Kerangka Berpikir Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teori

Efektifitas kebijakan perberasan apabila tujuan kebijakan seperti peningkatan pendapatan, peningkatan ketahanan pangan dan stabilisasi ekonomi tercapai. Gambar 23 menunjukkan indikator yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan antara lain: 1 luas areal panen, 2 produktifitas, 3 produksi padi, 4 harga pupuk bersubsidi, 5 kadar air gabah, 6 nilai tukar petani padi, 7 harga gabah kering panen, 8 indeks harga diterima petani padi dan 9 indeks harga dibayar petani padi. Indikator yang berhubungan dengan peningkatan ketahanan pangan antara lain: 1 produksi beras, 2 tersedianya benih, 3 persediaan beras masyarakat, 4 persediaan beras Bulog, 5 persediaan akhir beras di Bulog, 6 persediaan akhir beras pemerintah, 8 surplus beras, dan 9 persediaan beras domestik. Sedangkan indikator stabilisasi ekonomi terdiri dari 1 harga beras di pengecer, 2 penyaluran beras Bulog, 3 penyaluran beras pemerintah, 4 penyaluran beras Raskin, 5 harga impor beras, dan 6 harga beras pembelian Pemerintah dari Bulog. Instrumen kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terdiri dari kebijakan sarana produksi pertanian saprodi terdiri dari HET pupuk bersubsidi, kebutuhan pupuk bersubsidi, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi. Kebijakan lainnya yaitu kebijakan harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering panen, harga beras pembelian pemerintah dari Bulog, pengadaan beras oleh Bulog, dan jumlah rumah tangga penerima raskin. Efektifitas kebijakan pemerintah diukur dari tercapainya tujuan kebijakan dalam Gambar 23 diatas, dengan kata lain kebijakan pemerintah efektif apabila tujuan tercapai. Disamping itu, kebijakan pemerintah perlu dianalisis terhadap kesejahteraan masyarakat, yang diukur dari besarnya surplus produsen dan konsumen. Besarnya surplus produsen dan konsumen memberikan informasi tentang siapa dan berapa besar manfaat dari suatu kebijakan, khususnya kebijakan perberasan. Instrumen kebijakan perberasan merupakan variabel eksogen yang mempengaruhi variabel endogen, disisi lain, side effects merupakan variabel endogen.

3.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian yaitu: 1. Implementasi kebijakan perberasan seperti bantuan benih langsung, pupuk bersubsidi, perbaikan jaringan irigasi, harga pembelian pemerintah efektif pada tingkat petani. 2. Kebijakan perberasan efektif terhadap peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan dan stabilisasi ekonomi. 3. Kebijakan perberasan meningkatkan kesejahteraan produsen dan konsumen.

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data terdiri dari data time series dan cross section. Data time series dari bulan Maret 2005- September 2009, sejak diberlakukannya Inpres No 2 tahun 2005 sampai dikeluarkannya Inpres No 8 Tahun 2008 yang diberlakukan pada Tanggal 1 Januari 2009. Sumber data time series yaitu Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Perum Bulog, Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi BMKG, dan lembaga lain yang mensuplai data perberasan nasional. Data cross section diperoleh dengan melaksanakan survey di tingkat Kelompok Tani. Semua data harga yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data riil. Data harga dideflasi dengan indeks harga konsumen dengan bulan dasar yaitu Juni 2008 dengan tujuan menghilangkan pengaruh inflasi.

