Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis, Sumber, dan Ukuran Sampel Data

85 3 METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian mulai dari persiapan sampai pada pengolahan data berlangsung dari bulan February 2006 sampai dengan Desember 2006. Penelitian ini dilakukan di Kepulauan Seribu , dimana secara geografis terletak pada 106 20’00” BT hingga 106 57’00” BT dan 5 10’00” LS hingga 5 57’00” LS. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1986 Tahun 2000 tentang wilayah Kepulauan Seribu dinyatakan bahwa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu terdiri dari 2 Kecamatandan 6 kelurahan. Total jumlah pulau di Kecamatan Kepulauan Seribu adalah 110 pulau yang secara Administratif dibagai menjadi 6 wilayah kelurahan yaitu kelurahan Pulau Panggang, Pulau Tidung, Pulau Kelapa, Pulau Untung Jawa, Pulau Harapan dan Pulau Pari. Dari keenam kelurahan tersebut Kelurahan Pulau Kelapa memiliki pulau yang paling banyak 36 pulau dan yang paling sedikit pulaunya adalah Kelurahan Pulau Tidung 6 pulau. Tabel 10 Jumlah pulau menurut Kelurahan di Kabupaten Adm Kepulauan Seribu. No Kelurahan Jumlah Pulau Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 1 Kelurahan P.Panggang 13 2 Kelurahan P.Kelapa 36 3 Kelurahan P.Harapan 30 Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan 1 Kelurahan P.Tidung 6 2 Kelurahan P.Pari 10 3 Kelurahan P.Untung Jawa 15 Jumlah 110 Sumber : Buku Saku Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 2005 86 Gambar 6 Lokasi penelitian

3.2 Jenis, Sumber, dan Ukuran Sampel Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan di lapangan, meliputi berbagai informasi dan data yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan nelayan. Data tersebut diperoleh melalui wawancara menggunakan 87 sejumlah kuesioner yang dibagikan kepada para responden dan observasi mengamati langsung situasi dan kondisi di lapangan. Sedangakn data sekunder adalah data yang sudah diolah dan hampir semuanya berasal dari Badan Pusat Statistik, BAPPEKAP dan suku dinas perikanan Kabupaten Kepulauan Seribu. Berdasarkan jenisnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari 2 dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka untuk kebutuhan analisis dalam penelitian ini. Data sekunder semuanya berasal dari Badan Pusat Statistik BPS baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data-data yang digunakan tersebut antara lain berasal dari: 1 publikasi Kabupaten Kepulauan Seribu dalam angka yang digunakan untuk mengetahui informasi tentang keadaan Kabupaten Kepulauan Seribu, 2 publikasi Kota Jakarta Utara dalam angka yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan Kepulauan Seribu sebelum menjadi Kabupaten, 3 data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Propinsi DKI Jakarta atas dasar harga berlaku dan data PDRB Propinsi DKI Jakarta atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha, 4 publikasi pendapatan regional Kepulauan Seribu yang akan digunakan untuk mengetahui perkembangan keadaan perekonomian, struktur ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Seribu, 5 publikasi-publikasi lainnya, antara lain yang berupa publikasi indikator ekonomi dan indikator kesejahteraan rakyat. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang tidak dinyatakan dalam angka-angka yang berasal dari hasil kuisioner dan wawancara di lapangan. Ukuran sampel memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil analisis Structural Equation Modelling SEM. Menurut Ferdinand 2006 mengatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100 – 200. Bila ukuran sampel menjadi terlalu besar, misalnya lebih daripada 400, maka metode menjadi “sangat sensitif”, sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran Goodness of Fit yang baik. Ferdinand 2006 juga menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5 observasi untuk setiap estimated parameter. 88 Dengan demikian, bila estimated parameter-nya berjumlah 12, maka jumlah sampel minimum adalah 60 Ferdinand, 2000. Adapun pedoman ukuran sampel menurut Ferdinand 2000 adalah: 1 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation ML. 2 Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi. 3 Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 – 10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah antara 100 – 200. 4 Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Misalnya bila jumlah sampel di atas 2500, maka teknik estimasi Asymtotically Distribution Free Estimation ADF dapat digunakan. Mengacu pada teknik Maximum Likelihood Estimation ML, maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk analisis SEM dalam penelitian ini berkisar antara 100 – 200 sampel. Ukuran sampel ini ditetapkan dengan pertimbangan syarat keterwakilan aspek kajian dan kebutuhan analisis. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hal ini dilakukan mengingat jumlah populasi penelitian yang terlalu besar dan tersebar tidak merata di 11 sebelas pulau berpenghuni di kawasan Kepulauan Seribu. Berdasarkan teknik ini, kemudian ditetapkan jumlah sampel sebanyak 160 orang responden. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan jumlah penduduk yang lebih banyak diambil 90 orang responden berasal dari kelurahan Pulau Panggang, Pulau Kelapa dan Pulau Harapan masing-masing sebanyak 30 orang reseponden. Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit diambil 60 orang responden berasal dari kelurahan Pulau Tidung, Pulau Pari dan Pulaua Untung Jawa masing-masing sebanyak 20 orang reseponden. Responden penelitian terdiri dari para pemangku kepentingan stakeholders di bidang kelautan dan perikanan, yaitu: kelompok usaha skala mikro, kecil, menengah UMKM dan besar, kalangan nelayan, pembudidaya, 89 pengolah hasil-hasil perikanan, Pemerintahan Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dan Akademisi.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya