Validasi Model METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data

6. Kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering panen realisasi penyaluran pupuk NPK bersubsidi masing-masing 10 persen. 7. Kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering panen, harga beras pembelian Bulog, harga eceran tertinggi pupuk NPK, realisasi penyaluran pupuk NPK dan jumlah rumah tangga penerima Raskin masing-masing 10 persen. 8. Kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering panen 15 persen sedangkan harga beras pembelian Bulog, harga eceran tertinggi pupuk NPK, realisasi penyaluran pupuk NPK dan jumlah rumah tangga penerima Raskin masing-masing 10 persen.

4.9 Surplus Konsumen dan Produsen

Dalam studi ini, alternatif kebijakan untuk menghitung dan menganalisis kesejahteraan produsen dan konsumen diukur dengan surplus produsen dan konsumen pada periode yang diciptakan, sehingga dampak kesejahteraan masyarakat merupakan indikator kebijakan terhadap penentuan arah kebijakan akan dilakukan. Kesejahteraan bersih diperoleh dari selisih surplus produsen dengan surplus konsumen. Dengan memperoleh surplus produsen dan konsumen akan diperoleh informasi apakah kebijakan perberasan bias kepada produsen atau konsumen. Melalui persamaan 137 akan diperoleh surplus produsen padi, dan dengan membagi luas panen padi akan diperoleh surplus produsen padi per ha. Dampak alternatif kebijakan perberasan terhadap perubahan kesejahteraan produsen dan konsumen dihitung berdasarkan rumus berikut Sinaga, 1989 dalam Mulyana, 1998: 1. Perubahan dalam Surplus Produsen Beras: QPITd HGKPs-HGKPd + 12 QPITs-QPITdHGKPs-HGKPd 135 2. Perubahan dalam Surplus Konsumen Beras: QDBTdHBRTd-HBRTs+12QDBTs-QDBTdHBRTd-HBRTs 136 Dimana: QPIT : Produksi Padi 000 Ton QDBT : Jumlah Permintaan Beras 000 Ton HGKP : Harga Gabah Kering Panen RpKg HBRT : Harga Beras di Pengecer RpKg d : Notasi pada nilai simulasi dasar s : Notasi pada simulasi kebijakan V. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERBERASAN 5.1 Implementasi Kebijakan Perberasan di Tingkat Petani: Kinerja dan Perspektif Ke Depan 5.1.1 Karateristik Petani Padi Kecamatan Sei Rampah Tabel 19 menunjukkan karateristik petani berdasarkan luas lahan sawah diusahai dari penjumlahan lahan sawah dimiliki dan disewa. Jumlah petani yang mengusahakan lahan sawah lebih besar dari satu hektar sekitar 43.33 persen dari responden. Kenaikan umur diikuti dengan pengalaman petani dalam berusahatani. Petani pemilik lahan darat di desa Silau Rakyat dan Sungai Parit mengusahai kebun kelapa sawit. Rata-rata luas lahan sawah disewa signifikan dengan lahan sawah dimiliki dan jumlah tanggungan keluarga, tetapi tidak signifikan dengan tingkat pendidikan petani. Tabel 19. Karakteristik Kontak Tani di Kecamatan Sei Rampah Tahun 2009 No Karateristik Petani Strata Luas Pengusaan Lahan Sawah Ha Rataan 0.01- 0.50 0.51- 1.00 1.01- 1.50 1.51- 2.00 2.00 1 Umur Tahun 42.75 45.17 50.00 42.00 50.00 45.34 2 Pengalaman Bertani Tahun 20.50 19.50 23.33 19.80 29.67 21.33 3 Lahan Sawah Dimiliki Ha 0.38 0.56 0.69 1.52 2.33 1.13 4 Lahan Padi Sawah Diusahai Ha 0.40 0.81 1.21 1.92 2.63 1.40 5 Lahan Sawah Disewa Ha 0.02 0.25 0.52 0.40 0.29 0.30 5 Lahan Darat Ha 0.20 0.21 0.16 0.12 1.05 0.18 6 Jumlah Tanggungan Orang 5.00 3.00 5.00 5.00 6.00 5.00 7 Tingkat Pendidikan Orang 7.1 TSD 7.2 SD 7.3 SMP 7.4 SMA 7.5STM 1 3 5 2 5 1 2 3 2 1 1 1 1 2 10 7 12 1 Jumlah Sampel 4 12 6 5 3 30 Sumber: Petani Diolah Luas lahan sawah dimiliki signifikan dengan lahan disewa, artinya kenaikan lahan sawah dimiliki diikuti dengan kenaikan lahan sawah disewa.