Efektifitas kebijakan perberasan apabila tujuan kebijakan seperti peningkatan pendapatan, peningkatan ketahanan pangan dan stabilisasi ekonomi
tercapai. Gambar 23 menunjukkan indikator yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan antara lain: 1 luas areal panen, 2 produktifitas, 3
produksi padi, 4 harga pupuk bersubsidi, 5 kadar air gabah, 6 nilai tukar petani padi, 7 harga gabah kering panen, 8 indeks harga diterima petani padi
dan 9 indeks harga dibayar petani padi. Indikator yang berhubungan dengan peningkatan ketahanan pangan antara
lain: 1 produksi beras, 2 tersedianya benih, 3 persediaan beras masyarakat, 4 persediaan beras Bulog, 5 persediaan akhir beras di Bulog, 6 persediaan
akhir beras pemerintah, 8 surplus beras, dan 9 persediaan beras domestik. Sedangkan indikator stabilisasi ekonomi terdiri dari 1 harga beras di pengecer,
2 penyaluran beras Bulog, 3 penyaluran beras pemerintah, 4 penyaluran beras Raskin, 5 harga impor beras, dan 6 harga beras pembelian Pemerintah dari
Bulog. Instrumen kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terdiri dari kebijakan
sarana produksi pertanian saprodi terdiri dari HET pupuk bersubsidi, kebutuhan pupuk bersubsidi, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi. Kebijakan lainnya yaitu
kebijakan harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering panen, harga beras pembelian pemerintah dari Bulog, pengadaan beras oleh Bulog, dan jumlah rumah
tangga penerima raskin. Efektifitas kebijakan pemerintah diukur dari tercapainya tujuan kebijakan
dalam Gambar 23 diatas, dengan kata lain kebijakan pemerintah efektif apabila tujuan tercapai. Disamping itu, kebijakan pemerintah perlu dianalisis terhadap
kesejahteraan masyarakat, yang diukur dari besarnya surplus produsen dan konsumen. Besarnya surplus produsen dan konsumen memberikan informasi
tentang siapa dan berapa besar manfaat dari suatu kebijakan, khususnya kebijakan perberasan. Instrumen kebijakan perberasan merupakan variabel eksogen yang
mempengaruhi variabel endogen, disisi lain, side effects merupakan variabel endogen.
3.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian yaitu: 1.
Implementasi kebijakan perberasan seperti bantuan benih langsung, pupuk bersubsidi, perbaikan jaringan irigasi, harga pembelian pemerintah efektif
pada tingkat petani. 2.
Kebijakan perberasan efektif terhadap peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan dan stabilisasi ekonomi.
3. Kebijakan perberasan meningkatkan kesejahteraan produsen dan
konsumen.
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data terdiri dari data time series dan cross section. Data time series dari bulan Maret 2005- September 2009, sejak diberlakukannya Inpres No 2 tahun
2005 sampai dikeluarkannya Inpres No 8 Tahun 2008 yang diberlakukan pada Tanggal 1 Januari 2009. Sumber data time series yaitu Badan Pusat Statistik,
Departemen Pertanian, Perum Bulog, Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi BMKG, dan lembaga
lain yang mensuplai data perberasan nasional. Data cross section diperoleh dengan melaksanakan survey di tingkat Kelompok Tani.
Semua data harga yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data riil. Data harga dideflasi dengan indeks harga konsumen dengan bulan dasar yaitu
Juni 2008 dengan tujuan menghilangkan pengaruh inflasi.
4.2 Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dengan purposive sampling, yaitu sentra produksi padi di Indonesia. Tabel 15 menunjukkan delapan sentra produksi padi
dengan produksi melebihi 2 juta ton per tahun. Pulau Jawa merupakan lumbung beras di Indonesia, dengan produksi padi mencapai 9-10 juta ton setiap tahunnya
yaitu Jawa Tinur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Provinsi Sumatera Utara merupakan penghasil padi terbesar di pulau Jawa
setelah provinsi Sulawesi Selatan, dengan produksi mencapai 3 274 061 ton, dengan peringkat 5 dari provinsi yang menjadi sentra padi di Indonesia. Tabel 16
menunjukkan kabupaten yang menjadi sentra produksi di Sumatera Utara, berdasarkan luas panen padi sawah. Kabupaten Serdang Bedagai menempati
peringkat ke tiga dalam luas panen di provinsi Sumatera Utara, tetapi produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya, yaitu 46.09
kwintal per ha. Tabel 15. Daerah Sentra Produksi Padi di Indonesia tahun 2008
ton No
Propinsi Produksi Padi per Tahun
R 1
Jawa Timur 10 357 203
1 2
Jawa Barat 10 077 625
2 3
Jawa Tengah 9 066 180
3 4
Sulawesi Selatan 3 874 266
4 5
Sumatera Utara 3 274 061
5 6
Sumatera Selatan 2 883 991
6 7
Lampung 2 341 418
7 8
Sumatera Barat 2 017 582
8 Sumber: BPS, 2008a, R: Ranking
Lokasi penelitian pada tingkat kecamatan yaitu kecamatan yang memiliki luas panen padi sawah terbesar. Tabel 17 menunjukkan kecamatan sentra produksi
pada masing-masing kabupaten, dimana kecamatan Sei Rampah memiliki luas panen sawah terbesar dibandingkan kecamatan lainnya di provinsi Sumatera
Utara. Luas panen di kecamatan Sei Rampah 17 238 ha dengan produksi padi mencapai 84 766 ha.
