Kesimpulan Pendahuluan Evaluasi metode transek foto bawah air untuk penilaian kondisi terumbu karang
71
dengan teknik lainnya. Untuk kelompok DS dan OF, terlihat bahwa semakin banyak sampel titik yang dipilih, maka akan semakin dekat posisinya dengan
hasil yang diperoleh menggunakan perhitungan luas area. Untuk kelompok ABI, pemilihan 30 atau lebih sampel titik acak per framenya akan menghasilkan
persentase tutupan ABI yang dekat dengan teknik menghitung luas area Gambar 38.
Tabel 10 Nilai p terhadap persentase tutupan biota dan substrat berdasarkan hasil anova untuk rancangan dua faktor dengan pengukuran berulang
pada kedua faktor Frame acak, faktor Kamera acak dan faktor Teknik tetap. Data ditransformasikan ke bentuk arcsin akar pangkat dua
Sumber variasi Nilai p
HC DS
ALG OF
ABI Frame
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 Kamera
0,313 0,088
0,923 0,039
0,633 Teknik
0,010 0,505
0,001 0,012
0,007 KameraTeknik
0,800 0,391
0,836 0,836
0,828 Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa pemilihan sampel titik yang lebih
sedikit akan menyebabkan hasil yang lebih berbeda dengan perhitungan luas area. Padahal, penggunaan sampel titik acak dimaksudkan untuk menduga nilai
persentase tutupan yang diperoleh dengan teknik perhitungan luas area. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan sampel 30 titik acak per frame
sudah cukup akurat untuk menduga persentase tutupan kelompok biota dan substrat HC, DS, ALG, OF dan ABI sekaligus. Sedangkan bila hanya tertarik
pada persentase tutupan HC saja, penggunaan 10 sampel titik acak per framenya sudah cukup.
Gambar 38 MDS untuk persentase tutupan kelompok biota dan substrat menggunakan jarak Euclidean pada data yang ditransformasi ke dalam bentuk arcsin akar pangkat dua
73