Fauna lain Persentase tutupan biota dan substrat

107 Tabel 28 Perhitungan koefisien efisiensi biaya dan waktu untuk metode UPT M_10titik, LIT dan BT Metode Rerata lamanya waktu menit per transek untuk: Keterangan pengambilan data lapangan pemasukan data UPT M_10titik 7,37 18,3 Perlakuan M; 10 sampel titik acak LIT 65,9 89,6 Panjang transek=70 m BT 272,4 217,2 Luas transek=2x70 m Metode 2 Koefisien biaya dan waktu waktu x bobot biaya untuk: pengambilan data lapangana pemasukan data b Total a+b Rasio= ψ UPT M_10titik 7,4 x 8 18,3 x 1 77,26 1,00 LIT 65,9 x 7,7 89,6 x 1 597,03 7,73 BT 272,4 x7,7 217,2 x 1 2314,68 29,96

7.1.2 Pilihan UPT C_30titik

Pilihan UPT C_30titik yaitu pengambilan sampel menggunakan metode UPT dengan perlakuan C 1m_1-50 dan teknik analisis foto menggunakan 30 sampel titik acak berdasarkan hasil foto dengan bidang luasan minimal 1200cm 2 per framenya. Luas bidang 1200 cm 2 frame dihasilkan dari pemotretan menggunakan kamera SW dengan jarak pemotretan 60 cm dari dasar dan tanpa menggunakan pembesaran zoom. Jika menggunakan kamera tipe lain, maka jarak pemotretan atau zoom diatur sedemikian rupa sehingga luas bidang pemotretannya per framenya minimal = 40 cm x 30 cm = 1200 cm 2 Pada pilihan ini, penelitian ditujukan untuk mengetahui persentase tutupan semua kelompok biota dan substrat HC, DS, ALG, OF dan ABI di dalam ekosistem terumbu karang secara sekaligus. Pencatatan datanya tidak perlu hingga ke nama jenis dari karang keras. Yang terpenting, datanya terkelompokkan ke dalam kelompok HC, DS, ALG, OF dan ABI. Data persentase tutupan HC yang dihitung dengan metode BT, LIT dan UPT C_30titik ataupun persentase tutupan DS, ALG, OF dan ABI yang dihitung dengan metode LIT dan UPT C_30titik ditampilkan pada Lampiran 22. Selanjutnya, pengujian statistik menggunakan anova dilakukan untuk membandingkan hasil persentase tutupan kelompok HC yang diperoleh menggunakan metode BT, LIT dan UPT C_30titik perlakuan C dengan teknik pemilihan 30 sampel titik acak, serta . 108 menggunakan uji t berpasangan untuk data persentase tutupan DS, ALG, OF dan ABI yang diperoleh dengan metode LIT dan UPT C_30titik. Hasil anovanya ditampilkan pada Tabel 29, sedang hasil uji t berpasangannya ditampilkan pada Tabel 30. Sebelum dilakuan uji, baik anova maupun uji t berpasangan, data ditrasnformasikan terlebih dahulu ke bentuk arcsin akar pangkat dua. Persentase tutupan HC yang diperoleh dengan UPT C_30titik relatif tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh menggunakan metode BT dan LIT p0,01 Tabel 29. Persentase tutupan kelompok DS, ALG, OF dan ABI yang diperoleh dengan metode UPT C_30titik juga relatif tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh menggunakan metode LIT p0,01 Tabel 30. Tabel 29 Anova pada data persentase tutupan HC yang dihitung menggunakan metode BT, LIT dan UPT C_30titik. Data ditransformasi ke bentuk arcsin akar pangkat dua Sumber variasi Derajat bebas Jumlah kuadrat Rerata kuadrat F p Stasiun 9 1457,71 161,968 68,53 0,000 Metode 2 5,25 2,623 1,1 0,351 Sesatan 18 42,54 2,363 Total 29 1505,50 Tabel 30 Nilai p pada uji t berpasangan untuk persentase tutupan kelompok DS, ALG, OF dan ABI yang diperoleh dengan metode LIT panjang transek 70 m dan metode UPT C_30titik. Data ditransformasi ke bentuk arcsin akar pangkat dua Kelompok Nilai p Karang mati DS 0,024 Alga ALG 0,284 Fauna Lain OF 0,270 Abiotik ABI 0,061 Penggunaan UPT C_30titik tentu akan lebih efisien dari segi biaya dan waktu dibandingkan dengan metode UPT yang menggunakan panjang garis transek 70 m dan proses analisis foto menggunakan teknik menghitung luas area seperti yang diuraikan pada Bab 4. Hal ini disebabkan karena berkurangnya panjang garis transek yang digunakan sehingga waktu untuk pengambilan data di 109 lapangan serta waktu untuk pemasukan data akan menjadi lebih singkat. Rerata lamanya waktu untuk pengambilan data di lapangan dengan menggunakan perlakuan C yaitu 15,93 menit Tabel 13, sedangkan rerata lamanya waktu untuk proses analisis foto sebanyak 50 frame perlakuan C dengan menggunakan teknik pemilihan 30 sampel titik acak tanpa perlu memasukkan data nama jenis karang keras sebesar 84,8 menit per transeknya Lampiran 21. Perhitungan ulang koefisien efisiensi biaya dan waktu untuk metode UPT C_30titik perlakuan C dan teknik pemilihan 30 sampel titik acak per frame dengan metode BT [luas transek = 2 x 70 m 2 Tabel 31 Perhitungan koefisien efisiensi biaya dan waktu untuk metode UPT C_30titik, LIT dan BT ] dan LIT panjang transek 70 m ditampilkan pada Tabel 31. Ternyata metode UPT C_30titik masih lebih efisien dari segi biaya dan waktu dibandingkan metode LIT dan BT, ditandai dengan nilai ψ yang lebih kecil. Metode Rerata lamanya waktu menit per transek untuk: Keterangan pengambilan data lapangan pemasukan data UPT C_30titik 15,93 84,8 Perlakuan C; 30 sampel titik acak LIT 65,90 89,60 Panjang transek=70 m BT 272,40 217,20 Luas transek=2x70 m Metode 2 Koefisien biaya dan waktu waktu x bobot biaya untuk: pengambilan data lapangana pemasukan data b Total a+b Rasio= ψ UPT C_30titik 15,93 x 8 84.8 x 1 212,24 1,00 LIT 65,9 x 7,7 89,6 x 1 597,03 2,81 BT 272,4 x7,7 217,2 x 1 2314,68 10,91

7.1.3 Pilihan UPT C_Area

Pilihan UPT C_Area yaitu pengambilan sampel menggunakan metode UPT dengan perlakuan C 1m_1-50 dan teknik analisis foto menghitung luas area berdasarkan hasil foto dengan bidang luasan minimal 2552 cm 2 per framenya. Luas bidang 2552 cm 2 frame dihasilkan dari pemotretan menggunakan kamera WZ dengan jarak pemotretan 60 cm dari dasar dan tanpa menggunakan pembesaran zoom. Jika menggunakan kamera lain, maka jarak