Surplus Beras Penyaluran Beras Bulog
dengan asumsi jumlah penyaluran beras Raskin yang sudah ditetapkan oleh pemerintah tetap setiap bulannya. Jadi peningkatan jumlah penduduk miskin
berdampak besar terhadap perubahan penyaluran beras raskin baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Tabel 48. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Penyaluran Beras Untuk Masyarakat Miskin
PersamaanPeubah Variabel Koefisien Nilai
t ESR
ELR Intercept
414.7339 2.16
Jumlah RT Penerima Raskin RTRA 0.011146
5.07A 0.819 1.045
Jumlah Penduduk Miskin Indonesia JPMT
-9.61143 -
1.93B -1.804 -
2.302 Tingkat Inflasi
INFT 5.774570
1.01E 0.022 0.028
Pengadaan Beras oleh Bulog QBBT 0.049108
1.28D 0.052 0.066
Penerimaan Petani TRFT
-0.00790 -1.06D -0.446
- 0.569
Lag Penyaluran Raskin LRAST
0.216435 2.01B
Keterangan : A nyata pada α= 1; B nyata pada α = 5; D nyata pada α = 15
; persen; E nyata pada α = 20; Nilai h = 2.711
Tingkat inflasi berhubungan positip dengan penyaluran beras Raskin dan secara statistik besaran parameter dugaannya berbeda nyata dengan nol.
Penyaluran raskin tidak responsif dengan tingkat inflasi dengan elastisitas jangka pendek 0.022 dan jangka panjangnya 0.028, artinya kenaikan tingkat inflasi satu
persen menyebabkan penyaluran raskin naik 0.022 persen dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang 0.028 persen. Jadi peningkatan tingkat inflasi
berdampak kecil terhadap perubahan penyaluran beras raskin Pengadaan beras Bulog berhubungan positip dengan penyaluran beras
Raskin dan secara statistik besaran parameter dugaannya berbeda nyata dengan nol. Penyaluran beras raskin tidak responsif dengan pengadaan beras Bulog
dengan elastisitas jangka pendek 0.052 dan jangka panjangnya 0.066. Artinya
kenaikan pengadan beras oleh Bulog satu persen menyebabkan penyaluran beras raskin naik 0.052 persen dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang 0.066
persen. Jadi peningkatan pengadaan beras Bulog berdampak kecil terhadap perubahan penyaluran Raskin.
Penerimaan petani padi berhubungan negatif dengan penyaluran beras Raskin dan secara statistik besaran parameter dugaannya berbeda nyata dengan
nol. Penyaluran beras raskin tidak responsif dengan penerimaan petani baikdalamjangka pendek maupun jangka panjang dengan elastisitas jangka
pendek -0.446 dan jangka panjangnya -0.569. Artinya kenaikan penerimaan petani padi satu persen menyebabkan penyaluran beras raskin turun 0.446 persen dalam
jangka pendek dan dalam jangka panjang 0.569 persen. Jadi peningkatan pengadaan beras Bulog berdampak kecil terhadap perubahan penyaluran raskin.
Nilai parameter peubah bedakala penyaluran beras raskin 0.107416 dan berbeda nyata dengan nol artinya nilai koefisien penyesuaiannya mendekati nol.
Hal ini menunjukkan terdapat tenggang waktu yang lebih cepat untuk menyesuaikan diri bagi penyaluran beras raskin dalam merespon perubahan-
perubahan yang terjadi karena kebijakan perberasan.