123
4.1.8 Pemasaran hasil perikanan
Hasil penelitian saksono pada tahun 2008 menunjukkan bahwa dalam perspektif perikanan tangkap, lokasi pemasaran hasil tangkapan nelayan yang
potensial adalah langsung di wilayah Kepulauan Seribu 45 dan Muara Angke 35 , sedangkan sistem transaksi terbaik dalam pemasarannya adalah
pembayaran kontan 83 sebagaimana disajikan pada tabel 23 Tabel 23 Pemasaran hasil perikanan tangkap di Kepulauan Seribu
Pemasaran Hasil Jumlah
Keterangan
1. Tujuan Lokasi Pemasaran a.
Muara Angke
35,00 b.
Kalibaru 20,00
c. Di tempat wilayah Kep. Seribu 45,00
2. Sistem Pembayaran Hasil Tangkap a. Bayar kontan
83,00 b.
Bayar cicilan
13,00 c. Cara pembayaran lainnya
4,00 Pembayaran kontan sangat
umum dilakukan. Pembayaran cicilan hanya
dilakukan bila ada kesepakatan dengan pembeli
Sumber: Saksono 2008 Sedangkan pemasaran hasil perikanan budidaya sebagian besar dilakukan di
Muara Angke tabel 24 Tabel 24 Pemasaran hasil perikanan budidaya di Kepulauan Seribu
Pemasaran Hasil Jumlah
Keterangan
1. Tujuan Lokasi Pemasaran a.
Muara Angke
46,00 b.
Kalibaru 36,00
c. Di tempat wilayah Kep. Seribu 18,00
Jual sendiri banyak dipilih karena dianggap lebih
menguntungkan
2. Sistem Pembayaran Hasil Budidaya a. Bayar kontan
78,00 b.
Bayar cicilan
16,00 c. Cara pembayaran lainnya
6,00 Pembayaran kontan sangat
umum dilakukan meskipun kepada pelanggan tetap.
Sumber: Saksono 2008
4.1.9 Transportasi penduduk
Seiring dengan kegiatan perikanan tangkap maupun perikanan budidaya, maka aksesibilitas masyarakat danatau nelayan dalam memasarkan hasil
124 tangkapan maupun produk budidaya perikanan memerlukan sarana transportasi.
Hasil survei dari saksono 2008 sebagai sarana transportasi dari wilayah Kepulauan Seribu ke Jakarta melalui pelabuhan Muara Angke dan sebaliknya,
pada umumnya 87 menggunakan sarana angkutan rakyat berupa kapal motor yang berfungsi sebagai angkutan umum antarpulau dan hanya 13 yang
memanfaatkan sarana kapal cepat. Hal ini sangat menyulitkan bagi percepatan kegiatan masyarakat di
Kepulauan Seribu. Dalam konteks sarana transportasi, terdapat beberapa kesulitan, yakni jadwal keberangkatan yang rata-rata hanya 2 dua kali sehari,
rendahnya sistem keamanan dan keselamatan pelayaran, terbatasnya kapasitas muat, dan lamanya waktu tempuh baik antarpulau dalam wilayah Kepulauan
Seribu maupun dari Kepulauan Seribu ke Jakarta Muara Angke.
4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Kepulauan Seribu