Analisis location quotient LQ

92 pendidikan sangat jelas yaitu pendidikan memberikan gelar atau ijazah resmi yang dimulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.

3.3.4 Variabel kewirausahaan

Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan atau GNMMK 1995 mendifinisikan kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memperoleh keuntungan. Penguatan kewirausahaan nelayan yang akan digunakan sebagai indikator penelitian ini berupa : kepemilikan ketrampilan usaha X31; praktek dan pengalaman usaha X32; dan adanya niat berusaha X33. Definisi kepemilikan ketrampilan seorang nelayan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang atau kesempatan bisnis yang ada serta menghimpun sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mendapatkan laba atau hasil serta mengambil tindakan yang tepat guna memastikan keberhasilan. Definisi pengalaman usaha adalah lamanya seseorang menggeluti suatu usaha atau pekerjaan sehingga yang bersangkutan mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan niat berusaha adalah dorongan yang kuat dari seorang individu untuk melakukan pekerjaan selain pekerjaan yang sehari-harinya mereka kerjakan.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Analisis location quotient LQ

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sektor-sektor unggulan yang ada di Kabupaten Kepulauan Seribu. Secara umum, metode ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasikan sumber-sumber pertumbuhan regional, menganalisa kecenderungan dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil-hasil kegiatan ekonomi di suatu daerah bagian Kabupaten Kepulauan Seribu dalam lingkup daerah himpunannya Propinsi DKI Jakarta. Metode Location Qoutient LQ ada 2 macam yaitu static location quotient SLQ dan dynamic location quotient DLQ. Berikut ini akan diuraikan kedua macam metode LQ tersebut. 93 SLQ merupakan perbandingan kontribusi nilai tambah suatu sektor di daerah bagian Kabupaten Kepulauan Seribu dengan kontribusi nilai tambah sektor sejenis di daerah himpunan Propinsi DKI Jakarta. Formula SLQ adalah sebagai berikut: t t i t j Y X Y SLQ X t ij = dimana: t ij X : nilai tambah sektor i di daerah bagian j pada akhir tahun pengamatan t i X : nilai tambah sektor i di daerah himpunan pada akhir tahun pengamatan t j Y : PDRB daerah bagian pada akhir tahun pengamatan Y t : PDRB daerah himpunan pada akhir tahun pengamatan Apabila nilai rasio SLQ1 menunjukkan bahwa sektorsubsektor tersebut merupakan sektor unggulan bagi daerah bagian Kabupaten Kepulauan Seribu, dan mampu bersaing dengan sektorsubsektor yang sama di daerah lain dalam himpunannya Propinsi DKI Jakarta. Sebaliknya jika rasio SLQ1 menunjukkan bahwa sektorsubsektor tersebut bukan merupakan unggulan bagi daerah karena masih kalah bersaing dengan daerah bagian lain dalam daerah himpunannya. Karena hanya dilihat pada satu titik waktu, maka ini berarti bahwa sektor yang unggul peranannya pada suatu waktu belum tentu unggul pada waktu yang akan datang, sehingga diperhitungkan juga tingkat pertumbuhan masing-masing sektor, yaitu dengan DLQ. Metode kedua mempunyai prinsip yang sama dengan SLQ namun mengintroduksikan laju pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral maupun total nilai tambah mempunyai rata-rata laju pertumbuhan sendiri- sendiri selama periode waktu tertentu. Formula untuk DLQ adalah sebagai berikut: { } { } t t i i t j j t ij ij G Y G X G Y G X DLQ + + + + = 1 1 1 1 dimana: 94 ij X : nilai tambah sektor i di daerah bagian j pada awal tahun pengamatan i X : nilai tambah sektor i di daerah himpunan pada awal tahun pengamatan j Y : total nilai tambah daerah bagian pada awal tahun pengamatan Y : total nilai tambah daerah himpunan pada awal tahun pengamatan ij G : pertumbuhan rata-rata sektor i di daerah bagian i G : pertumbuhan rata-rata sektor i di daerah himpunan j G : pertumbuhan rata-rata total daerah bagian G : pertumbuhan rata-rata total daerah himpunan Rasio DLQ1 menunjukkan bahwa proporsi laju pertumbuhan suatu sektor di daerah bagian terhadap laju pertumbuhan total daerah bagian tersebut lebih cepat bila dibandingkan dengan proporsi laju pertumbuhan sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi keseluruhan daerah himpunannya. Jika DLQ1, maka dapat dikatakan bahwa proporsi laju pertumbuhan suatu sektor terhadap pertumbuhan ekonomi daerah bagian secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan proporsi laju pertumbuhan sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan daerah himpunannya. Hasil perhitungan SLQ dan DLQ dapat diterangkan secara ringkas, yaitu 1 SLQ1 dan DLQ1 berarti merupakan sektor unggulan dan mempunyai daya saing; 2 SLQ1 dan DLQ1 berarti merupakan sector unggulan tetapi tidak mempunyai daya saing; 3 SLQ1 dan DLQ1 berarti mempunyai potensi dan mempunyai daya saing; 4 SLQ1 dan DLQ1 berarti tidak mempunyai potensi dan tidak memiliki daya saing.

3.4.2 Analisis shift share