105
7.1.1 Pilihan UPT M_10titik
Pilihan UPT M_10titik yaitu pengambilan sampel menggunakan metode UPT dengan perlakuan M 1m_1-1021-30 dan teknik analisis foto
menggunakan 10 sampel titik acak berdasarkan hasil foto dengan bidang luasan minimal 1200 cm
2
per framenya. Luas bidang 1200 cm
2
per frame dihasilkan dari pemotretan menggunakan kamera SW dengan jarak pemotretan 60 cm dari
dasar dan tanpa menggunakan pembesaran zoom. Jika menggunakan kamera tipe lain, maka jarak pemotretan atau zoom diatur sedemikian rupa sehingga luas
bidang pemotretannya per framenya minimal = 40 cm x 30 cm = 1200 cm
2
. Pilihan ini dilakukan bila tujuan penelitian hanya untuk mengetahui
persentase tutupan karang keras HC saja. Selain itu, pilihan ini juga bisa dilakukan bila kemampuan sumberdaya manusia yang ada sangat terbatas,
dimana hanya bisa membedakan antara kelompok karang keras dan bukan kelompok karang keras. Jadi, dengan kemampuan sumberdaya manusia yang
terbatas, penelitian tetap bisa dilakukan dengan hasil yang tidak berbeda nyata dengan hasil yang diperoleh dengan metode BT maupun LIT.
Pada Bab 4, hasil anova membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan p 0,01 antara persentase tutupan karang keras HC yang dihitung
dengan metode BT, LIT dan UPT. Pada anova tersebut, metode UPT yang diuji menggunakan panjang transek 70 m dan fotonya dianalisis menggunakan teknik
menghitung luas area. Bagaimana bila metode UPT yang digunakan menggunakan pilihan UPT M_10titik perlakuan M dengan proses analisis foto
menggunakan pemilihan 10 sampel titik acak? Pengujian ulang menggunakan anova terhadap data persentase tutupan HC yang diperoleh menggunakan pilihan
UPT M_10titik terhadap hasil yang diperoleh dengan metode BT dan LIT Lampiran 20 juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persentase tutupan
HC yang diperoleh dengan metode BT, LIT maupun UPT M_10titik p 0,01 Tabel 27. Jadi, untuk menduga persentase tutupan HC, bisa digunakan metode
UPT menggunakan perlakuan M dengan teknik analisis foto menggunakan pemilihan 10 sampel titik acak.
106
Tabel 27 Anova untuk pengukuran berulang pada data persentase tutupan HC yang dihitung menggunakan metode BT, LIT dan
UPT M_10titik. Data ditransformasi ke bentuk arcsin akar pangkat dua
Sumber variasi Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Rerata
kuadrat F
p Stasiun
9 1434,13
159,35 34,04 0,000
Metode 2
7,70 3,852
0,82 0,455 Sesatan
18 84,27
4,681 Total
29 1526,10
Adanya pengurangan panjang garis transek yang berpengaruh terhadap banyaknya frame foto yang harus diambil dan dianalisis, serta penggunaan
teknik analisis foto yang lebih sederhana dibandingkan dengan teknik menghitung luas area tentunya akan mengurangi lamanya waktu untuk
pengambilan data di lapangan maupun lamanya waktu untuk proses analisis foto. Rerata lamanya waktu untuk pengambilan data di lapangan dengan
menggunakan perlakuan M yaitu 7,4 menit Tabel 13, sedangkan rerata lamanya waktu untuk proses analisis foto sebanyak 20 frame perlakuan M dengan
menggunakan teknik pemilihan 10 sampel titik acak tanpa perlu memasukkan data nama jenis karang keras sebesar 18,3 menit per transeknya Lampiran 21.
Waktu yang diperlukan tersebut 18,3 menittransek jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan perlakuan M yang analisis fotonya
menggunakan teknik menghitung luas area serta nama jenis karang dimasukkan, yang memerlukan waktu sekitar 209,74 menit Tabel 13. Berkurangnya waktu
untuk pengambilan data di lapangan dan proses analisis foto tentunya akan meningkatkan efisiensi penggunaan metode UPT. Perhitungan ulang nilai
koefisien efisiensi masing-masing metode UPT M_10titik, LIT dan BT ditampilkan pada Tabel 28. Ternyata, penggunaan UPT M_10titik jauh lebih
efisien dibandingkan metode LIT dengan panjang garis transek 70 m atau pun metode BT dengan luas transek 2x70m
2
ditandai dengan nilai ψ yang terendah
Tabel 28.