Tabulasi hasil jawaban responden .1 Tingkat kesejahteraan nelayan Y

140 menanggulangi kemiskinan merupakan bagian integral pembangunan nasional yang harus mempunyai arah pembangunan yang jelas. Arah pembangunan tersebut harus ditindaklanjuti melalui strategi peningkatan kesejahteraan dan dijabarkan melalui kebijakan peningkatan kesejahteraan guna menanggulangi kemiskinan berikut ini. Pertama , penguatan kelembagaan dan pengembangan teknologi yaitu upaya meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat agar proses alih informasi dan teknologi, penyaluran dana dan informasi, proses produksi dan distribusi dan pemasaran serta administrasi pembangunan, terlembaga dengan baik sesuai dengan kondisi lokal. Kedua, pemberdayaan sumber daya manusia, yaitu memperkuat kapasitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan kemampuan manajemen dan organisasi aparat dan warga masyarakat dalam pembangunan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui pelatihan, penyuluhan dan pendampingan. Ketiga, kewirausahaan yaitu memberdayakan ekonomi masyarakat dengan cara mengembangkan mekanisme penyaluran dana bantuan dan kredit lunak langsung kepada masyarakat untuk mengembangkan kegiatan sosial ekonomi produktif unggulan dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan sehingga dapat menjamin surplus untuk tabungan dan akumulasi modal masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, model peningkatan kesejahteraan nelayan dapat menggunakan ketiga faktor di atas yaitu: penguatan kelembagaan X1, pemberdayan sumberdaya manusia X2, dan kewirausahaan X3. Selanjutnya semua variabel dari faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kesejahteraan nelayan tersebut di atas diukur dengan skala Likert skala 1 sampai 5. Berikut ini akan diuraikan satu persatu hasil tabulasi dari jawaban responden pada masing-masing variabel. 5.1.1 Tabulasi hasil jawaban responden 5.1.1.1 Tingkat kesejahteraan nelayan Y Kesejahteraan nelayan secara umum Y dalam konseptualisasi model peningkatan kesejahteraan nelayan menggunakan konsep yang dikeluarkan oleh BPS. Menurut BPS kesejahteraan rakyat mempunyai aspek yang sangat komplek dan tidak memungkinkan untuk untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek kesejahteraan tersebut. Sehingga indikator yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan indikator kesejahteraan rumah tangga yang telah ditetapkan oleh BPS 1991 yang sudah dimodifikasi. Modifikasi ini dimungkinkan karena, a masalah pembangunan nelayan adalah manajemen pengembangan masyarakat pesisir 141 yang meliputi, masalah sosio-ekonomi rumah tangga nelayan, b menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di daerah penelitian. Indikator-indikator tersebut terdiri atas: 1 Pendapatan rumah tangga; 2 Konsumsi rumah tangga; 3 Keadaan tempat tinggal; 4 Fasilitas tempat tinggal; 5 Kesehatan anggota keluarga. Berdasarkan derajat kualitasnya, indikator kesejahteraan Y ini dapat dipadatkan menjadi tiga variabel, yaitu: variabel yang mencakup aspek pendapatan nelayan Y1, keadaan tempat tinggal Y2, dan kesehatan Y3. Tabel 32 Penilaian responden terhadap indikator kesejahteraan Item Pertanyaan Y1 Y2 Y3 Jawaban Responden Frek. Frek. Frek. 1 4 2.8 3 2.1 4 2.8 2 20 14.0 7 4.9 20 14.0 3 95 66.4 107 74.8 95 66.4 4 20 14.0 23 16.1 20 14.0 5 4 2.8 3 2.1 4 2.8 Jumlah 143 100 143 100 143 100 Sumber: Hasil pengolahan data Secara keseluruhan responden lebih banyak menyatakan pilihan 3 atau cukup. Khususnya untuk item Y2 perumahan terdapat 74.8 respoden memilih bahwa kondisi rumah merupakan item yang sangat penting tabel 32. Terdapat hal yang menarik dimana item pendapatan Y1 bukan item yang dianggap cukup penting. Sedangkan untuk item kondisi kesehatan Y3 tanggapan responden cukup beragam.