Tabel 16. Sentra Produksi Padi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008 No Kabupaten Luas
Panen ha
Produksi ton
Rata-rata Produksi
kwha 1
Simalungun 73 928
339 669 45.95
2 Langkat
73 042 318 207
43.56 3
Serdang Bedagai 72 618
334 675 46.09
4 Deli Serdang
71 732 329 291
45.91 5
Tapanuli Selatan 67 942
306 182 45.07
6 Labuhan Batu
62 374 269 947
43.28 Sumber: BPS, 2008b.
Tabel 17. Sentra Produksi Padi Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008
No Kecamatan Luas Panen
ha Produksi
ton Rata-rata
Produksi kwha
1 Kabupaten Simalungun
1.1 Kecamatan Tanah Jawa 1.2 Kecamatan Hutabayu Raja
1.3 Kecamatan Pematang Bandar 1.4 Kecamatan Hatondukan
1.5 Kecamatan Jorlang Hataran 73 928
9 959 9 260
7 143 6 127
5 816 339 669
56 310 52 422
40 108 34 702
32 084 45.95
56.54 56.61
56.15 56.64
55.17
2 Kabupaten Langkat
2.1 Kecamatan Secanggang 2.2 Kecamatan Gebang
2.3 Kecamatan Tanjung Pura 2.4 Kecamatan Babalan
2.5 Kecamatan Sei Bingei 73 042
11 135 7 910
7 225 6 168
5 839 318 207
58 055 42 430
35 150 33 805
37 160 43.56
52.10 53.60
48.70 54.80
63.60
3 Kabupaten Serdang
Bedagai 3.1 Kecamatan Sei Rampah
3.2 Kecamatan Perbauangan 3.3 Kecamatan Tebing Tinggi
3.4 Kecamatan Dolok Masihul 3.5 Kecamatan Pantai Cermin
72 618 17 238
13 839 10 041
8 916 6 650
334 675 84 766
62 826 49 218
43 098 32 875
46.09 49.17
45.40 49.01
49.33 49.43
4 Kabupaten Deli
Serdang 71 732
329 291 45.91
5 Kabupaten Tapanuli
Selatan 5.1 Kecamatan Batang Angkola
5.2 Kecamatan Angkola Timur 5.3 Kecamatan Angkola Barat
5.4 Kecamatan Batang Toru 5.5 Kecamatan Sayurmatinggi
67 942 6 290
5 106 4 240
4 121 3 834
306 182 30 525
25 995 20 967
20 675 19 599
45.07 48.53
50.91 49.45
50.17 51.12
6 Kabupaten Labuhan
Batu 6.1 Kecamatan Kualuh Hilir
6.2 Kecamatan Panai Hilir 6.3 Kecamatan Kualuh Leidong
6.4 Kecamatan Panai Tengah 6.5 Kecamatan Kualuh Selatan
62 374 17 064
9 303 8 192
5 288 4 477
269 947 78 238
42 238 37 421
24 256 20 666
43.28 45.85
45.78 45.68
45.87 46.16
Sumber: BPS 2008 c, BPS 2008 d, BPS 2008 e, BPS 2008 f dan BPS 2008 g. Keterangan: Dalam Deli Serdang dalam Angka 2008 tidak ada Data per Kecamatan
Kecamatan Sei Rampah mempunyai enam desa sentra produksi padi, dengan 59 kelompok tani. Responden penelitian yaitu pengurus kelompok tani
dengan jumlah 30 orang 50 persen dari jumlah kontak tani. Metode penentuan sampel ditentukan dengan purposive sampling, seperti yang ditunjukkan Tabel 18,
dimana desa dengan jumlah kelompok tani yang lebih besar, jumlah sampel kontak taninya lebih besar. Pemilihan Kontak tani sebagai sampel karena
memiliki ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman diatas rata-rata dari anggota kelompok tani lainnya. Jumlah kelompok tani antara desa Pematang Ganjang dan
Sei Rejo masing-masing 16 kelompok tani, tetapi jumlah sampel berbeda. Jumlah sampel di desa Pematang Ganjang lebih banyak dari Sei Rejo, dengan
pertimbangan kehadiran kontak tani merespon undangan PPL untuk kegiatan penelitian yang dilakukan.
Tabel 18. Metode Penentuan Sampel Penelitian di Kecamatan Sei Rampah Tahun 2009
No Nama Desa
Sentra Padi
Jumlah Kelompok
Tani Jumlah
Kontak Tani Jumlah
Sampel Kontak tani
Ket 1 Pematang
Ganjang 16
16 9
2 Sei Rejo
16 16
7 2 3 Pematang
Pelimpahan 8
8 4
4 Sei Rampah
7 7
3 5 Silau
Rakyat 5
5 4 3
6 Sungai Parit
7 7
3 Jumlah
59 59
30 5
Sumber: Penyuluh Pertanian Lapangan PPL Kecamatan Sei Rampah Diolah. Keterangan : Lima Kontak Tani berhalangan sehingga diwakili oleh Sekretaris Kelompok Tani
Penelitian dilakukan sekitar bulan Mei-Juli 2009, pada dua musim tanam yaitu Musim Kering MK 2008 dan Musim Hujan MK 2008. Sebelum
melakukan survey kepada Kontak Tani, terlebih dahulu dilakukan pra survey, melalui kunjungan langsung ke daerah penelitian, diskusi dengan dinas pertanian,