Fauna lain Other Fauna = OF

62 Kamera SW merupakan kamera saku tahan air yang mampu dipakai di bawah air hingga kedalaman 3 m. Untuk pemakaian bawah air yang kedalamannya lebih dari 3 m diperlukan peralatan tambahan berupa pelindung kamera casinghousing agar tahan terhadap tekanan dan rembesan air laut. Sedangkan kamera WZ merupakan kamera darat sehingga untuk pemakaian bawah air selalu diperlukan pelindung kamera untuk penggunaan bawah air. Resolusi maksimum kamera SW adalah 3072 x 2304 piksel, sedangkan pada kamera WZ sedikit lebih tinggi yaitu 3264 x 2448 piksel. Pemotretan dengan jarak 60 cm dari dasar dan tanpa pembesaran zoom dengan menggunakan kamera SW lensa AF Wide zoom 6,71 mm menghasilkan luas bidang pemotretan 40 cm x 30 cm = 1200 cm 2 Gambar 33a. Sedangkan bila menggunakan kamera WZ lensa AF Wide zoom 7,1 mm menghasilkan luas bidang pemotretan 58 cm x 44 cm atau 2552 cm 2 Gambar 33b atau sekitar 2 kali lebih luas cakupannya dibandingkan dengan hasil pemotretan kamera SW. Gambar 33 Luas bidang pemotretan dengan kamera: a. Olympus µ720SW; b. Olympus Camedia C8080WZ

5.2.3 Analisis foto

Foto-foto hasil pemotretan bawah air yang diperoleh dengan metode UPT kemudian dianalisis di ruang kerja dengan menggunakan komputer dan piranti lunak software CPCe Kohler and Gill 2006. Piranti lunak ini bisa diunduh download secara bebas lewat internet. Dengan menggunakan CPCe ini, analisis foto dilakukan berdasarkan keseluruhan gambar entire image dari masing- 63 masing foto yang dihasilkan. Untuk panjang transek 70 m dengan pemotretan dimulai dari titik 1 m dan rentang jarang pemotretan 1 m, maka dihasilkan foto sebanyak 70 frame foto. Frame-frame tersebut masih berupa foto-foto yang harus dianalisis untuk mendapatkan data-data kuantitatif, yang selanjutnya masih perlu diolah untuk mendapatkan nilai-nilai seperti persentase tutupan. Untuk mendapatkan data-data kuantitatif berdasarkan foto-foto bawah air yang dihasilkan dari metode UPT ini, analisis data dilakukan terhadap setiap frame dengan cara: 1. Menghitung luas area dari masing-masing kategori biota dan substrat. Gambar 34. 2. Pemilihan sampel titik acak Gambar 35. Banyaknya titik acak random point yang dipilih dalam analisis ini yaitu 5, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 titik. Cara ini merupakan aplikasi dari penarikan sampel, dimana sebagai populasinya adalah semua biota dan substrat yang terdapat dalam foto, sedangkan sampelnya adalah titik-titik yang dipilih secara acak pada foto tersebut. Dengan cara ini, data yang dicatat hanyalah biota dan substrat yang berada tepat pada posisi titik yang telah ditentukan secara acak oleh software CPCe. Pada kedua macam cara pengambilan data tersebut diatas, untuk kelompok biota khususnya karang keras hard coral dicatat pula nama jenisnya. Pencatatan nama karang keras diusahakan hingga tingkatan jenis species yang mengacu pada Veron 2000a, 2000b, 2000c. Gambar 34 Perhitungan luas area dari masing-masing kategori