96 3.
Proportional Shift PS, adalah pertumbuhan Nilai Tambah Bruto suatu sektor i dibandingkan total sektor di tingkat propinsi. Dalam penelitian ini PS
menggambarkan pengaruh relatif dari pertumbuhan sektoral ekonomi Propinsi DKI Jakarta terhadap pertumbuhan sektoral Kabupaten Kepulauan Seribu.
{ }
t i
t i
ij
Y Y
- X
X X
PS =
Apabila PS bertanda positif menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan cepat di daerah himpunannya. Sedangkan, apabila PS bertanda
negatif berarti sektor tersebut mempunyai laju pertumbuhan lambat di daerah himpunannya.
3.4.3 Analisis dan pengembangan model menggunakan Structural Equation
Modelling SEM
SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik yang memungkinkan pengujian beberapa variabel dependen dengan beberapa variabel independen
secara simultan. Ferdinand 2002:7 mengungkapkan bahwa SEM memungkinkan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun
dimensional. Pada saat seorang peneliti menghadapi pertanyaan penelitian berupa identifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk dan pada saat yang
sama ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah diidentifikasi dimensi-dimensinya, maka SEM akan memungkinkan untuk
melaksanakannya. SEM juga merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis faktor, model struktural dan analisis jalur path analysis Solimun, 2002:65.
Pengembangan model dilakukan dengan menggunakan pendekatan teroritis. Pendekatan teoritis dimaksudkan untuk mendapatkan justifikasi terhadap
konsep-konsep yang dikembangkan, sehingga model akhir yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan mendapat kebenaran secara ilmiah. Dalam kaitan ini,
telaah pustaka, eksplorasi terhadap hasil-hasil penelitian yang berkaitan, dan diskusi pakar menjadi hal penting untuk dilakukan. Berdasarkan telaah
pendahuluan, beberapa komponen yang berinteraksi dalam kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah
pemberdayaan SDM nelayan, peningkatan kewirausahan dan penguatan kelembagaan.
97 Dinamika setiap komponen utama tersebut dipengaruhi oleh interaksi
dengan komponen lainnya yang lebih kecil dan secara rinci dapat dijelaskan: 1
Penguatan kelembagaan X1, dapat berinteraksidipengaruhi oleh: 1
Aspek organisasi nelayan X11; 2
Aspek lembaga keuangan mikro X12; dan 3
Aspek lembaga pemerintahan X13. 2
Pemberdayaan sumberdaya manusia nelayan X2, dapat berinteraksi dipengaruhi oleh:
1 Aspek pengadaan penyuluhan X21;
2 Aspek penyelenggaraan pelatihan X22; dan
3 Aspek penyelenggaraan pendidikan X23.
3 Kewirausahaan bagi nelayan X3, berinteraksidipengaruhi oleh : 1
Aspek ketrampilan usaha X31; 2
Aspek praktek dan pengalaman usaha X32; dan 3
Aspek niat berusaha X33. Dalam kaitan ini, analisis SEM dalam penelitian akan dikembangkan
untuk melihat terjadinya interaksi diantara komponen tersebut dan mengetahui interaksi mana yang paling berperan dalam pembangunan Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu berbasis industri perikanan. Gambaran interaksi diantara komponen tersebut kemudian diilustrasikan dalam rancangan awal path
diagram.
a Pembuatan
path diagram
Setelah menyusun model berbasis teori, langkah selanjutnya adalah menerjemahkan model tersebut ke dalam diagram jalur path diagram agar dapat
diestimasikan dengan menggunakan program AMOS. Pembuatan path diagram merupakan kegiatan penggambaran interaksi komponen-komponen yang
dikembangkan secara teoritis dan kemudian menjadi konstruk penelitian. Dalam penggambaran ini, konstrukvariabel laten penelitian tersebut harus dilengkapi
dengan dimensivariabel terukur. Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam model struktural dikenal dua
variabel, yaitu variabel eksogen dan endogen. Sedangkan untuk persamaan-
98 persamaan struktural yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas
antar berbagai konstruk, persamaan tersebur pada dasarnya dibangun dengan pedoman sebagai berikut: variabel endogen terikat = variabel eksogen + variabel
endogen + error Ferdinand, 2002:167. Variabel eksogen adalah variabel yang nilainya ditentukan di luar model, seperti variabel bebas dan variabel instrumen
juga disebut predetermined variables. Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang nilainya ditentukan berdasarkan model, seperti variabel tidak bebas.
Dalam kaitan ini, telaah pustaka menjadi hal penting untuk menetapkan variabel terukur yang tepat. Path diagram dibuat dengan menggunakan program
AMOS 7.0 Professional. Rancangan path diagram untuk merumuskan model kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan dapat dilihat pada gambar 7 dibawah
ini. Persamaan struktural dalam penelitian ini adalah persamaan rekursif
dimana memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Antara
ε
ij
galat saling bebas independent 2. Antara
ε
ij
dengan Y, Y1, Y2, Y3, X1, X2, dan seterusnya saling bebas 3. Arah pengaruh kausalitas dari variabel endogen adalah searah, atau tidak ada
variabel endogen yang mempunyai pengaruh bolak-balik resiplokal.
Gambar 7 Diagram jalur hubungan struktural antar variabel penelitian
99 Penjelasan faktorkonstruk yang digunakan dalam path diagram pada
Gambar 7 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jenis dan makna faktorkonstruk dalam path diagram serta simbolnya
dan measurement model
No. Faktor
Konstruk Keterangan
Simbol dalam Measurement
Model
1. X1 Penguatan
Kelembagaan
1
2. X11 Organisasi
nelayan X
11
3. X12 Lembaga
keuangan mikro
X
12
4. X13 Lembaga
pemerintahan X
13
5. X2
Pemberdayaan SDM nelayan
2
6. X21 Pengadaan
penyuluhan X
21
7. X22 Penyelenggaraan
pelatihan X
22
8. X23 Penyelenggaraan
pendidikan X
23
9. X3
Kewirausahaan bagi Nelayan
3
10. X31 Ketrampilan
usaha X
31
11. X32 Praktek dan pengalaman usaha
X
32
12. X33 Niat
berusaha X
33
13. Y Kesejahteraan
nelayan
1
14. Y1 Pendapatan
rumah tangga
Y
11
15. Y2 Keadaan tempat tinggal
Y
12
16. Y3 Kondisi
kesehatan Y
13
sumber: Hasil pengolahan data
b Pengujian masing-masing variabel b.1 Tingkat kesejahteraan nelayan Y
Variabel yang digunakan sebagai indikator yang menentukan tingkat kesejahteraan nelayan adalah pendapatan rumah tangga Y1, keadaan tempat
tinggal Y2, dan kondisi kesehatan Y3. Pengujian apakah variabel-variabel ini dapat digunakan untuk membentuk
faktor atau konstruk dilakukan dengan jalan melihat nilai probabilitas p dari nilai koefisien lambda
λ. Jika nilai probabilitas p koefisien lambda lebih kecil dari nilai
α 0,05, maka indikator tersebut dapat digunakan untuk membentuk faktor atau konstruk. Begitu pula sebaliknya, jika nilai probabilitas p koefisien lambda
lebih besar dari nilai α 0,05, maka indikator tersebut tidak dapat digunakan
untuk membentuk faktor atau konstruk.
100 Adapun model pengukuran confirmatory factor analysis untuk mengukur
tingkat kesejahteraan nelayan terdapat pada gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8 Confirmatory factor analysis tingkat kesejahteraan nelayan
b.2 Penguatan kelembagaan