Kebaruan Evaluasi metode transek foto bawah air untuk penilaian kondisi terumbu karang

29 Gambar 11 Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar maksimum dari koloni karang keras Gambar 12 Ilustrasi dalam penarikan sampel dengan metode Transek Sabuk BT

3.3.1 Penarikan sampel dengan metode Transek Garis Intersep

Pada penarikan sampel yang dilakukan dengan menggunakan metode Transek Garis Intersep atau LIT English et al. 1997 ini, pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat semua biota dan substrat yang berada tepat di bawah garis transek dengan ketelitian hingga 1 cm. Pencatatan kategori biota dan substrat berdasarkan English et al. 1997 Lampiran 1. Khusus untuk karang keras juga dicatat nama jenisnya mengacu pada Veron 2000a, 2000b, 2000c. Untuk karang keras yang tidak bisa diidentifikasi nama jenisnya di lapangan, maka diambil sampelnya untuk diidentifikasi di laboratorium. Gambar 13 merupakan ilustrasi dalam penarikan sampel dengan metode Transek Intersept Garis LIT. 30 Gambar 13 Ilustrasi dalam penarikan sampel dengan metode Transek Garis Intersep LIT

3.3.3 Penarikan sampel dengan metode Transek Foto Bawah Air

Penarikan sampel dengan menggunakan metode Transek Foto Bawah Air UPT dilakukan dengan melakukan pemotretan bawah air menggunakan kamera digital bawah air atau kamera digital biasa yang dilengkapi dengan pelindung casing untuk pemakaian bawah air sehingga tahan terhadap rembesan air laut. Pada jarak sekitar 60 cm dari dasar substrat, pemotretan dilakukan di setiap rentang jarak 1 m sepanjang garis transek 70 m yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menjaga keteraturan jarak pemotretan yang sejauh 60 cm dari substrat tersebut maka digunakan tongkat yang terbuat dari pipa paralon yang berukuran panjang 60 cm sebagai alat bantu. Pemotretan dimulai dari meter ke 1 pada bagian sebelah kiri garis transek bagian yang lebih dekat dengan daratan sebagai ”Frame 1” Gambar 14a, dilanjutkan dengan pengambilan foto pada meter ke-2 pada bagian sebelah kanan garis transek bagian yang lebih jauh dengan daratan sebagai ”Frame 2” Gambar 14b, dan seterusnya sehingga untuk panjang transek 70 m diperoleh 70 buah frame ”Frame 1” sampai dengan ”Frame 70”. Jadi untuk frame dengan nomor ganjil 1, 3, 5,...,69 diambil pada bagian sebelah kiri garis transek Gambar 14a, sedangkan untuk frame dengan nomor genap 2, 4, 6,...,70 diambil pada bagian sebelah kanan garis transek Gambar 14b. Untuk mudahnya, metode pengambilan data seperti ini disebut sebagai metode Transek Foto Bawah Air UPT = Underwater Photo Transect. Gambar 15 merupakan ilustrasi dalam penarikan sampel dengan metode Transek Foto Bawah Air. Kotak-kotak yang bernomor pada Gambar 15 itu menunjukkan nomor framenya, sekaligus menunjukkan pada meter keberapa foto tersebut diambil pada garis transek. Untuk karang keras yang berukuran kecil atau tempatnya agak tersembunyi sehingga diduga akan sulit untuk 31 diidentifikasi dari foto, dapat dilakukan pemotretan kembali dengan jarak yang lebih dekat sebagai foto bantu untuk mengidentifikasi nama jenisnya. Identifikasi langsung di bawah air juga dapat dilakukan dengan mencatat nama beserta nomor framenya pada kertas khusus bawah air untuk mempermudah saat menganalisis foto. Jika masih dirasakan sulit, maka diambil sampelnya untuk diidentifikasi di laboratorium. Jadi, penarikan sampel di lapangan dengan menggunakan metode UPT, datanya hanyalah berupa foto-foto hasil pemotretan bawah air. Selanjutnya foto- foto tersebut masih perlu dianalisis di darat ruang kerja dengan menggunakan komputer untuk mendapatkan data-data yang kuantitatif. Gambar 14 Pengambilan foto di lapangan dengan metode UPT; a Posisi pita berskala pada Frame 1 dan frame bernomer ganjil b Posisi pita berskala pada Frame 20 dan frame bernomer genap Gambar 15 Ilustrasi dalam penarikan sampel dengan metode Transek Foto Bawah Air UPT

3.4 Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan dengan ketiga metode LIT, BT dan UPT seperti yang diuraikan sebelumnya dapat dihitung nilai frekuensi kehadiran dan persentase tutupan dari kelompok karang keras hidup. Selain itu juga dapat