Analisis data Bahan dan Metode
77
menghitung luas area. Penggunaan sampel acak sebanyak 70 titik atau lebih sebaiknya dihindari Gambar 34.
Hasil yang diperoleh Alquezar and Boyd 2007, bila disimak mendalam kemungkinan juga tidak berbeda dengan yang diperoleh pada penelitian ini.
Alquezar and Boyd 2007 menyebutkan bahwa penggunaan 50 sampel titik acak memiliki tingkat akurasi yang tinggi, tetapi dengan pertimbangan analisis waktu
maka digunakan 20 sampel titik acak. Sebagai catatan, Alquezar and Boyd 2007, dalam penelitiannya tidak mengambil sampel titik antara 30 dan 50 titik,
melainkan hanya membandingkan antara 5 , 10, 20 dan 50 sampel titik acak. Berdasarkan hasil penelitian ini, dengan pertimbangan efisiensi dan akurasi
hasil yang diperoleh maka terdapat tiga pilihan proses analisis foto pada penggunaan metode UPT untuk menilai kondisi terumbu karang. Ketiga pilihan
tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Menggunakan 10 sampel titik acak per framenya dimana untuk setiap framenya dihasilkan dari foto dengan luas bidang pemotretan minimal 40 x
30 cm
2
Merupakan pilihan bagi pengguna yang hanya ingin mengetahui kondisi umum terumbu karang karena yang ingin diketahui hanyalah persentase
tutupan karang kerasnya saja yang merupakan komponen utama penyusun terumbu karang, tanpa ketertarikan akan biota dan substrat yang lainnya.
Pada pilihan ini, kemampuan untuk mengidentifikasi jenis karang keras juga tidak diperlukan, sehingga pilihan ini juga sangat cocok bagi pengamat yang
memiliki kemampuan dasar basic, dimana hanya bisa membedakan antara kelompok karang keras dan kelompok selain karang keras.
.
Untuk mendapatkan foto dengan luas bidang pemotretan 40 x 30 cm
2
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kamera tipe SW dengan jarak pemotretan dari dasar substrat 60 cm dan tanpa menggunakan zoom.
Penggunaan kamera WZ yang memiliki luas bidang pemotretan yang lebih besar dari yang dihasilkan kamera SW juga dimungkinkan meskipun tidak
lebih efisien dalam segi biaya karena harga kameranya lebih mahal. Bila kamera SW maupun WZ tidak tersedia maka dapat juga digunakan kamera
78
tipe lain dengan cara mengatur zoom atau pun jarak pemotretan dari dasar sehingga luas bidang pemotretan yang dihasilkan uintuk setiap framenya
minimal 40 x 30 cm
2
2. Menggunakan 30 sampel titik acak per framenya dimana untuk setiap
framenya dihasilkan dari foto dengan luas bidang pemotretan minimal 40 x 30 cm
.
2
Pilihan ini diperuntukkan bagi pengguna yang hanya tertarik untuk mengetahui persentase tutupan kategori biota dan substrat, tanpa
ketertarikan akan keanekaragaman jenis karang keras. Dalam hal ini, kemampuan untuk mengidentifikasi jenis karang keras tidak diperlukan.
Adapun tipe kamera yang digunakan adalah kamera SW dengan jarak pemotretan dari dasar substrat 60 cm dan tanpa menggunakan zoom. Seperti
halnya pada pilihan 1 di atas, penggunaan kamera WZ yang memiliki luas bidang pemotretan yang lebih besar dari yang dihasilkan kamera SW juga
dimungkinkan meskipun tidak lebih efisien dalam segi biaya karena harga kameranya lebih mahal. Bila kamera SW maupun WZ tidak tersedia maka
dapat juga digunakan kamera tipe lain dengan cara mengatur zoom atau pun jarak pemotretan dari dasar sehingga luas bidang pemotretan yang
dihasilkan uintuk setiap framenya minimal 40 x 30 cm .
2
3. Menggunakan teknik menghitung luas area per framenya dimana untuk
setiap framenya dihasilkan dari foto dengan luas bidang pemotretan minimal 58 x 44 cm
.
2
Pada pilihan ini, pengguna selain ingin mengetahui persentase tutupan biota dan substrat, juga tertarik untuk mengetahui keanekaragaman karang keras
di suatu lokasi penelitian. Pilihan ini sangat cocok bagi pengguna yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi jenis karang keras. Adapun
kamera yang dipergunakan adalah kamera WZ dengan jarak pemotretan dari dasar substrat 60 cm dan tanpa menggunakan zoom. Bila kamera WZ tidak
tersedia dan hanya tersedia tipe kamera yang menghasilkan bidang pemotretan yang lebih kecil dibandingkan dengan kamera WZ misal
kamera SW, maka bisa dilakukan dengan mengatur jarak pemotretan .