V. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERBERASAN 5.1 Implementasi Kebijakan Perberasan di Tingkat Petani: Kinerja dan
Perspektif Ke Depan
5.1.1 Karateristik Petani Padi Kecamatan Sei Rampah Tabel 19 menunjukkan karateristik petani berdasarkan luas lahan sawah
diusahai dari penjumlahan lahan sawah dimiliki dan disewa. Jumlah petani yang mengusahakan lahan sawah lebih besar dari satu hektar sekitar 43.33 persen dari
responden. Kenaikan umur diikuti dengan pengalaman petani dalam berusahatani. Petani pemilik lahan darat di desa Silau Rakyat dan Sungai Parit mengusahai
kebun kelapa sawit. Rata-rata luas lahan sawah disewa signifikan dengan lahan sawah dimiliki dan jumlah tanggungan keluarga, tetapi tidak signifikan dengan
tingkat pendidikan petani. Tabel 19. Karakteristik Kontak Tani di Kecamatan Sei Rampah Tahun 2009
No Karateristik Petani
Strata Luas Pengusaan Lahan Sawah Ha
Rataan 0.01-
0.50 0.51-
1.00 1.01-
1.50 1.51-
2.00 2.00
1 Umur Tahun
42.75 45.17 50.00 42.00 50.00 45.34
2 Pengalaman
Bertani Tahun
20.50 19.50 23.33 19.80 29.67 21.33 3
Lahan Sawah Dimiliki Ha 0.38
0.56 0.69
1.52 2.33
1.13 4
Lahan Padi Sawah Diusahai Ha 0.40
0.81 1.21
1.92 2.63
1.40 5
Lahan Sawah Disewa Ha 0.02
0.25 0.52
0.40 0.29
0.30 5
Lahan Darat Ha 0.20
0.21 0.16
0.12 1.05
0.18 6
Jumlah Tanggungan Orang 5.00
3.00 5.00
5.00 6.00
5.00 7
Tingkat Pendidikan Orang 7.1 TSD
7.2 SD 7.3 SMP
7.4 SMA 7.5STM
1 3
5 2
5 1
2 3
2 1
1 1
1 2
10 7
12 1
Jumlah Sampel
4 12 6 5 3 30
Sumber: Petani Diolah
Luas lahan sawah dimiliki signifikan dengan lahan disewa, artinya kenaikan lahan sawah dimiliki diikuti dengan kenaikan lahan sawah disewa.
Kondisi tersebut membuktikan respon petani positip terhadap peningkatkan pendapatan, meskipun terdapat tambahan biaya sewa lahan sebesar Rp 80 000-
100 000 di desa Sei Rejo dan Sei Rampah, Rp 100 000 – 150 000 ribu di desa Pematang Ganjang setiap 400 m
2
per musim tanam.
5.1.2 Implementasi Kebijakan Bantuan Benih
Sembiring 2008a menyebutkan bahwa kebijakan pemberian dana pengadaan benih bantuan jenis padi varitas unggul bersertifikat dan hibrida
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ketahanan pangan di Indonesia. Studi tersebut menguraikan kendala dari sisi pembuat dan pelaku kebijakan
sehingga tujuan tidak tercapai. Kondisi tersebut menyebabkan implementasi kebijakan pengadaan bantuan benih diundur yang seharusnya dimulai dari bulan
April 2007 menjadi bulan Maret 2008. Hasil evaluasi oleh Direktorat Perbenihan Tahun 2008 menunjukkan
bahwa rencana dan realisasi penugasan Bantuan Langsung Benih Unggul BLBU di propinsi Sumatera Utara mencapai 100 persen. Jumlah BLBU mencapai
1.375.000 kg, dengan pelaksana yaitu PT. Sang Hyang Seri SHS dan PT. Pertani, masing-masing mendistribusikan benih 750.000 kg dan 625.000 kg.
Berdasarkan Berita Acara penerimaan BLBU bulan Juli 2008, kelompok tani Prona memperoleh bantuan benih varitas Cibogo kurang dari 25 kg per ha,
sedangkan Kelompok Tani Seroja, Ibus-Ibus dan Ibusan memperoleh BLBU 25 kg per ha, sedangkan kelompok tani lainnya memperoleh bantuan benih diatas 25
kg per ha, seperti ditunjukkan Tabel 20. Informasi dari Tabel 20 mengindikasikan bahwa pendistribusian BLBU tidak berdasarkan luas hamparan sawah yang
diusahai oleh masing-masing kelompok tani.
