Waktu dan Lokasi Penelitian

38 pelaksanaannya yang lebih rinci dari masing-masing metode telah diuraikan pada Bab 3 Metodologi Penelitian dari disertasi ini. Selain data lapangan yang diperoleh dari garis transek, lamanya waktu yang diperlukan untuk pengambilan data di lapangan juga dicatat. Lamanya waktu pengambilan data di lapangan in situ, dan lamanya waktu pemasukan data ke dalam komputer data entry ex situ diperlukan untuk melihat tingkat efisiensi suatu metode terhadap metode yang lainnya.

4.2.3 Analisis data

Data-data yang diambil dari lapangan belum berupa data-data yang siap pakai. Data-data tersebut perlu dimasukkan ke dalam komputer dan disimpan di dalam lembaran kerja worksheet yang siap untuk diolah lebih lanjut. Data mentah row data yang diperoleh pada pengambilan data menggunakan metode BT dan LIT merupakan data yang bisa langsung dimasukkan ke dalam komputer. Hal ini berbeda dengan pengambilan data menggunakan metode UPT dimana datanya masih dalam bentuk foto-foto yang masih perlu dianalisis di ruang kerja untuk mendapatkan data kuantitatif yang siap untuk dianalisis lebih lanjut. Jadi, pada penggunaan metode UPT lamanya waktu pemasukan data ke dalam komputer merupakan waktu untuk proses analisis foto, dimana data yang diambil dari lapangan yang masih berupa foto-foto dianalisis dengan menggunakan komputer. Foto-foto hasil pemotretan bawah air dianalisis menggunakan piranti lunak software CPCe Kohler and Gill 2006. Piranti lunak ini bisa diunduh download secara bebas lewat internet. Analisis foto dilakukan berdasarkan keseluruhan gambar entire image dari masing-masing foto dan dilakukan dengan menggunakan teknik menghitung luas area Gambar 16. Penggunaan panjang transek 70 m dengan pemotretan dimulai dari titik 1 m dan rentang jarang pemotretan 1 m akan menghasilkan foto sebanyak 70 frame foto. Selanjutnya persentase tutupan untuk setiap kategori biota dan substrat dihitung menggunakan rumus : ���������� ������� �������� = ���� ���� �������� �������� ���� ���� ����� ���� � 100 39 Gambar 16 Perhitungan luas area dari masing-masing kategori. Sedangkan persentase tutupan untuk data yang diperoleh dengan menggunakan metode LIT dihiung menggunakan rumus: ���������� ������� �������� = ����� ������� �������� �������� �������� ������� ����� ������� � 100 Data yang diambil menggunakan metode BT berupa data panjang dan lebar maksimum dari setiap jenis karang keras yang berada dalam luasan transek. Untuk menghitung persentase tutupan karang keras dalam suatu luasan transek, pertama-tama dihitung terlebih dahulu luas dari setiap jenis karang yang dijumpai. Pada umumnya bentuk karang dilihat dari permukaan atas menyerupai bidang elips, sehingga luas bidang setiap jenis karang diperkirakan menggunakan rumus luas bidang elips yaitu = ½P x ½L x π, dimana P = panjang maksimum; L = lebar maksimum; dan π = 3,14. Untuk kondisi dimana P = L maka bentuk bidangnya adalah lingkaran. Selanjutnya persentase tutupan karang hidup dihitung berdasarkan rumus: ���������� ������� ������ ����� = ����� ���� ������ ����� ���� ������� ����� � 100 Untuk melihat efisiensi suatu metode ditentukan berdasarkan analisis biaya dan waktu cost and time analysis yaitu dengan mempertimbangkan faktor biaya dan waktu yang harus ditanggung akibat penggunaan metode yang dipilih. Total biaya dan waktu masing-masing metode lalu distandarisasikan dengan cara membaginya dengan nilai total biaya dan waktu yang terendah di antara ketiga 40 metode tersebut, dan nilainya disebut sebagai nilai koefisien efisiensi biaya dan waktu ψ. Semakin efisien suatu metode, maka nilai ψ akan lebih rendah dibandingkan nilai ψ metode yang lainnya. Untuk uji perbandingan antara ketiga metode yang dipakai BT, LIT dan UPT, digunakan analisis ragam anova = analysis of variance untuk rancangan percobaan dengan pengukuran berulang repeated-measures experimental design Zar 1996, karena ketiga metode perlakuan diterapkan pada garis transek yang sama di masing-masing stasiun penelitian. Data yang dibandingkan adalah data persentase tutupan karang keras HC. Sedangkan untuk kelompok yang lainnya yaitu karang mati DS, alga ALG, fauna lain OF dan abiotik ABI, perbandingan hanya dilakukan untuk persentase tutupan yang diperoleh dari metode LIT dan UPT saja karena pada metode BT tidak mengukur kelompok- kelompok tersebut. Pada metode BT, data yang diukur hanya panjang dan lebar maksimum karang keras HC saja. Uji yang digunakan untuk kelompok DS, ALG, OF dan ABI yaitu uji t berpasangan. Anova untuk rancangan percobaan dengan pengukuran berulang juga dilakukan terhadap data keanekaragaman karang keras seperti jumlah jenis S, indeks keanekaragaman H’ dan indeks kemerataan J’. Bila pada anova disimpulkan bahwa tidak semua data menghasilkan nilai dugaan yang sama, maka dilakukan uji perbandingan berganda menggunakan uji simultan Tukey Neter et al. 1996, Zar 1996. Uji ini dilakukan untuk menemukan metode mana yang memiliki nilai dugaan yang sama ataupun nilai dugaan yang berbeda. Sebelum dilakukan uji statistik, untuk memenuhi asumsi data berdistribusi normal, bila perlu data ditransformasikan terlebih dahulu Sokal and Rohlf 1995, Neter et al. 1996, Zar 1996. Metode transformasi Box-Cox Sokal and Rohlf 1995, Neter et al. 1996, Zar 1996 diterapkan pada data untuk menyelidiki transformasi yang sesuai sebelum dilakukan pengujian. Untuk data berupa persentase, sebelum dilakukan uji statistik data ditransformasi ke bentuk transformasi Arcsin akar pangkat dua p’ = arcsin √p Sokal and Rohlf 1995, Zar 1996. Selain itu, berdasarkan frekuensi kehadiran dari setiap jenis karang keras di masing-masing stasiun penelitian, dilakukan analisis Multi Dimensional