4.2 Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dengan purposive sampling, yaitu sentra produksi padi di Indonesia. Tabel 15 menunjukkan delapan sentra produksi padi dengan produksi melebihi 2 juta ton per tahun. Pulau Jawa merupakan lumbung beras di Indonesia, dengan produksi padi mencapai 9-10 juta ton setiap tahunnya yaitu Jawa Tinur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Provinsi Sumatera Utara merupakan penghasil padi terbesar di pulau Jawa setelah provinsi Sulawesi Selatan, dengan produksi mencapai 3 274 061 ton, dengan peringkat 5 dari provinsi yang menjadi sentra padi di Indonesia. Tabel 16 menunjukkan kabupaten yang menjadi sentra produksi di Sumatera Utara, berdasarkan luas panen padi sawah. Kabupaten Serdang Bedagai menempati peringkat ke tiga dalam luas panen di provinsi Sumatera Utara, tetapi produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya, yaitu 46.09 kwintal per ha. Tabel 15. Daerah Sentra Produksi Padi di Indonesia tahun 2008 ton No Propinsi Produksi Padi per Tahun R 1 Jawa Timur 10 357 203 1 2 Jawa Barat 10 077 625 2 3 Jawa Tengah 9 066 180 3 4 Sulawesi Selatan 3 874 266 4 5 Sumatera Utara 3 274 061 5 6 Sumatera Selatan 2 883 991 6 7 Lampung 2 341 418 7 8 Sumatera Barat 2 017 582 8 Sumber: BPS, 2008a, R: Ranking Lokasi penelitian pada tingkat kecamatan yaitu kecamatan yang memiliki luas panen padi sawah terbesar. Tabel 17 menunjukkan kecamatan sentra produksi pada masing-masing kabupaten, dimana kecamatan Sei Rampah memiliki luas panen sawah terbesar dibandingkan kecamatan lainnya di provinsi Sumatera Utara. Luas panen di kecamatan Sei Rampah 17 238 ha dengan produksi padi mencapai 84 766 ha. Tabel 16. Sentra Produksi Padi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008 No Kabupaten Luas Panen ha Produksi ton Rata-rata Produksi kwha 1 Simalungun 73 928 339 669 45.95 2 Langkat 73 042 318 207 43.56 3 Serdang Bedagai 72 618 334 675 46.09 4 Deli Serdang 71 732 329 291 45.91 5 Tapanuli Selatan 67 942 306 182 45.07 6 Labuhan Batu 62 374 269 947 43.28 Sumber: BPS, 2008b. Tabel 17. Sentra Produksi Padi Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 No Kecamatan Luas Panen ha Produksi ton Rata-rata Produksi kwha 1 Kabupaten Simalungun 1.1 Kecamatan Tanah Jawa 1.2 Kecamatan Hutabayu Raja 1.3 Kecamatan Pematang Bandar 1.4 Kecamatan Hatondukan 1.5 Kecamatan Jorlang Hataran 73 928 9 959 9 260 7 143 6 127 5 816 339 669 56 310 52 422 40 108 34 702 32 084 45.95 56.54 56.61 56.15 56.64 55.17 2 Kabupaten Langkat 2.1 Kecamatan Secanggang 2.2 Kecamatan Gebang 2.3 Kecamatan Tanjung Pura 2.4 Kecamatan Babalan 2.5 Kecamatan Sei Bingei 73 042 11 135 7 910 7 225 6 168 5 839 318 207 58 055 42 430 35 150 33 805 37 160 43.56 52.10 53.60 48.70 54.80 63.60 3 Kabupaten Serdang Bedagai 3.1 Kecamatan Sei Rampah 3.2 Kecamatan Perbauangan 3.3 Kecamatan Tebing Tinggi 3.4 Kecamatan Dolok Masihul 3.5 Kecamatan Pantai Cermin 72 618 17 238 13 839 10 041 8 916 6 650 334 675 84 766 62 826 49 218 43 098 32 875 46.09 49.17 45.40 49.01 49.33 49.43 4 Kabupaten Deli Serdang 71 732 329 291 45.91 5 Kabupaten Tapanuli Selatan 5.1 Kecamatan Batang Angkola 5.2 Kecamatan Angkola Timur 5.3 Kecamatan Angkola Barat 5.4 Kecamatan Batang Toru 5.5 Kecamatan Sayurmatinggi 67 942 6 290 5 106 4 240 4 121 3 834 306 182 30 525 25 995 20 967 20 675 19 599 45.07 48.53 50.91 49.45 50.17 51.12 6 Kabupaten Labuhan Batu 6.1 Kecamatan Kualuh Hilir 6.2 Kecamatan Panai Hilir 6.3 Kecamatan Kualuh Leidong 6.4 Kecamatan Panai Tengah 6.5 Kecamatan Kualuh Selatan 62 374 17 064 9 303 8 192 5 288 4 477 269 947 78 238 42 238 37 421 24 256 20 666 43.28 45.85 45.78 45.68 45.87 46.16 Sumber: BPS 2008 c, BPS 2008 d, BPS 2008 e, BPS 2008 f dan BPS 2008 g. Keterangan: Dalam Deli Serdang dalam Angka 2008 tidak ada Data per Kecamatan Kecamatan Sei Rampah mempunyai enam desa sentra produksi padi, dengan 59 kelompok tani. Responden penelitian yaitu pengurus kelompok tani dengan jumlah 30 orang 50 persen dari jumlah kontak tani. Metode penentuan sampel ditentukan dengan purposive sampling, seperti yang ditunjukkan Tabel 18, dimana desa dengan jumlah kelompok tani yang lebih besar, jumlah sampel kontak taninya lebih besar. Pemilihan Kontak tani sebagai sampel karena memiliki ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman diatas rata-rata dari anggota kelompok tani lainnya. Jumlah kelompok tani antara desa Pematang Ganjang dan Sei Rejo masing-masing 16 kelompok tani, tetapi jumlah sampel berbeda. Jumlah sampel di desa Pematang Ganjang lebih banyak dari Sei Rejo, dengan pertimbangan kehadiran kontak tani merespon undangan PPL untuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Tabel 18. Metode Penentuan Sampel Penelitian di Kecamatan Sei Rampah Tahun 2009 No Nama Desa Sentra Padi Jumlah Kelompok Tani Jumlah Kontak Tani Jumlah Sampel Kontak tani Ket 1 Pematang Ganjang 16 16 9 2 Sei Rejo 16 16 7 2 3 Pematang Pelimpahan 8 8 4 4 Sei Rampah 7 7 3 5 Silau Rakyat 5 5 4 3 6 Sungai Parit 7 7 3 Jumlah 59 59 30 5 Sumber: Penyuluh Pertanian Lapangan PPL Kecamatan Sei Rampah Diolah. Keterangan : Lima Kontak Tani berhalangan sehingga diwakili oleh Sekretaris Kelompok Tani Penelitian dilakukan sekitar bulan Mei-Juli 2009, pada dua musim tanam yaitu Musim Kering MK 2008 dan Musim Hujan MK 2008. Sebelum melakukan survey kepada Kontak Tani, terlebih dahulu dilakukan pra survey, melalui kunjungan langsung ke daerah penelitian, diskusi dengan dinas pertanian,