Latar Belakang Evaluasi metode transek foto bawah air untuk penilaian kondisi terumbu karang
12
Transect = LIT dengan metode UPT. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi dari perbandingan yang dilakukan tersebut yaitu:
1. Kemungkinan pertama: apapun dari ketiga metode yang digunakan untuk
menilai kondisi terumbu karang UPT, LIT dan BT akan memperoleh hasil yang tidak berbeda secara nyata. Bila ini terjadi, maka hipotesis yang
diuraikan sebelumnya akan terjawab dimana penggunaan metode UPT merupakan salah satu metode pilihan selain metode LIT dan BT.
2. Kemungkinan kedua: tidak semua metode UPT, LIT dan BT akan
memberikan hasil yang sama untuk menilai kondisi terumbu karang. Bila ini terjadi, maka langkah selanjutnya adalah menyelidiki metode mana yang
berbeda untuk menilai kondisi terumbu karang. Selanjutnya pada penggunaan metode yang hasilnya berbeda dengan metode lain tersebut
dilihat apakah hasil yang diperoleh keduanya menunjukkan pola tertentu, atau terdapat korelasi antara keduanya. Bila ini terjadi, maka nilai dugaan
dari satu metode tertentu akan dapat dipakai untuk memprediksi nilai yang diperoleh dengan metode yang berkorelasi dengan metode tersebut.
Bila pada tahap pertama menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode UPT relatif tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh
menggunakan metode BT dan LIT, ataupun hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode UPT berbeda dengan hasil yang diperoleh menggunakan
metode BT dan LIT tetapi hasilnya memiliki pola tertentu atau korelasi yang kuat dengan metode UPT, maka dapat dilakukan tahap berikutnya yaitu Tahap II
dan Tahap III. Tahap II merupakan tahapan untuk menentukan teknik analisis apa yang efisien tapi juga akurat untuk menganalisis foto yang dihasilkan dengan
metode UPT. Setelah teknik tersebut ditemukan, maka dilanjutkan dengan Tahap III yaitu menemukan panjang garis transek yang optimal yang dibutuhkan untuk
penarikan sampel dengan metode UPT. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tahap II dan Tahap III tersebut dapat ditentukan teknik analisis foto yang efisien
dan akurat serta panjang garis transek yang optimal sehingga hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode UPT dapat digunakan sebagai metode
alternatif untuk menilai kondisi terumbu karang. Gambar 3 merupakan diagram
13
alir untuk keseluruhan tahapan pada penggunaan metode UPT untuk penilaian kondisi terumbu karang, sedangkan Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6
merupakan diagram alir untuk Tahap I, Tahap II dan Tahap III.
Mulai
Tahap I: Kajian perbandingan antara metode UPT dengan metode BT dan LIT
Apakah bisa dilanjutkan ke Tahap
selanjutnya? Lihat Gambar 4
Tidak
Ya Selesai
Tahap II: Menentukan teknik analisis yang efisien dan akurat untuk menganalisis foto pada metode UPT
Tahap III: Menentukan panjang garis transek yang optimal yang dibutuhkan
untuk penarikan sampel dengan metode UPT
Selesai Berdasarkan hasil pada Tahap II dan Tahap III:
Tentukan teknik analisis foto yang efisien dan akurat serta panjang garis transek yang optimal sehingga hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode UPT dapat digunakan sebagai
metode alternatif untuk menilai kondisi terumbu karang
Gambar 3 Diagram alir yang berisi keseluruhan tahapan pada penggunaan metode UPT untuk penilaian kondisi terumbu karang
14
Data lapangan
LIT Mulai
Pengambilan data di lapangan metode UPT, LIT dan BT
Hasil Hasil
Hasil
Apakah hasilnya sama?
Tentukan hubungan antar kedua metode yang berbeda
Apakah perbedaannya
menunjukkkan pola tertentu menunjukkan korelasi
antar metode? Metode yang
hasilnya berbeda dengan metode UPT
Kesimpulan:
Hasil yang diperoleh kedua metode sama
Kesimpulan:
Hasil yang diperoleh ketiga metode sama
Tidak Ya
Kesimpulan:
Hasil yang diperoleh kedua metode berbeda dan tidak menunjukkan
korelasi antar keduanya
Kesimpulan:
Hasil yang diperoleh kedua metode berbeda tetapi keduanya
menunjukkan korelasi Tidak
Ya Metode yang
hasilnya sama dengan metode UPT
Apakah antara pasangan metode:
i UPT-LIT ii UPT-BT
iii LIT-BT memiliki hasil yang
sama? Tidak
Ya
Tahap II
Kesimpulan akhir:
Metode UPT tidak layak dijadikan metode untuk menilai kondisi
terumbu karang Selesai
Data lapangan
BT Data
lapangan UPT
Gambar 4 Diagram alir yang berisi tahapan pelaksanaan pada Tahap I
15
Tentukan teknik analisis yang efisien tetapi akurat untuk menilai kondisi terumbu karang
Pengambilan data lapangan: Lakukan dengan menggunakan dua tipe kamera yang berbeda, data diambil menggunakan
metode UPT dengan panjang garis transek 70 m dan pemotretan dilakukan mulai meter ke-1 hingga meter ke-70 dengan rentang jarak antar pemotretan 1 m
Untuk setiap foto yang dihasilkan dari masing-masing kamera, lakukan analisis foto dengan teknik yang berbeda 8 perlakuan yaitu:
a. Menghitung luas area setiap kelompok biota dan substrat 1 perlakuan, b. Pemilihan sampel titik acak 7 perlakuan yaitu: 5, 10, 20,30,40,50,60 titik acak
Tentukan perlakuan kontrol diantara 8 perlakuan yang dilakukan
Bandingkan hasil yang diperoleh setiap perlakuan dengan perlakuan kontrol
Mulai
Tahap III
Gambar 5 Diagram alir yang berisi tahapan pelaksanaan pada Tahap II
16
Tentukan perlakuan yang optimal yang dibutuhkan untuk penarikan sampel dengan metode UPT
Pengambilan data lapangan: Lakukan dengan menggunakan tipe kamera WZ yang memiliki bidang pemotretan yang
lebih luas dibanding kamera SW, data diambil menggunakan metode UPT dengan panjang garis transek 70 m dan pemotretan dilakukan mulai meter ke-1 hingga meter
ke-70 dengan rentang jarak antar pemotretan 1 m
Lakukan analisis data untuk beragam panjang transek dan rentang jarak antara pemotretan 18 perlakuan dimana analisis fotonya
dilakukan menggunakan teknik menghitung luas area
Tentukan perlakuan kontrol diantara 18 perlakuan yang dilakukan
Bandingkan hasil yang diperoleh setiap perlakuan dengan perlakuan kontrol
Mulai
Selesai
Gambar 6 Diagram alir yang berisi tahapan pelaksanaan pada Tahap III
17