152 Tabel 40 Evaluasi kriteria Goodness of Fit Index untuk model peningkatan
kesejahteraan nelayan
Kriteria Cut off Value
Hasil Model Keterangan
Chi-square X
2
Diharapkan Kecil 72.628
Baik Probability p
≥ 0,05 0.056
Baik GFI
≥ 0,90 0.922
Baik AGFI
≥ 0,90 0.889
dapat diterima CFI
≥ 0,95 0.949
Baik TLI
≥ 0,90 0.939
Baik RMSEA
≤ 0,08 0.048
Baik
Sumber: Hasil pengolahan data dengan analisis SEM 2008. Berdasarkan Tabel 40, ternyata hasil Chi-square sebagai salah satu kriteria
model fit menunjukkan nilai Chi-square sebesar 72.628 dengan probabilitas p =0,056 atau nilai probabilitasnya mendekati 0,05. Hal ini berarti bahwa model sudah
fit . Selain itu, jika dilihat dari kriteria fit yang lain, yaitu: nilai GFI = 0,922, nilai TLI
= 0,939, dan nilai RMSEA = 0,048, maka secara keseluruhan kriteria ini sudah memenuhi standar yang direkomendasikan.
Sekalipun untuk nilai AGFI = 0,889 masih berada di bawah nilai yang direkomendasikan, yaitu lebih besar daripada 0,90, namun bila nilai AGFI dibulatkan
dua angka di belakang koma diperoleh nilai AGFI setara dengan 0,90. Dengan kata lain, berdasarkan hasil evaluasi kriteria Goodness of Fit Index terhadap model secara
keseluruhan, terbukti secara nyata bahwa pada kriteria Goodness of Fit Index sudah tidak terdapat pelanggaran nilai kritis, sehingga dapat dikemukakan bahwa model
relatif dapat diterima atau telah sesuai dengan data.
5.1.5 Analisis Pengaruh dari Masing-masing Variabel
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengetahui sejauhmana kekuatan pengaruh antarkonstruk maupun pengaruh totalnya yang mempengaruhi
tujuan peningkatan kesejahteraan nelayan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pengujian terhadap model seperti pada gambar 23 menunjukkan adanya efek
pengaruh langsung sebagaimana ditunjukkan pada tabel 41. Mencermati model sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 23 dan melalui
pembandingan nilai critical ratio CR atau t-
hitung
terhadap nilai t-
tabel
akan diperoleh pola hubungan antarvariabel. Jika nilai CR atau t-
hitung
lebih besar daripada nilai t-
tabel
, maka hubungan antarvariabel signifikan dan dapat dianalisis lebih lanjut. Pada nilai
α = 5, diperoleh nilai t-
tabel
sebesar 1,98 dengan hasil korelasi antarvariabel ditabulasikan pada tabel 41.
153 Tabel
41 Hubungan antarvariabel pada model akhir confirmatory factor konstruk unidimensional variabel kesejahteraan
Hubungan antar
variabel Standardized
Regression Weights
Estimate S.E.
Critical Ratio
C.R. T-hitung
T- tabel
Prob. Keterangan
X1 ↔ X2
0.371 0.15
2.468 1.98
0.014 Significant
X1 ↔ X3
0.551 0.19
3.363 1.98
0.000 Significant
X2 ↔ X3
0.612 0.20
3.642 1.98
0.000 Significant
Y ← X1
0.398 0.145
2.674 1.98
0.007 Significant
Y ← X2
0.239 0.141
1.582 1.98
0.114 Non significant
Y ← X3
0.359 0.142
2.077 1.98
0.038 Significant
Sumber: Hasil pengolahan data dengan analisis SEM 2008. Terdapat pengaruh langsung antarvariabel seperti dijelaskan pada tabel 41.
Dalam hal pengaruh langsung masing-masing variabel terhadap variabel yang lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Variabel X1 kelembagaan berpengaruh positif terhadap variabel X2
pemberdayaan sumberdaya manusia dan juga sebaliknya dengan nilai estimates 0.371 dan nilai C.R. critical ratio yang identik dengan nilai t
-hitung
menunjukkan angka 2.468 dengan nilai probabilitas 0,014 0,05, sehingga dapat dikatakan antar variabel X1 dan X2 berpengaruh positif dan signifikan.
