Metode Transek Garis dan Transek Garis Intersep

36 manual dari foto yang dihasilkan, kini terdapat beberapa piranti lunak untuk analisis fotonya. Piranti lunak yang dipakai antara lain Sigma Scan Pro, Image J ataupun CPCe. Metode Transek Foto Bawah Air atau Underwater Photo Transek UPT merupakan metode penelitian yang memanfaatkan perkembangan teknologi, baik teknologi kamera digital maupun teknologi komputer termasuk piranti lunaknya. Metode UPT ini diharapkan bisa menjadi salah satu metode alternatif untuk menilai kondisi terumbu karang. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah apakah metode tersebut dapat dipakai untuk menilai kondisi terumbu karang. Oleh karena itu penggunaan metode UPT perlu dikaji lebih mendalam, termasuk melakukan kajian perbandingan antara hasil yang diperoleh menggunakan metode UPT dengan hasil yang diperoleh menggunakan metode lain yang telah dikenal dan umum dipakai dalam penelitian penilaian kondisi terumbu karang. Misalnya dengan metode Transek Sabuk atau Belt transect BT Hill and Wilkinson 2004, Oliver et al. 2004 dan Transek Garis Intersep atau Line Intercept Transect LIT English et al. 1997, Mundy 1990, Hill and Wilkinson 2004, Oliver et al. 2004. Berdasarkan hal tersebut, maka pada bagian ini akan dilakukan kajian perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode UPT dengan metode BT dan UPT. Hasil kajian tersebut diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang apakah penggunaan metode UPT dapat dipakai untuk menilai kondisi terumbu karang. 4.2 Bahan dan Metode 4.2.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di sepuluh lokasi penelitian di Kepulauan Seribu Tabel 1. Untuk masing-masing lokasi penelitian dipilih satu stasiun, sehingga seluruhnya terdapat sepuluh stasiun penelitian. Urutan stasiun dilakukan berdasarkan urutan penelitian di lapangan. Posisi koordinat lintang dan bujur stasiun penelitian di masing-masing lokasi pulau disajikan pada Lampiran 2. 37 Tabel 1 Lokasi penelitian beserta kode stasiunnya Kode Stasiun Nama pulau ST01 Semak Daun ST02 Air ST03 Kotok Besar ST04 Panjang ST05 Pantara Kecil Hantu Kecil ST06 Jukung ST07 Belanda ST08 Putri ST09 Tidung ST10 Tikus

4.2.2 Metode pengambilan data

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan cara penyelaman menggunakan peralatan selam SCUBA. Untuk setiap stasiun penelitian, diletakkan garis transek dengan cara meletakkan roll meter sepanjang 70 m yang diletakkan pada kedalaman sekitar 3-5 m. Garis transek dipasang sejajar garis pantai. Selanjutnya dengan bantuan garis transek tersebut, dilakukan pengambilan data menggunakan ketiga metode yang berbeda, yaitu metode BT, LIT dan UPT. Untuk metode BT, transek dilakukan pada bidang luasan 1 meter sebelah kiri dan 1 meter sebelah kanan sepanjang 70 m garis transek, sehingga luas bidang transek seluruhnya adalah 2 m x 70 m = 140 m 2 . Semua karang keras yang berada di dalam luasan transek diukur panjang dan lebar maksimumnya. Untuk metode LIT, transek dilakukan sepanjang garis transek 70 m. Semua biota dan substrat yang berada tepat di bawah garis transek dicatat posisinya pada garis transek transition dengan ketelitian hingga 1 cm. Untuk metode UPT, pengambilan foto dilakukan setiap rentang jarak 1 m, dimulai dari meter ke-1 hingga meter ke-70. Kamera yang digunakan untuk pemotretan adalah kamera Olympus Camedia C8080WZ selanjutnya hanya disebut sebagai kamera ”WZ” saja. Pemotretan dilakukan pada jarak sekitar 60 cm dari dasar dan tanpa menggunakan pembesaran zoom sehingga luas bidang pemotretan yang dihasilkan untuk setiap framenya sebesar 58cm x 44cm atau 2552 cm 2 . Teknis 38 pelaksanaannya yang lebih rinci dari masing-masing metode telah diuraikan pada Bab 3 Metodologi Penelitian dari disertasi ini. Selain data lapangan yang diperoleh dari garis transek, lamanya waktu yang diperlukan untuk pengambilan data di lapangan juga dicatat. Lamanya waktu pengambilan data di lapangan in situ, dan lamanya waktu pemasukan data ke dalam komputer data entry ex situ diperlukan untuk melihat tingkat efisiensi suatu metode terhadap metode yang lainnya.

4.2.3 Analisis data

Data-data yang diambil dari lapangan belum berupa data-data yang siap pakai. Data-data tersebut perlu dimasukkan ke dalam komputer dan disimpan di dalam lembaran kerja worksheet yang siap untuk diolah lebih lanjut. Data mentah row data yang diperoleh pada pengambilan data menggunakan metode BT dan LIT merupakan data yang bisa langsung dimasukkan ke dalam komputer. Hal ini berbeda dengan pengambilan data menggunakan metode UPT dimana datanya masih dalam bentuk foto-foto yang masih perlu dianalisis di ruang kerja untuk mendapatkan data kuantitatif yang siap untuk dianalisis lebih lanjut. Jadi, pada penggunaan metode UPT lamanya waktu pemasukan data ke dalam komputer merupakan waktu untuk proses analisis foto, dimana data yang diambil dari lapangan yang masih berupa foto-foto dianalisis dengan menggunakan komputer. Foto-foto hasil pemotretan bawah air dianalisis menggunakan piranti lunak software CPCe Kohler and Gill 2006. Piranti lunak ini bisa diunduh download secara bebas lewat internet. Analisis foto dilakukan berdasarkan keseluruhan gambar entire image dari masing-masing foto dan dilakukan dengan menggunakan teknik menghitung luas area Gambar 16. Penggunaan panjang transek 70 m dengan pemotretan dimulai dari titik 1 m dan rentang jarang pemotretan 1 m akan menghasilkan foto sebanyak 70 frame foto. Selanjutnya persentase tutupan untuk setiap kategori biota dan substrat dihitung menggunakan rumus : ���������� ������� �������� = ���� ���� �������� �������� ���� ���� ����� ���� � 100