Pembahasan Evaluasi metode transek foto bawah air untuk penilaian kondisi terumbu karang
68
contoh misalnya, frame foto yang terdiri hanya pasir saja, pasti akan lebih cepat untuk dianalisis bila dibandingkan dengan frame foto yang terdiri dari
beranekaragam jenis karang. Tabel 9 Nilai p terhadap waktu analisis foto frame berdasarkan hasil anova
untuk rancangan dua faktor dengan pengukuran berulang pada kedua faktor frame acak, faktor kamera acak dan faktor teknik tetap. Data
ditransformasikan ke bentuk ln
Sumber variasi Nilai p
Frame 0,000
Kamera 0,985
Teknik 0,000
KameraTeknik 0,009
Selain itu, hasil anova Tabel 9 menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menganalisis foto tidak berbeda secara nyata pada analisis yang
dilakukan terhadap hasil pemotretan dengan dua macam kamera yang berbeda p 0,01. Meskipun begitu, terlihat bahwa teknik analisis foto yang digunakan
akan sangat berpengaruh terhadap lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan analisis p 0,01 Tabel 8. Gambar 36 menunjukkan bahwa waktu
yang diperlukan untuk analisis foto akan meningkat dengan semakin banyaknya sampel titik acak yang dipilih untuk setiap frame foto, baik dari hasil pemotretan
menggunakan kamera SW maupun WZ. Pada proses analisis foto yang dihasilkan dari kamera SW, waktu yang diperlukan untuk menganalisis foto
menggunakan teknik menghitung luas area relatif tidak berbeda bila dibandingkan dengan waktu yang diperlukan dengan teknik pemilihan 60
sampel titik acak. Tetapi bila analisis datanya dilakukan berdasarkan hasil pemotretan menggunakan kamera WZ, maka waktu yang diperlukan untuk
penyimpanan data dengan teknik menghitung luas area akan sedikit lebih lama dibandingkan dengan teknik pemilihan 60 sampel titik acak Gambar 36.
Adanya perbedaan tersebut ditunjukkan oleh nilai p 0,01 untuk sumber variasi interaksi antara Kamera dan Teknik KameraTeknik Tabel 9.
69
Gambar 36 Lamanya waktu analisis foto untuk penyimpanan data berdasarkan tipe kamera dan teknik analisis foto yang digunakan. Data
ditransformasi ke bentuk ln
Hasil analisis MDS Gambar 37 memperjelas hasil yang diperoleh dimana kelompok data yang berkode awalan ”SW” berhimpitan posisinya dengan
kelompok data yang berkode awalan ”WZ” untuk setiap teknik analisis foto yang digunakan. Kedekatan tersebut semakin tampak jelas pada teknik pemilihan
sampel titik lebih dari 30 dan teknik menghitung luas area. Selain itu juga terlihat bahwa pada penggunaan teknik pemilihan 60 sampel titik hampir berhimpit
posisinya dengan penggunaan teknik menghitung luas area. Ini menunjukkan bahwa secara umum penggunaan kamera SW ataupun WZ tidak begitu
mempengaruhi waktu untuk proses analisis foto. Waktu yang dibutuhkan untuk menganalisis frame foto menggunaan teknik pemilihan 60 sampel titik acak
relatif sama bila menggunakan teknik menghitung luas area. Dengan demikian, dari segi efisiensi waktu analisis foto dapat disimpulkan
bahwa pemilihan sampel acak sebanyak 70 titik acak atau lebih tidak lagi seefisien penggunaan waktu yang diperlukan untuk menganalisis data foto
dengan teknik perhitungan luas area. Oleh karena itu, untuk proses analisis foto tidak disarankan menggunakan 70 sampel titik acak atau lebih untuk setiap
framenya, meskipun pada program CPCe memungkinkan untuk memilih hingga 500 sampel titik acak.
70
Gambar 37 MDS berdasarkan tipe kamera dan teknik yang digunakan terhadap data lamanya waktu yang diperlukan untuk menganalisis foto
transformasi ln menggunakan jarak Euclidean