2 Variabel X1 kelembagaan berpengaruh positif terhadap variabel X3
kewirausahaan dan juga sebaliknya dengan nilai estimates 0.551 dan nilai C.R. critical ratio yang identik dengan nilai t
-hitung
menunjukkan angka 3.363 dengan nilai probabilitas 0,000 0,05, sehingga dapat dikatakan antar variabel
X1 dan X3 berpengaruh positif dan signifikan. 3
Variabel X2 pemberdayaan berpengaruh positif terhadap variabel X3 kewirausahaan dan juga sebaliknya dengan nilai estimates 0.612 dan nilai C.R.
critical ratio yang identik dengan nilai t
-hitung
menunjukkan angka 3.642 dengan nilai probabilitas 0,000 0,05, sehingga dapat dikatakan antar variabel
X1 dan X3 berpengaruh positif dan signifikan. 4
Variabel X1 kelembagaan berpengaruh positif terhadap variabel Y kesejahteraan nelayan dengan nilai estimates 0.398 dan nilai C.R. critical
ratio yang identik dengan nilai t
-hitung
menunjukkan angka 2.674 dengan nilai probabilitas 0,007 0,05, sehingga dapat dikatakan variabel kelembagaan
154 benar berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kesejahteraan
nelayan. 5
Variabel X2 pemberdayaan sumberdaya manusia berpengaruh positif terhadap variabel Y kesejahteraan nelayan dengan nilai estimates 0.239 dan nilai C.R.
critical ratio yang identik dengan nilai t
-hitung
menunjukkan angka 1.582 dengan nilai probabilitas 0,114 0,05, sehingga dapat dikatakan variabel
pemberdayaan sumberdaya manusia berpengaruh positif dan non signifikan terhadap variabel kesejahteraan nelayan.
6 Variabel X3 kewirausahaan berpengaruh positif terhadap variabel Y
kesejahteraan nelayan dengan nilai estimates 0.359 dan nilai C.R. critical ratio
yang identik dengan nilai t
-hitung
menunjukkan angka 2.077 dengan nilai probabilitas 0,038 0,05, sehingga dapat dikatakan variabel kewirausahaan
benar berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kesejahteraan nelayan.
Langkah yang terakhir adalah melakukan analisis untuk mengetahui sejauhmana kekuatan pengaruh antarkonstruk yan dipengaruhi masing-masing variabel eksogen
laten X1, X2 dan X3. Pengujian terhadap masing-masing variabel menunjukkan adanya efek pengaruh langsung sebagaimana ditunjukkan pada tabel 42 di bawah ini.
Di antara aspek-aspek yang mempengaruhi kesejahteraan nelayan di Kabupaten Kepulauan seribu terdapat korelasi. Korelasi secara umum bernilai antara
0 tidak ada korelasi hingga 1 sangat kuat korelasinya. Dalam hal ini korelasi yang paling kuat adalah antara aspek pemberdayaan dan kelembagaan Adanya korelasi
antar aspek menunjukkan adanya keterkaitan antar faktor yang mempengaruhi kesejahteraan nelayan, dan menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut tidak
berpengaruh sendiri-sendiri. Dengan kata lain, kebijakan yang dilaksanakan harus bersifat komprehensif atau tidak parsial karena ada keterkaitan antara satu kebijakan
dengan kebijakan lainnya.
155 Tabel 42 Dekomposisi faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan nelayan di
Kabupaten Kep. Seribu Faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan nelayan Koefisien Nilai
t Pengaruh 1. Penguatan kelembagaan X
1
1. Organisasi nelayan
0.599
2.902 Nyata
2. Lembaga keuangan
mikro
0.659
2.000 Nyata
3. Lembaga pemerintahan
0.439
2.902 Nyata
2. Pemberdayaan sumberdaya manusia X
2
4. Penyelenggaraan Penyuluhan
0.665
4.806 Nyata
5. Penyelenggaraan Pelatihan
0.669
4.806 Nyata
6. Penyelenggaraan Pendidikan
0.487
4.000 Nyata
3. Kewirausahaan
X
3
7. Kepemilikan keterampilan berusaha
0.548
4.620 Nyata
8. Pengalaman berusaha
0.708
4.000 Nyata
9. Niat berusaha
0.753
4.620 Nyata
Sumber: Hasil pengolahan data dengan analisis SEM 2008. Tabel 43 Korelasi antar faktor yang mempengaruhi kesejahteraan nelayan
Kabupaten Kep. Seribu
Faktor Penentu X
1
Penguatan Kelembagaan
X
2
Pemberdayaan sumberdaya
manusia X
3
Kewirausahaan X
1
Penguatan kelembagaan
1,00 0.371 0.551
X
2
Pemberdayaan sumbedaya manusia
0.371 1,00 0.612
X
3
Kewirausahaan
0.551 0.612 1,00
Sumber: Hasil pengolahan data dengan analisis SEM 2008.
5.1.6 Pembahasan Umum