5.1.1.2 Penguatan kelembagaan

Indikator pertama dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah aspek kelembagaan. Menurut tokoh kelembagaan John R. Commons 1934 yang diacu dalam Arifin dan Rahbini 2001, definisi kelembagaan adalah kerangka acuan atau hak-hak yang dimiliki individu-individu untuk berperan dalam pranata kehidupan, dan juga berarti perilaku dari pranata tersebut. Dengan demikian, kelembagaan itu dianggap sebagai seperangkat aturan main atau tata cara untuk kelangsungan sekumpulan kepentingan a set of working rules of going concerns. Oleh karenanya ruang lingkup kelembagaan dibatasi pada hal-hal 1 Kelembagaan adalah kreasi manusia human creations; 2 Kumpulan individu group of individuals; 3 mempunyai dimensi waktu time dimension; 4 mempunyai dimensi tempat place dimension ; 5 suatu lingkungan fisik 6 adanya aturan main dan norma rules and norms ; 7 adanya penegakan hukum monitoring and law enforcement; 8 adanya hirarki dan jaringan nested levels and institutions. Oleh karena itu dapat disimpulkan 142 indikator X1 terdiri dari variabel: organisasi nelayan X11, lembaga keuangan mikro X12, dan lembaga pemerintahan X13. Tabel 33 Penilaian responden terhadap penguatan kelembagaan nelayan Item Pertanyaan X11 X12 X13 Jawaban Responden Frek. Frek. Frek. 1 3 2.1 3 2.1 3 2.1 2 25 17.5 25 17.5 25 17.5 3 87 60.8 88 61.5 86 60.1 4 25 17.5 24 16.8 26 18.2 5 3 2.1 3 2.1 3 2.1 Jumlah 143 100 143 100 143 100 Sumber: Hasil pengolahan data Secara keseluruhan responden lebih bersifat moderat dengan dominasi pilihan pada pilihan cukup 60 . Pada semua aspek yang ada responden memberikan tanggapan yang sangat beragam disekitar pilihan cukup tabel 33.

5.1.1.3 Pemberdayaan sumberdaya manusia nelayan

Indikator pemberdayaan sumberdaya manusia nelayan menggunakan konsep pada Undang-Undang Perikanan yaitu UU No.31 Tahun 2004 Bab X pasal 60 ayat 1 b tentang pemberdayaan nelayan. Pada pasal tersebut terdapat tugas pemerintah dalam memberdayakan nelayan yang berupa penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bagi nelayan guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dibidang penangkapan, pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran ikan. Berdasarkan undang-undang pemberdayaan nelayan tersebut, indikator pemberdayaan SDM X2 mengandung tiga variabel penting, yaitu; penyelenggaraan penyuluhan X21, penyelenggaraan pelatihan X22, dan pendidikan X23. Tabel 34 Penilaian responden terhadap pemberdayaan sumberdaya manusia Item Pertanyaan X21 X22 X23 Jawaban Responden Frek. Frek. Frek. 1 3 2.1 3 2.1 3 2.1 2 24 16.8 21 14.7 23 16.1 3 90 62.9 93 65 91 63.6 4 23 16.1 21 14.7 24 16.8 5 3 2.1 5 3.5 2 1.4 Jumlah 143 100 143 100 143 100 Sumber: Hasil pengolahan data 143 Responden lebih cenderung berada pilihan cukup yang hampir mencapai 65 tabel 34. Secara keseluruhan pilihan responden memberikan tanggapan sangat berimbang pada kedua sisi.

5.1.1.4 Kewirausahaan

Berdasarkan konsep kewirausahaan yang dikemukakan oleh Nikijuluw 2005, yaitu pengembangan kewirausahaan di kalangan perikanan adalah suatu proses yang berkelanjutan dan barangkali tidak ada akhirnya. Dalam bentuknya sebagai suatu proses yang tidak berakhir, maka pangkal dan proses tersebut adalah membangun nilai-nilai dan kesadaran berusaha atau berbisnis dikalangan nelayan. Tanpa adanya nilai-nilai dan kesadaran berbisnis maka langkah selanjutnya adalah pengembangan kewirausahaan ini tidak akan terwujud. Oleh karenanya setelah memiliki kesadaran dan nilai-nilai, berbisnis itu perlu dilakukan dan melalui harkat dan martabatnya dapat ditingkatkan. Maka langkah selanjutnya yaitu: 1 membangun penguasaan akan keterampilan dasar teknologi yang berkaitan dengan perikanan; 2 ketersediaan modal usaha dan manajerial; 3 meningkatkan praktek dan pengalaman usaha; dan 4 mengembangkan niat kewirausahaan secara terus menerus ke depan. Dari uraian di atas kita tetapkan bahwa, indikator kewirausahaan X3 terdiri dari: keterampilan usaha mandiri X31, praktek dan pengalaman usaha X32, dan niat dalam usaha X33. Tabel 35 Penilaian responden terhadap kewirausahaan Item Pertanyaan X31 X32 X33 Jawaban Responden Frek. Frek. Frek. 1 2 1.4 4 2.8 3 2.1 2 26 18.2 34 23.8 21 14.7 3 88 61.5 67 46.8 96 67.1 4 25 17.5 34 23.8 20 14 5 2 1.4 4 2.8 3 2.1 Jumlah 143 100 143 100 143 100 Sumber: Hasil pengolahan data Responden lebih cenderung berada pilihan cukup yang hampir mencapai 55. Seperti halnya pada aspek kewirausahaan, pada aspek ini secara keseluruhan pilihan responden memberikan tanggapan sangat berimbang pada kedua sisi.

5.1.2 Metode Analisis