Tabel 20. Besarnya Bantuan Langsung Benih Unggul Padi Varitas Cibogo Bulan Juli Tahun 2008
No Nama Kelompok Tani
Desa Jumlah Bantuan
Kg Luas
Hamparan Sawah Ha
Bantuan per Hektar
KgHa 1
Sri Rahayu Pematang Ganjang
1 400 52
26.92 2
Seroja Pematang Ganjang
1 250 50
25.00 3
Melati Pematang Ganjang
1 300 50
26.00 4
Sederhana Pematang Ganjang
1 275 50
25.50 5 Ibus-Ibus
Sei Rampah
875 35
25.00 6
Ibusan Sei Rampah
1 225 49
25.00 7
Parit Duabelas Sei Rejo
1 000 30
33.33 8 Prona
Sei Rejo
875 53
16.50 Sumber: Berita Acara Penerimaan Bantuan Langsung Benih Unggul
Bantuan Langsung Benih Unggul varitas Ciherang bulan September Oktober 2008, diterima oleh 17 Kelompok Tani tetapi jumlahnya kurang dari 25
kg per ha, seperti ditunjukkan Tabel 21. Kelompok Tani dengan luas hamparan sawah terbesar Rahayu di desa Pematang Limpahan Dusun I menerima BLBU
yang lebih kecil 6.51 kg per ha, sebaliknya kelompok tani dengan luas hamparan sawah lebih kecil Maju Bersama di desa Sei Rejo Dusun II menerima BLBU
yang lebih besar yaitu 22.72 kg per ha. Informasi dari Tabel 21 mengindikasikan bahwa pendistribusian BLBU tidak berdasarkan luas hamparan sawah yang
diusahai oleh masing-masing kelompok tani. Berdasarkan berita acara BLBU, Kelompok Tani Prona yang telah menerima BLBU varitas Cibogo pada bulan
Juli 2008, juga menerima varitas Ciherang sebesar 9.43 kg per hektarnya pada bulan Oktober 2008.
Target luas persawahan penerima BLBU di propinsi Sumatera Utara sebesar 55.000 ha pada Tahun 2008. Target tercapai apabila BLBU per hektar
yang diterima masing-masing Kelompok Tani 25 Kg, artinya BLBU kurang dari 25 kg per ha menyebabkan target tidak tercapai. Pada bulan Desember 2008, dari
13 Kelompok Tani penerima BLBU Padi Non Hibrida Ciherang, terdapat enam
kelompok tani penerima BLBU, yang menerima varitas Cibogo pada bulan Juli 2008, yaitu Sri Rahayu, Seroja, Melati dan Sederhana di desa Pematang Ganjang,
sedangkan di desa Sei Rejo, yaitu Kelompok Tani Ibusan dan Ibus-Ibus, pada Tabel 22. Terdapat sembilan Kelompok Tani yang memiliki luas hamparan sawah
yang sama masing-masing 50 ha tetapi bantuan yang diterima per ha berbeda. Besarnya perbedaan BLBU yang diterima Kelompok Tani Sederhana di desa
Pematang Ganjang, empat kali lebih besar dibandingkan dengan BLBU yang diterima Kelompok Tani Tani Jaya, Hebras, Cempaka, dan Kenanga, dari desa Sei
Rejo. Tabel 21. Besarnya Bantuan Langsung Benih Unggul Varitas Ciherang Bulan
September dan Oktober Tahun 2008
No Nama Kelompok Tani
Desa Jumlah Bantuan
Kg Luas
Hamparan Sawah
Ha Besarnya
Bantuan KgHa
1 Sri Kencana
Pematang Ganjang Dusun V 750
50 15.00
2 Dahlia
Pematang Ganjang Dusun V 750
60 12.50
3 Serasi Pematang
Pelimpahan 750
55 13.63
4 Mekar Jaya
Pematang Pelimpahan Dsn V
750 46 16.30
5 Rahayu
Pematang Pelimpahan Dsn I 625
96 6.51
6 Bahagia
Pematang Pelimpahan Dsn V
625 55 11.36
7 Tirtasari Pematang
Pelimpahan 375
55 6.81
8 Paret Mesin
Sei Rejo Dusun IV 500
45 11.11
9 Sri Jaya
Sei Rejo Dusun IV 500
38 13.15
10 Sri Murni
Sei Rejo Dusun IV 500
43 11.62
11 Sri Makmur
Sei Rejo Dusun II 500
34 14.70
12 Maju Bersama
Sei Rejo Dusun II 500
22 22.72
13 Sidorukun Sei
Rejo 600
34 17.64
14 Sri Sejati
Sei Rejo Dusun II 500
30 16.66
15 Suka Maju
Sei Rejo Dusun I 500
26 19.23
16 Perona
Sei Rejo Dusun III 500
53 9.43
17 Budiman I
Sei Rampah
475 25
19.00 Sumber: Berita Acara Penerimaan Bantuan Langsung Benih Unggul
Sembiring 2008 menyebutkan bahwa pada tahap implementasi, kebijakan perberasan nasional adalah fleksibel, dimana kehadirannya tidak