi alat penangkapan ikan di Kepulauan Seribu
Jenis Alat Tangkap Jumlah
Keterangan
1. Jaring Gebur 11,00
2. Pancing 25,00
3. Pancing Cumi 8,00
4. Jaring PayangRampus 12,00
5. Sistem Kompresor 12,00
6. Sero 6,00
7. Peralatan Lainnya 26,00
Peralatan Lainnya adalah alat-alat tangkap dari luar yang beroperasi di kawasan
Kepulauan Seribu, seperti: Pukat Pantai, Trawl, dll.
Sumber: Saksono 2008. Memperhatikan tabel 21 jenis alat penangkapan lainnya yang tidak
termasuk dalam kelompok alat tangkap jenis jaring dan alat tangkap pancing, seperti bubu mempunyai porsi paling besar yaitu 26 sedangkan pancing
122 merupakan alat tangkap yang paling dominan digunakan nelayan danatau nelayan
kecil di perairan Kepulauan Seribu, yakni sebesar 32. Para nelayan Kepulauan Seribu biasanya mengusahakan alat tangkap
buatannya sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dari saksono 2008 yang melakukan survei terhadap 100 responden nelayan danatau nelayan kecil,
terdapat 31 nelayan membuat sendiri peralatan untuk penangkapan ikan. Namun demikian, pada umumnya nelayan membeli alat tangkap kemudian melakukan
modifikasi, yakni sebesar 55. Nelayan yang menggunakan alat pancing dengan membeli jadi hanya sekitar 14.
4.1.7 Sistem pembelian alat tangkap oleh nelayan
Ditinjau dari aspek sistem pembayaran terhadap pembelian alat tangkap yang dilakukan para nelayan danatau nelayan kecil, berdasarkan penelitian
saksono 2008 sebanyak 56 nelayan melakukan pembayaran kontan atas setiap alat tangkap yang dibeli. Selain itu, terdapat pula 37 nelayan danatau nelayan
kecil yang melakukan pembayaran alat tangkap yang telah dibelinya dengan sistem cicilan atau kredit. Nelayan yang melakukan pembayaran dengan hasil
tangkapan hanya berkisar 7. Fenomena diatas mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat di
wilayah Kepulauan Seribu pada umumnya relatif baik, karena para nelayan sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan memiliki modal untuk
mengembangkan usahanya. Tabel 22 Pengusahaan alat penangkapan ikan di Kepulauan Seribu
Pengusahaan Alat Tangkap Jumlah
Keterangan
1. Cara Pengusahaan a. Dibuat sendiri
31,00 b.
Dibeli siap
pakai 14,00
c. Dibeli lalu dimodifikasi 55,00
2. Sistem Pembayaran a. Bayar kontan
56,00 b.
Bayar cicilan
37,00 c. Dibayar dari hasil tangkapan
7,00 Alat tangkap pada umumnya
dibeli di pasar ikan.
3. Kisaran Harga a. Rp 500.000,00
45,00 b. Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00
36,00 c. Rp 1.000.000,00
19,00 Alat tangkap jaring dibeli
dengan harga cukup murah kemudian dimodifikasi
Sumber: Saksono 2008
123
4.1.8 Pemasaran hasil perikanan