9
dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan.
Kemiskinan, ternyata juga telah menyebabkan rendahnya kapasitas masyarakat pesisir khususnya nelayan. Rendahnya kapasitas masyarakat nelayan,
dapat dilihat dari kegiatan ekonomi yang mereka lakukan. Usaha nelayan biasanya bersifat individual, tradisional, dan biasanya hanya terpaku pada
kegiatan penangkapan ikan saja, yaitu berupa ikan segar hasil tangkapan. Sedangkan kegiatan pasca-panen yang dapat menghasilkan nilai tambah justru
dilakukan oleh pedagang dan pengolah ikan yang mengambil alih tugas-tugas peningkatan nilai tambah melalui perubahan bentuk produk proses pengolahan,
perubahan waktu penjualan proses penyimpanan, dan perubahan tempat penjualan proses transportasi. Akibatnya porsi nilai tambah yang didapatkan
oleh nelayan relatif kecil. Dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan tadi, sebenarnya
pemerintah telah banyak melaksanakan berbagai kebijakan pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan mengentaskan
kemiskinan. Berbagai kebijakan pembangunan yang telah dilaksanakan diduga belum mampu menjadi pembangkit kinerja pembangunan perikanan tangkap yang
berada di wilayah Kepulauan Seribu. Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka penelitian mengenai
kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan dan kaitannya dengan variabel- variabel yang mempengaruhinya penting untuk dilakukan. Penelitian ini berjudul
“Analisis Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu”.
1.2 Perumusan Masalah
Amartya Sen 1999, saat menerima hadiah nobel di Stockholm tanggal 8 Desember 1998, mengatakan “a camel is a horse designed by a committe”. Sen
mengatakan onta camel tentu bukanlah kuda horses, tetapi para pengembil keputusan dalam suatu negara yang ingin mendesain “kuda” akhirnya tidak dapat
mengelak kemungkinan hasilnya menjadi “onta” dikarenakan harus mengayomi
10
berbagai perbedaan kepentingan dalam praktek kenegaraan. Sen mengatakan bahwa perumusan suatu pilihan sosial kemasyarakatan social atau public choice
seperti tujuan suatu negara, daerah atau komunitas dapat menjadi sangat abstrak dikarenakan banyaknya kepentingan dalam pembuatan suatu kebijakan. Seringkali
rumusan suatu kebijakan menjadi tidak berarti negative definition atau gagal pada saat diimplementasikan. Hal ini mencerminkan kegagalan para perumus
kebijakan ketika membuat suatu kebijakan. Kesulitan merumuskan suatu pilihan atau tujuan suatu kebijakan
dijelaskan oleh Kennneth Arrow 1950;1951 dalam teori kemustahilannya impossibility theorem. Dalam pandangan Arrow, rasionalitas, konsistensi dan
kebenaran tidak menjadi penting dalam suatu pilihan suatu kebijakan, tetapi kekuasaan lebih menjadi faktor yang paling dominan. Arrow menjelaskan dengan
prinsip majority rule yaitu suatu pilihan atas suatu keputusan akan tetap disebut “benar” bila didukung suara mayoritas. Oleh karena itu faktor politik sangat
berpengaruh dalam pembuatan suatu kebijakan. Rawls 1971 mendefinisikan kesejahteraan terkait dengan pemerataan pendapatan equitable distribution of
income . Menurut Rawls suatu ketidak adilan inequality atau mungkin lebih
tepat disebut kesenjangan pendapatan income gap dapat dibenarkan sepanjang mereka yang paling miskin the most poor people dalam suatu masyarakat tetap
memperoleh suatu jaminan sosial. Karena itu baginya kesejahteraan lebih diukur dari sejauh mana kebijakan yang dibuat guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat itu dibuat. Justifikasi penelitian ini secara praktek bertujuan menganalisis kebijakan
yang dibuat pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan yang bertujuan meningkatkan kemandirian masyarakat pesisir melalui Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir PEMP melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, penguatan modal
dan penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat pesisir. Justifikasi penelitian secara konseptual berdasarkan konsep teori
kesejahteraan menurut Gunawan 2007 yaitu upaya penanggulangan kemiskinan yang merupakan prioritas yang perlu diterapkan dalam setiap pelaksanaan
program pembangunan. Kebijakan khusus berhubungan dengan peningkatan
11
kesejahteraan merupakan bagian integral pembangunan nasional yang seharusnya mempunyai arah pembangunan yang jelas. Arah tersebut ditindaklanjuti melalui
strategi peningkatan kesejahteraan dan dijabarkan melalui kebijakan peningkatan kesejahteraan sebagai berikut : 1 modal usaha dan kewirausahaan, 2
pemberdayaan sumberdaya manusia, 3 prasarana, sarana dan sistem informasi, serta 4 penguatan kelembagaan.
Walaupun banyak variabel yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, kebijakan pembangunan perikanan tangkap dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan dalam penelitian dibatasi dan diasumsikan dipengaruhi oleh tiga faktor utama sesuai dengan konsep kebijakan
dari Departamen Kelautan dan Perikanan serta beberapa konsep secara teoritis , yaitu 1 penguatan kelembagaan, 2 pemberdayaan sumberdaya manusia, dan 3
kewirausahaan. Dari ketiga faktor yang diasumsikan mempengaruhi kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil tersebut, sampai saat ini belum diketahui
secara pasti sejauhmana faktor-faktor tersebut mempengaruhi peningkatan kesejahteraan nelayan tangkap skala kecil.
Mencermati rangkaian masalah tersebut, diperlukan model kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan skala kecil Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu yang dapat menjawab permasalahan penelitian sebagai berikut: 1 Apakah faktor penguatan kelembagaan mempengaruhi kesejahteraan
nelayan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh serta apa yang diperlukan dalam penguatan kelembagaan untuk
meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil? 2 Apakah faktor pemberdayaan sumberdaya manusia mempengaruhi
kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh, serta apa yang diperlukan terhadap kebijakan yang ada
untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil? 3 Apakah faktor kewirausahaan mempengaruhi kesejahteraan nelayan
perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh, serta apa yang diperlukan dalam aspek kewirausahaan yang ada untuk
meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil?
12 1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah: 1 Menganalisis dan membahas pengaruh faktor penguatan kelembagaan
terhadap kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh serta apa yang diperlukan dalam penguatan
kelembagaan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil
2 Menganalisis dan membahas pengaruh faktor pemberdayaan sumberdaya manusia terhadap kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil, dan
variabel apa yang paling berpengaruh, serta apa yang diperlukan terhadap kebijakan yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan
tangkap skala kecil. 3 Menganalisis dan membahas pengaruh faktor kewirausahaan terhadap
kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh, serta apa yang diperlukan dalam aspek kewirausahaan
yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil.
Tujuan operasional dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh effects dan interaksi dari berbagai komponen yang berinteraksi dalam
kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan skala kecil Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, sehingga dapat diperoleh masukan bagi para perumus
kebijakan, para implementor, dan evaluator kebijakan ketika mereka berencana untuk merumuskan strategi pengelolaan atau bahkan hendak mengkaji kembali
kebijakan peningkatan kesejahteraan yang ada agar lebih bernilai strategis di masa mendatang.
1.4 Manfaat Penelitian